F: Sebagai seseorang yang pekerjaannya berhubungan erat dengan mobil, kamu punya berapa mobil?
Rifat: Mobil drifting mau ada dua, sports car ada dua, service car ada dua, tapi itu semua kebutuhan untuk support team, kalau untuk pakai jalan-jalan cuma ada dua.
F: Sebagai seorang awam, masih sering bias antara istilah drifting dan rally. Perbedaannya apa?
Rifat: Drifiting itu lahir dari pereli-pereli Jepang yang tidak mempunyai lahan karena area Jepang kecil, melampiaskannya di jalan raya, sehingga balap-balapan di jalan raya tapi tetap memakai teknik rally. Drifiting dianggap balapan semi profesional karena komposisinya 50% entertainment, dan sisanya pure competition dengan penentuan pemenang subjektif hasil keputusan juri, bukan berdasarkan catatan waktu tercepat. Jadi nikungnya seberapa bagus diukur oleh juri. Lain dengan rally yang memang ditentukan dari siapa yang tercepat. Di tahta motor sport, rally juara 1 yang paling susah karena semua tantangan kita hadapi, mulai dari lumpur, salju, debu, macam-macam. Rally benar-benar turun ke alam dan nasib kita semua kita sama ketika masuk ke hutan.
F: Selain sibuk ngurusin rally, kamu lagi sibuk apa lagi?
Rifat: Saya terpilih menjadi Road Safety Ambassador. Ini merupakan program dari UNESCO yang melihat tingginya angka kecelakaan di jalan raya pada umur 14-25 tahun dengan angka 1,3 juta orang per tahun. Tugas saya adalah mengedukasi mereka untuk meredam emosi saat menyetir. Untuk di negara lain, duta kampanye ini adalah Michelle Yeoh, Schumacher, Hamilton. Terpilihnya aku untuk di Indonesia melalui FIA (Federation Internationale de l'Automobile) yang bekerjasama dengan PBB. Dari kedua yayasan itu, turun ke ASN, lembaga sports management di masing-masing negara, untuk di Indonesia adalah IMI, dan di situlah terlihat siapa yang terpopuler. Untuk di roda empat saya yang terpilih dan Harlan Fadillah dari roda dua. Kita berdua punya tugas masing-masing yang mulai minggu ini di sekolah-sekolah. Posisi saya di sini bukan guru, tapi teman yang lebih banyak tahu tentang menyetir.
F: Sebenarnya rally di Indonesia ada regenarasinya?
Rifat: Ada, tapi lambat, karena banyak yang menganggap olahraga tidak bisa menjadi profesi. Padahal untuk di rally sendiri tidak ada batas umur. Saya selalu menerapkan kemauan, komitmen, konsisten, sehingga bisa tetap berprestasi di bidang ini sampai sekarang
F: Pengamatan FIMELA.com, untuk seseorang yang sudah 16 tahun berkutat di dunia rally, kamu seperti kebanjiran piala. Memang menyimpan semua piala?
Rifat: Saya malah baru aja membuang 30-40 buah piala lama. Perasaannya bebas, rumah bersih hahaha... Bukannya tidak menghargai, tapi biasanya dari satu kejuaraan itu ada juara kelas dan juara umum, saya menyimpan piala yang dari juara umum saja agar menghemat tempat.
F: Beralih ngomongin yang lain, gimana menyinkronkan pekerjaanmu yang padat dengan Sissy?
Rifat: Memang seperti ini pekerjaan saya dan Sissy mengerti Di beberapa negara yang tidak terlalu jauh Sissy berusaha ikut. Rencananya Agustus nanti setelah aku rally di New Zealand, kita mau lakuin hal yang sama seperti tahun lalu, yaitu mau sewa caravan dan jalan-jalan keliling Australia.
F: Kehidupan pernikahan bagaimana?
R: Sangat menarik, karena saya dan Sissy adalah dua orang dengan latar belakang yang berbeda. Saya dan dia ngobrol di frekuensi yang beda, tapi topiknya bisa dimengerti satu sama lain. Kita juga saling mengatur jadwal agar tidak menggangu terapi hormon yang sedang dijalani, karena kita udah kepengen banget punya anak. Dan saya baru aja menularkan hobi saya yaitu mencari mobil-mobil kuno dan sekarang malah dia yang lebih semangat, segala macam garasi mobil tua diliatin sama dia hahaha..
F: Kamu bilang kalau kalian adalah dua pribadi yang berbeda. Bagaimana cara kalian saling mengenal?
Rifat: Beruntung saya punya pasangan seperti Sissy yang sangat terbuka. Ketika saya siang malam ngomongin mobil, dia akan langsung mengingatkan untuk ganti topik omongan lain. Dan, Sissy alhamdulillah juga mau beristirahat dulu dari kegiatannya untuk kepentingan terapi hormon agar tidak kelelahan dan dia mau masuk ke lingkungan saya. Teman-teman saya sekarang teman-teman Sissy juga.
Tiba-tiba Rifat memberhentikan obrolan dan memanggil salah satu asistennya untuk mengambil suatu barang di bagasi mobilnya. Dengan tampang jahil dia berbisik, “Cucian belum dikeluarin,”.
F: Untuk sejauh ini bagaimana perkembangan terapi hormonnya?
Rifat: Masih dijalani dengan sabar. Banyak masa naik turun, but it’s OK. Yang pasti deg-degannya beda sekarang. Kalau dulu deg-degan positif, sekarang kalau negatif kecewa hahaha... Tapi kita berdua menganggap ini sebuah perjalanan karena membuat anak itu bukan sistem, tapi ada unsur anugerahnya juga. Kalau sistemnya sudah jalan tapi anugerahnya belum ada, nggak dapat juga. Kita sudah di tahap ikhlas namun tetap melakukan yang terbaik.
F: Lalu, apa yang biasanya kalian lakukan di rumah?
Rifat: Sissy lagi senang memasak buat saya. Sudah banyak masakannya yang berhasil enak, tapi kita nggak tahu namanya apa karena bahan yang ada di dapur aja kita masukin semua hahaha... Saat ini kita sedang tinggal di apartemen kecil yang hanya terdiri dari 1 kamar dan 1 lemari baju yang tidak besar. Kita sedang senang-senangnya bebagi dan itu, kembali lagi, terus saling meng-explore sifat dan kepribadian masing-masing. Semoga secepatnya akan ada anak-anak yang meramaikan rumah kami.