Harus diakui jaman sekarang nggak mudah untuk mencari kerja di Jakarta. Nggak sedikit lulusan perguruan tinggi ternama dengan IPK tinggi menjadi pengangguran saat mereka lepas dari dunia kampus.
Beruntunglah kamu yang bisa langsung terjun ke dunia kerja saat lulus kuliah dan bisa bertahan selama bertahun-tahun. Apalagi kamu yang bisa diangkat menjadi pegawai tetap di sebuah perusahaan, merupakan rezeki yang patut disyukuri. Nggak banyak lho, perusahaan yang mau mengangkat pekerjanya menjadi pegawai tetap. Karena lebih 'murah' untuk hire pegawai kontrak.
Namun, apa jadinya saat sudah mengabdi bertahun-tahun di sebuah perusahaan, tapi kamu nggak mengalami kemajuan yang signifikan dalam hal jabatan dan gaji? Apakah kamu harus terus bertahan atau mencari sesuatu yang lebih baik?
“Saya akan pindah jika nggak ada perubahan selama 5 tahun kerja. Saya tidak suka sesuatu yang stagnan,” ujar Nia, karyawan di sebuah perusahaan asuransi. Sementara Fitri, Marketing Senior di perusahaan penerbit, “Saya akan stay walaupun 5 tahun nggak ada perubahan. Saya agak khawatir susah dapat kerja lagi karena umur saya sudah hampir kepala empat.” Kedua pernyataan dari pembaca FIMELA.com membuktikan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi orang dalam mengambil keputusan soal bertahan atau mencari peluang lain.
Kami pun menemui seorang pakar karir, Alexander Sriewijono, untuk meminta pendapatnya tentang masalah ini. Alex mengatakan bahwa saat ini generasi yang ada dalam dunia kerja terbagi menjadi dua, yakni generasi X dan generasi Y. Generasi Y adalah generasi yang lahir setelah tahun 80-an dan generasi X adalah generasi yang lahir sebelumnya. Menurut Alex, biasanya generasi Y cenderung lebih suka mencari sesuatu yang baru karena berbagai faktor di lingkungan sangat mempengaruhi pikiran mereka. Mereka cenderung “iri” melihat rumput tetangga yang lebih hijau dan senang terhadap perubahan. Sedangkan, generasi X cenderung lebih “setia” pada pekerjaan mereka.
“Berbicara tentang perubahan saya jadi teringat dengan istilah resolusi yang sering kita dengar belakangan ini. Banyak orang yang terjebak dengan berpikir bahwa resolusi adalah sebuah target untuk mencapai posisi dan gaji tertentu dalam bekerja. Kita harus sadar bahwa keputusan untuk mencapai tujuan atau resolusi dalam dunia kerja tidak sepenuhnya berada di tangan kita, karena masih ada atasan sebagai penentu keputusan. Keputusan kenaikan gaji dan pemenuhan kebutuhan yang kita inginkan dalam pekerjaan sangat bergantung kepada Si Bos. Saya ingin mengajak semua orang berpikir bahwa seharusnya resolusi lebih dari sekadar posisi. Dan tujuan bekerja jangan cuma gaji dan posisi belaka, tapi yang lebih penting adalah ilmu dan pengalaman yang bisa kamu dapatkan selama bekerja.” Alex menjelaskan.
Dan kamu tentunya harus bertanya pada diri sendiri, motivasi untuk mencapai posisi atau gaji tertentu berdasarkan apa? “Apakah kamu sudah cukup pantas untuk memperoleh yang kamu inginkan? Apakah kamu sudah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik? Apakah kamu sudah memberikan lebih dari yang diminta? Jika kamu sudah melakukan itu semua, tapi nggak ada perubahan, move! It’s your career! Perjuangkan apa yang memang seharusnya kamu dapatkan,” Alex memberi saran.
Alexander Sriewijono: http://dailymeaning.com/en/