Happy Days: Bikin Hidup Lebih FUN!

Fimela diperbarui 01 Mar 2011, 08:05 WIB

Saya nggak berharap setiap hari seperti pesta yang menyenangkan, tapi sudah beberapa saat ini rasanya hidup super hambar. “Kerjaan, anak, tagihan,” begitu keluhan saya ke sahabat. “Rasanya hidup saya cuma mikirin itu aja.” Saya merasa stuck setiap malam, pusing memikirkan esok. “You need more fun,” katanya. “Coba cari kegiatan yang hanya untuk kamu. Misalnya ambil kelas masak. Apa saja.”

Tapi kalau mikirin waktu dan uang yang terbatas, saya nggak terbayang bisa melakukan hal di luar tugas-tugas keseharian. Jadi, daripada mengubah rutinitas, saya berusaha mengambil sisi menyenangkan dari keseharian tersebut. “Dengan ‘menyuntikkan’ fun dalam kegiatan sehari-hari, kamu bisa merasa memegang kendali akan hidupmu dan lebih menikmati dirimu sendiri,” kata A. Insan seorang psikolog di daerah Cikini.

Saya menemukan cara yang lebih bijaksana untuk mencari kesenangan, menggantikan kebiasaan yang bikin down dengan perilaku positif dan menjadi lebih bahagia – tanpa harus ambil kelas memasak.

Pembunuh Kesenangan: Menunda

Walaupun saya jarang sekali lewat deadline (kecuali sakit, lho) saya suka sekali menunda. Mencari ide untuk menulis itu bisa bikin stres, dan ini memang pekerjaan saya, yang artinya HARUS dilakukan. Menunda membuat saya dibebani oleh tugas dan pekerjaan.

Fun Fix

Saat saya menceritakan masalah ini pada psikolog A. Insan, dia menyarankan agar saya menghadapi setiap tugas dengan pikiran terbuka. “Daripada berasumsi kalau suatu pekerjaan akan sulit dikerjakan, kamu harus mencoba dan melihat apa yang kamu rasakan.” Di depan laptop kesayangan, saya memaksa diri untuk mencari kesenangan dari pekerjaan saya, yaitu bisa menciptakan sesuatu, kata saya pada diri sendiri. Membuat diri sendiri mendengarkan kata hati, saya seperti harus berteriak, memaksa dan terasa aneh. Tapi semakin sering saya melakukannya, semakin terbiasa, dan saat saya melihat pekerjaan dan tugas-tugas sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi diri, they grow more fun. Selain itu, saat selesai bekerja untuk hari ini, saya berhenti pada satu titik dimana untuk pekerjaan esok hari, saya tinggal melanjutkan saja. “Kamu akan lebih mudah beristirahat di malam hari saat tahu besok pekerjaan sudah setengah jalan,” kata A. Insan.

 

Pembunuh Kesenangan: Lupa Istirahat

Saya orang yang stuck dengan keharusan/tugas. Pada waktu bersenang-senang dengan anak, saya memandangnya sebagai tugas untuk membuat mereka senang. Pemikiran untuk bersantai sejenak sendirian terasa terlalu egois (dan nggak mungkin!) seperti jalan-jalan ke Maroko.

Fun Fix

Dengan mencoba menggunakan waktu secara produktif, saya seperti menolak untuk menikmati hidup. “Pikiran perlu istirahat, sama halnya dengan tubuh,” kata A. Insan. Saya melihat, browsing blog fashion dan situs favorit sebagai ‘guilty pleasure’. Tapi menurut A. Insan, nggak ada yang namanya ‘guilty pleasure’ – it’s all just pleasure! Dengan mengistirahatkan otak, kamu membebaskan otak untuk bisa memikirkan ide baru yang segar dan bekerja lebih efektif. Dia menganjurkan untuk menyisihkan beberapa kali waktu (sekitar 15 menit) di siang hari dan setengah jam di malam hari untuk bersantai sesuka hati tanpa harus merasa bersalah. ‘Break’ hedonis seperti main game di iPad atau mandi lebih lama, bisa me-recharge saya, sehingga bisa menyelesaikan tugas dengan batere baru.

 

Pembunuh Kesenangan: Pikiran Negatif

Saya punya kecenderungan terlalu terfokus dengan masalah yang timbul setiap hari dan kewajiban – susah nyuruh anak bikin peer, kemacetan, lemari dan kamar berantakan. Fokus pada hal yang negatif membuat saya merasa terbebani.

Fun Fix

Daripada terlalu fokus pada kekesalan, A. Insan menyarankan saya untuk berusaha untuk memikirkan hal-hal yang bisa tercapai dengan baik, sekecil apapun kemenangan tersebut: baca buku baru, nonton serial favorit, tertawa bareng sahabat, sepiring rujak. “Kalau kamu memandang kesenangan kecil sebagai sesuatu yang penting dan menghargainya, akan susah untuk merasa ‘miskin’ fun,” jelas A. Insan. Begitu saya mulai untuk memperhatikan pada hal-hal yang baik dan menyenangkan, saya mulai merasa sangat bersyukur pada momen-momen yang bisa menghiasi – bahkan sebenarnya selalu menghiasi – hari-hari saya. And it is fun!

 

 

 

 

 

What's On Fimela