Berdasarkan dari data dari WHO, bisa dipastikan kalau kanker paru-paru jarang terjadi pada masyarakat yang kebiasaan merokoknya rendah dan kasus (kanker paru-paru) yang muncul biasanya diakibatkan dengan bertambahnya kebiasaan merokok.
Dari berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, kanker paru-paru hanyalah salah satunya.Bayi dari ibu yang merokok saat kehamilan berat lahirnya lebih rendah 200 sapai 250 gram, dibandingkan yang ibunya tidak merokok. Kematian setelah lahir dan SIDS (sudden infant death syndrome) juga lebih besar.
Perokok pasif juga memiliki beragam efek bagi kesehatan anak, terutama yang berhubungan dengan penyakit pernapasan dan infeksi telinga, paru-paru, dan asma.
Perempuan perokok juga lebih besar tingkat ketidaksuburan dan susah untuk hamil. Perempuan perokok yang hamil biasanya mengalami berbagai kesulitan saat hamil, seperti terpisahnya plasenta dari rahim, dan kelahiran prematur. Riset tambahan atas efek merokok juga menunjukkan kalau perempuan yang merokok lebih besar kemungkinan mengalami dysmenorrhoea (sakit saat menstruasi) dan menopause yang lebih cepat. Rata-rata, perempuan perokok memasuki masa menopause satu sampai dua tahun lebih cepat.
Pada negara-negara berkembang, penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab utama kematian bagi perempuan, dan laki-laki. Perempuan yang merokok bertambah resiko penyakit kardiovaskular, termasuk jantung, stroke, dan subarachnoid haemorrhage (bocor mendadak (perdarahan) dari pembuluh darah di atas permukaan otak).
Perempuan yang merokok juga memperbesar resiko penyakit pernapasan, termasuk bronchitis kronis, sesak napas, dan emphysema (penyakit paru-paru). Resiko bertambah seiring dengan jumlah rokok yang diisap setiap harinya.
1/5 dari kematian yang disebabkan oleh kanker yang merupakan efek merokok. Perempuan yang merokok resiko kankernya lebih tinggi, termasuk kanker paru-paru, mulut, kerongkongan, saluran kencing, pankreas, ginjal, rahim, termasuk leukaemia.
Riset yang dilakukan menunjukkan kalau merokok merupakan faktor penambah resiko kanker paru-paru pada perempuan dan resiko tersebut bertambah seiring dengan durasi dan banyaknya rokok dan sebaliknya berkurang sejak berhenti merokok.
Pada beberapa negara industri, kanker paru-paru menduduki tempat ketiga (setelah kanker payudara dan kanker usus) di antara semua kanker dalam rating pengidap kanker baru dan tempat kedua (setelah kanker payudara) di antara kanker yang menyebabkan kematian. Bagi perempuan yang tinggal di negara berkembang, kanker paru-paru menempati tempat keempat di antara sejumlah kanker, setelah kanker rahim, payudara dan usus, di survey pengidap kanker dan penyebab kematian. Sekitar 379.000 perempuan di seluruh dunia meninggal karena kanker paru-paru di tahun 2004 (laki-laki 940.000), sekitar 12% dari keseluruh kanker penyebab kematian pada perempuan (23% untuk laki-laki). Angka-angka tersebut dipastikan akan bertambah pesat beberapa tahun ke depan, dengan bertambahnya perempuan perokok di dunia.
Resiko kanker rahim juga terbukti lebih tinggi pada perempuan perokok dibanding yang tidak merokok. Walaupun human papilloma virus (HPV) adalah penyebab kanker rahim, tapi pertumbuhan kanker rahim bertambah pada perempuan yang terinfeksi HPV dan merokok.
Riset juga menunjukkan kalau ada hubungan merokok secara aktif dengan kanker payudara, terutama kanker payudara pre menopause. Data yang terkumpul juga menunjukkan bertambahnya resiko leukaemia pada perempuan yang merokok, dibanding yang tidak. Riset yang dilakukan oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) dan Surgeon General of the US menghasilkan data bahwa merokok adalah penyebab acute myeloid leukaemia atau kanker darah.
Walaupun merokok belum dipastikan memiliki efek pengeroposan tulang pada perempuan yang belum menopause atau mendekati menopause, tapi banyak riset yang menunjukkan kalau perempuan menopause yang merokok tingkat kepadatan tulangnya lebih rendah dibanding yang tidak merokok.
Merokok dan depresi juga ternyata sangat berkaitan, walaupun masih sulit untuk dipastikan apakah hubungan tersebut diakibatkan dari efek merokok pada orang yang depresi atau pada faktor lain yang terjadi pada orang yang merokok dan depresi. Karena depresi adalah salah satu penyebab bunuh diri di seluruh dunia dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding laki-laki, hubungan antara merokok dan depresi menjadi salah satu yang harus diperhatikan.
Resiko lainnya yang lebih besar terjadi pada perempuan perokok antara lain, penyakit yang menyerang gusi, kantong empedu, katarak, tukak lambung, dan kerutan pada wajah. Walaupun nggak mengancam jiwa, tapi kondisi cukup mempengaruhi kualitas hidup seorang perempuan.
(data didapat dari WHO)