Belas Kasihan Emma Watson Untuk Kate Middleton

Fimela Editor diperbarui 13 Apr 2011, 01:30 WIB

Pemeran Hermione Granger di rangkaian film “Harry Potter” ini, tahu benar bagaimana rasanya berada di bawah sorotan, terutama mengenai acara pernikahan Will-Kate yang akan berlangsung tanggal 29 April 2011 mendatang. Segala hal tentang detail hari besar sang calon puteri dan pangeran, terutama di hal fashion, apa yang akan Kate kenakan di hari pernikahannya; menjadi konsumsi publik di seluruh dunia. Belum lagi, diprediksikan oleh Kementerian Inggris bahwa acara pernikahan mereka akan disaksikan oleh dua milyar penonton.

"Poor girl, that must be an incredible amount of pressure. I hope she's enjoying it. Must be intense," ungkap Watson kepada Associate Press mengenai hingar bingar pernikahan terbesar tahun ini tersebut.

Ungkapan itu bukan sembarang Watson ucap, karena ia sendiri tumbuh besar di tengah-tengah kehidupan penuh publisitas. Lebih dari 11 tahun lamanya, publik bisa melihat sendiri bagaimana aktris ini tumbuh dari gadis cilik menjadi perempuan berusia 20 tahun yang anggun dan cantik seperti sekarang, karena jepretan kamera dan agenda wawancara dengan berbagai media menjadi rutinitasnya sejak kecil. Watson merasakan bagaimana cecaran media mengenai siapa yang menjadi pacarnya, baju apa yang dipakainya, atau akan membintangi iklan apa dia. Bahkan, perihal ia membabat habis rambutnya menjadi international headlines, and she can’t help it.

"Poor girl, that must be an incredible amount of pressure. I hope she's enjoying it. Must be intense,"

Bisa dibilang, sejak keterlibatannya untuk membintangi film berdasarkan novel karangan J.K. Rowling tersebut, kehidupan Watson, beserta sesama co-star-nya, Daniel Radcliffe dan Rupert Grint, banyak dihabiskan di studio film.Seperti karakter Hermione yang ia perankan, Watson juga adalah seorang pribadi yang gemar belajar, dengan pilihannya untuk mempelajari seni liberal di Brown University, Rhode Island, pada tahun 2009. Namun sayang, menjadi movie star sekaligus mahasisiwi adalah dua hal yang berat dan membuat stres, karena ia harus berpindah-pindah antara Inggris dan Amerika Serikat untuk menjalani kedua perannya tersebut. Dan, keputusan untuk mengambil time off dari perkuliahan agar bisa fokus di pekerjaan showbiz-nya, diambil Watson agar kualitas berkariernya nggak merosot, and it’s so not Watson if not being perfectionist.

"I just knew I was going to be beating myself up because I wasn't going to be able to be doing the best that I knew that I could at school or in my job. If I'd been getting B's or C's, I would've been really upset,” ujarnya memberi alasan tentang keputusannya meninggalkan bangku kuliah.