How to Deal… with In-Laws

Fimela diperbarui 25 Jan 2011, 08:43 WIB

Kalau mereka mengkritik caramu mengurus rumah…

Jawab langsung. Kamu mungkin tergoda untuk meminta pasangan mem-backup pendapatmu, tapi lebih baik nggak. Karena bisa jadi pasangan malah berpikir kalau hal ini di luar kuasanya.

Jujur. Kalau mengurus rumah bukan prioritas utama, go ahead and tell her/him. Tapi kalau keluhannya nggak jelas atau hal yang sama diulang terus, bisa jadi ada maksud lain dari, “Aduh, lemarinya banyak debu.”

Sebelum kamu balas menjawab, ingat, bisa jadi dia nggak sadar sudah menyinggung perasaanmu. People often don’t realize that what they’re doing or saying is hurting someone. Coba jawab dengan, “Ibu, mungkin Ibu nggak sadar kalau perasaanku terluka dan bingung kalau Ibu menyinggung tentang lemari yang berdebu, padahal lemarinya dibersihkan tiap hari.”

Kapan Punya Anak…

Maklumi. Hal ini memang urusanmu dan pasangan, tapi mereka orangtua biasa yang pastinya excited dengan kemungkinan akan punya cucu. Coba jawab dengan, “Kita paham kok, kalian pengen cucu.” Bisa saja mereka bertanya tanpa maksud apa-apa, tapi kalau pun iya, kamu bisa jawab, “Jangan kuatir – kalian yang pertama kami kabari.”

Pasangan Anak Kesayangan…

Figure out why it bothers you. Apakah mertua melakukan sesuatu yang seakan dia masih menganggap kalau pasanganmu masih kecil (membelikan underwear, atau memprotes gaya rambutnya)? Masalah dengan mertua sering kali berasal dari ketidaksengajaan satu pihak dan kesensitifan pihak lain. Tergantung pada cara penyampaian dan penerimaan.

Tindakan mertua mungkin nggak sepantasnya, coba pikirnya kenapa hal itu mengganggumu. Apakah kamu merasa terancam? Bicarakan yang kamu rasakan dengan pasangan – tugas pasangan untuk memberitahu ibunya kalau kalian cukup dewasa untuk mengurus diri sendiri.  Kalau masih saja terjadi, put yourself in her shoes. Empati adalah bagian penting dalam setiap hubungan. Bisa saja mertua melakukan ini karena takut kehilangan perhatian sang anak. Kalau kita punya empati pada seseorang, kita nggak akan merasa terancam.

Kalau Mertua Nggak Cocok Dengan Orangtuamu…

Separate the sides. Lebih baik kamu dan pasangan berbicara dengan para orangtua secara terpisah. Bilang kalau kalian mengerti mereka nggak bisa jadi sahabat dengan tapi kalian akan cukup bahagia kalau minimal mereka bersikap baik satu sama lain.

Di acara keluarga, lebih baik jangan satukan para orangtua dalam satu tempat. Misalnya kalau acara ulang tahun, you might celebrate on two separate nights. Pada Hari Raya, pastikan ada cukup banyak tamu sehingga mereka nggak stuck menghadapi satu sama lain. Jangan lupa kalau mereka juga orang dewasa. Jika sampai ada satu kesempatan dimana mereka semua harus hadir – ulangtahun anak – jangan merasa harus bertanggungjawab atas tindakan mereka. Misalnya mereka memberikan ultimatum (“Kalau mereka datang, kita nggak akan muncul”), jawab singkat dengan, “Sayang sekali.”

Kalau Ayah Mertua Membuat Pasangan Kesal…

Support your husband. Kamu memang ikut tersinggung mendengar sindiran ayah mertua kepada pasangan, tapi reaksimu jangan langsung membalas dan membela pasangan. Coba bicarakan dulu pada pasangan dan sampaikan dukunganmu. Kemudian, kalian berdua bisa membicarakan hal tersebut dengan ayah mertua.

Jika situasinya mereka berdua nggak bicara sama sekali, coba jadi penengah. Jangan menyerang. Tanyakan kepada ayah mertua apakah kalian boleh membahas masalah ini. Biasanya orang lebih mau mendengarkan jika sebelumnya dimintakan ijin dulu.

Kalau Mereka Mengatur Bagaimana Mengurus Anak…

Dengarkan apa yang mereka katakan. Respon terbaik adalah “Itu ide yang bagus.” Tidak mengiyakan atau membantah. Di sisi lain, jangan langsung menolak nasihat karena asalnya dari mereka. Bisa saja mereka tahu hal-hal yang belum kamu ketahui (dan mereka sudah berhasil membesarkan suamimu). Coba bayangkan kalau nasihat tersebut datang dari sahabatmu.

Bisa juga malah kamu yang datang duluan meminta nasihat. Biasanya, para mertua cuma pengen dilibatkan. Coba tanyakan, sehingga saat mereka menawarkan nasihat, terlihat seperti pendapat, bukan kritik.

Nggak Peduli Aturan Yang Berlaku Untuk Anak…

Pegang aturan yang ada. Dengan nggak menuruti aturanmu, mertua malah memberikan pesan yang salah dan membingungkan buat anak. Kamu dan suami bisa mengatakan kepada mertua kalau mereka nggak ikut menuruti aturan, artinya mereka nggak menganggap otoritas kalian. Coba letakkan dalam konteks aturan diberlakukan untuk mendidik anak, dan yang penting adalah what’s best for your kids. Kalau kamu bilang nggak boleh permen, nggak boleh kasih mainan pistol, then none of that can happen. Kalau tetap terjadi, jaga agar anak nggak sendirian saja dengan mertua.

Kalau Mereka Memanjakan Cucu…

Beri batasan. Misalnya suka memberikan hadiah mahal. Pastikan mereka bertanya dulu kepadamu boleh atau tidaknya. Jelaskan apa yang terjadi jika mereka tetap memberikan hadiah mahal, misalnya akan disumbangkan. Kalau memanjakan dengan perlakuan, larang dengan sopan tapi tegas.

 

in the end, kembali lagi dengan cara menghadapi. Asal dengan kepala dingin, empati dan niat baik, semuanya akan baik-baik saja. Good luck!