No More Bad Breath!

Fimela diperbarui 24 Okt 2011, 03:59 WIB

Halitosis (nama ilmiah dari napas tak sedap) bisa disebabkan oleh apa yang kita makan atau yang tidak kita makan. Halitosis bisa mempengaruhi kehidupan sosial kita. Nggak mau kan, dijauhi orang karena napas tak sedap? Mari kita telusuri penyebab halitosis dan cara mengatasinya.

Pada banyak kasus, napas tak sedap berasal dari mulut. Intensitasnya pun berbeda-beda. Karena bisa disebabkan oleh makanan, berat badan yang berlebihan atau obesias, merokok, dan konsumsi alkohol. Karena mulut tidak terekspos udara dan nggak aktif selama tidur, bau mulut biasanya bertambah parah pada saat bangun. Kalau jenis ini, biasanya bisa dihilangkan dengan makan, menggosok gigi, flossing, atau berkumur dengan mouthwash. Halitosis yang kronis, yaitu dengan kondisi yang lebih serius bisa memberikan pengaruh negatif pada kepribadian, hubungan sosial dan pekerjaan, dan bisa mengakibatkan nggak percaya diri serta stres.

Halitosis bisa berasal dari: kuman atau bakteri yang terdapat di lidah, mulut, gusi yang tidak sehat, hidung, tonsil, esophagus; masalah pencernaan; penyakit seperti penyakit gigi, sinus, diabetes atau penyakit hati atau ginjal.

Keju, kopi, bawang merah dan bawang putih merupakan beberapa ‘penjahat’ napas tak sedap. Terutama dua yang terakhir karena mengandung zat yang diserap oleh aliran darah dan dikeluarkan lewat paru-paru lama setelah dimakan. Untuk halitosis yang disebabkan oleh makanan, menyikat gigi dan rajin flossing, makan peterseli, mengunyah sugarless gum atau mints adalah solusi yang efektif.

Penyebab lainnya, diet rendah karbo yang terlalu ekstrim. Diet ini menyebabkan halitosis karena tubuh nggak punya cukup banyak karbohidrat untuk dibakar jadi energi. Kalau perubahan pola makan nggak bikin napasmu segar, coba temui dokter, karena bisa berasal dari penyakit.

Cara penanggulangan:

1. Membersihkan permukaan lidah dengan lembut dua kali sehari adalah cara paling efekif. Gunakan pembersih lidah atau sendok teh yang dibalik. Hindari penggunaan sikat gigi, karena bulu sikat malah bisa menyebarkan bakteri di mulut.

2. Makan sarapan yang sehat. Pilih makanan yang agak kasar; seperti bangkuang, pir, brokoli; karena bisa membantu membersihkan bagian belakang lidah.

3. Permen karet. Karena mulut kering bisa meningkatkan penumpukan bakteri dan menyebabkan atau menambah buruk napas tak sedap, menguyah permen yang tidak mengandung gula bisa membantu produksi saliva, dan mengurangi napas tak sedap. Saliva atau air liur, membersihkan bakteri pada mulut, mengandung anti bakteri dan memancing aktivitas mekanik yang membantu membersihkan mulut. Mengunyah kayu manis, peterseli adalah pilihan tradisional.

3. Berkumur dengan mouthwash sebelum tidur. Ada dua pendapat tentang penggunaan mouthwash, sebelum atau sesudah menggosok gigi. Yang pertama disarankan untuk berkumur sebelum menggosok gigi, karena mouthwash bisa membuat plak dan partikel di dalam dan di antara gigi lebih mudah terlepas, sehingga setelah digosok gigi menjadi lebih bersih. Yang kedua, berkumur sesudah menggosok gigi karena lebih efektif untuk membersihkan mulut setelah plak dan partikel kotoran terbuang.

4. Menjaga kebersihan oral, termasuk membersihkan lidah, menyikat gigi, flossing setiap hari serta mengunjungi dokter gigi secara teratur. Flossing sangat penting karena bisa menghilangkan sisa makanan yang membusuk dan plak di antara gigi, terutama pada gusi.

 

 

What's On Fimela