Titi Sjuman is A Complicated Diva

Fimela Editor diperbarui 20 Mei 2011, 08:50 WIB

Peran sebagai diva di makna yang kedua itulah yang kini sedang digarap di film “Cahaya di Atas Cahaya” dan akan diperankan oleh Titi Sjuman. Istri dari musisi Aksan Sjuman ini, baru memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di ajang Indonesian Movie Awards berkat aktingnya sebagai tenaga kerja wanita di Hongkong dalam film “Minggu Pagi di Victoria Park”, dan kini langsung beralih peran menjadi seorang figur publik berprofil eksklusif dan berkepribadian kompleks.

Titi yang mendapat kehormatan memerankan figur utama, Rayya, dalam sinema layar lebar yang masih dalam proses syuting ini, mengaku bekerja keras dan mencurahkan segenap konsentrasinya untuk bisa total menerjemahkan bagaimana seorang diva itu. Ia ingin menghormati  kesempatan khusus yang diberikan oleh Viva Westi selaku sutradara film ini dan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) sebagai penulis naskah.

“Saya akan merasa sangat terbebani bila nggak bisa memerankan Rayya seperti yang Westi dan Cak Nun mau. Dari pertama kali saya baca naskahnya, saya benar-benar dibikin terkesan karena Cak Nun tega banget menciptakan karakter Rayya dengan naik turun yang drastis,” kisah Titi.

Ya, kekuatan akting Titi di sini memang sangat diuji. Rayya, seorang diva yang misterius, karena mempunyai kondisi emosional yang nggak bisa ditebak sama sekali, dibarengi dengan sikapnya yang judes, galak, dan self-centered.

“Penghayatan karakter Rayya sudah saya aplikasikan sejak proses reading. Saya yang sebenarnya orangnya sangat santai, suka bergaul, namun harus meresapi bagaimana menjadi Rayya yang sangat naik turun, dari yang tadinya senyum lalu tiba-tiba marah. Sehingga, saat datang untuk reading, saya bisa langsung bentak-bentak orang. Semuanya dalam kapasitas untuk memahami karakter Rayya yang diva dan suka ngomong straight to the point, nggak melihat sedang berhadapan dengan siapa. Rayya orangnya juga dingin dan saya yang aslinya ramai, sempat membuat Aksan pun kebingungan karena ini bukan karakter Titi istrinya yang dia kenal,” ujar Titi.

Penafsiran Rayya yang sempurna sebagai diva juga nggak luput dari fokus Titi. Walaupun perempuan berputri satu ini tetap tampil cantik dan menarik, namun Titi harus melakukan berbagai hal perawatan fisik yang mampu membuatnya benar-benar seperti seorang primadona tanpa kekurangan.

"Rayya orangnya juga dingin dan saya yang aslinya ramai, sempat membuat Aksan pun kebingungan karena ini bukan karakter Titi istrinya yang dia kenal,”

“Saya menjalani perawatan rambut, memutihkan gigi, membiasakan mengenakan softlens, bulu mata palsu, dan sepatu hak tinggi. Saya juga khusus mempunyai personal trainer untuk membentuk badan agar sedikit berotot dan terlihat bagus di kamera,” cerita Titi lugas, sambil menyebutkan bahwa sosok Krisdayanti dan Titi DJ adalah figur dari dalam negeri yang dijadikan referensi tentang gambaran seorang diva.

Berbicara tentang filmnya sendiri, “Cahaya di Atas Cahaya” adalah film berkonsep road movie, yaitu plot cerita berfokus di perpindahan lokasi yang berbeda-beda. Makanya, film ini direncanakan akan mengambil lokasi di Jakarta, Indramayu, Yogyakarta, daerah sekitar Jawa lainnya, dan Bali. Titi nanti akan beradu dengan akting dengan Tio Pakusadewo, Arie Dagienkz, Alex Abbad, Masayu Anastasia, dengan rencana mulai syuting pada 23 Mei 2011 mendatang selama satu bulan penuh. Kita nantikan saja bagaimana film ini.

What's On Fimela