Fimela.com, Jakarta Lenggok dara 22 tahun itu begitu ceria, memanggul payung berwarna merah membawakan tarian khas Betawi. Pada kaosnya terpampang kertas bertuliskan sebuah nama, Suci, lengkapnya Suci Patia Brajamusti. Senyum Suci Patia, putri Gatot Brajamusti, merekah kala ia melakoni sesi latihan menari untuk Abang None Jakarta 2018.
Suci Patia Brajamusti adalah anak sulung dari pasangan Gatot Brajamusti dan Dewi Aminah. Sebagaimana diketahui, orangtua Suci pada akhir Agustus 2016 silam harus berurusan dengan hukum karena kedapatan menyalahgunakan narkoba bersama beberapa temannya di sebuah hotel di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Getir itu seakan telah hilang pada permukaan. Di antara lelahnya, tersungging senyum dan tawanya begitu lepas saat melakukan latihan demi latihan bersama puluhan temannya.
"Maaf ya mas menunggu lama. Tadi penjurian langsung latihan nari untuk final Abang None 2018. Ya, aku sebagai finalis mewakili Jakarta Selatan," sapanya penuh tata krama ketika menghampiri tim Bintang.com yang menunggunya hingga sekira jam 10 malam di Kantor Walikota Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Menurut Suci, mewakili Jakarta Selatan ada 30 finalis yaitu 15 Abang dan 15 None. Bermacam latihan juga telah dilakoni sejak tanggal 11 Maret lalu. "Pagi sampai siang kuliah, lalu sorenya langsung menjalani latihan. Seru sih, latihan nari, public speaking, dan lainnya," imbuhnya.
Kesibukan yang super padat memang hampir dilakoni Suci setiap harinya. Ia tercatat masih berstatus sebagai mahasiswa Universitas Indonesia Program Studi Filsafat. Selain sibuk mengejar aktivitas belajar yang beberapa waktu lalu tertinggal, Suci juga tengah menyusun sebuah novel berjudul Sweet Falls.
Sebelumnya, gadis manis ini juga telah merilis novel perdananya berjudul Silver Linings pada 9 September 2017 silam. "Novel yang kedua insyaallah terbit bulan Juni-Juli. Setelah selesai Abang None ini saya langsung edit novel kedua. Judulnya Sweet Falls. Itu tentang romansa dewasa aja. Gak ada sangkut pautnya ama papa," tutur Suci Patia.
Kesibukan tersebut layaknya sebuah pelarian dari kondisinya terkait kasus-kasus yang membelit sang ayah. Dengannya seolah Suci ingin menghapus masalah yang tengah dihadapi keluarganya. Namun, persangkaan ini ditampik tegas oleh Suci Patia.
"Bukan pelarian sama sekali. Aku ga nganggep masalah pada papa itu masalah berat dalam hidupku ya. Ya udah, pelajaran aja. Ya aku jalani aja. Semua kejadian ga selamanya berat kok. Dengan kejadian papa banyak sekali ketemu orang baru, hasilkan karya, lebih deket ke adik-adik. Sama sekali bukan pelarian," tegasnya.
Justru apa yang dilakukan Suci merupakan sebuah cara untuk membangkitkan rasa percaya diri serta menaikkan harkat dan derajat keluarga setelah apa yang menimpa. Ia tak mau terpuruk dan berharap bisa membuktikan siapa dirinya selain dikenal sebagai anak dari Gatot Brajamusti.
"Mungkin gak bisa ngebersihin nama papaku, namun seenggaknya bisa ngebuktiin biarpun papanya begitu, anak-anaknya bisa berhasil. Naikin nama keluarga juga," imbuhnya.
Dengan ragam hal yang menyita waktunya, Suci harus meninggalkan untuk sementara kebiasaan selama ini yaitu menjenguk sang ayah di hotel prodeo. Rindu? Tentu saja. Karena biar bagaimanapun Suci merupakan anak yang masih memerlukan sosok ayah.
"Kangen dan sedih lah, aku ngerasa bersalah ketika papa nanyain. Kesannya aku kejar karir. Sibuk bikin buku atau apa. Sampai lupa ama papa. Pengennya nemenin ya," tukas Suci Patia.
Bakti Suci Patia pada Gatot Brajamusti
Roda kehidupan memang berputar demikian cepatnya. Berada di atas dan di bawah terkadang bisa terjadi kapan saja. Demikian halnya Suci Patia yang semula kehidupannya nyaman-nyaman saja, lalu harus berurusan dengan gerombolan orang yang membencinya.
Mereka tak segan melontarkan ujaran-ujaran penuh kebencian, menggugat, bahkan menghujatnya. Ya, hal itu dikarenakan Suci merupakan anak dari Gatot Brajamusti, Ketua PARFI terpilih yang akhirnya harus mendekam di balik jeruji besi.
"Tiba-tiba banyak komentar negatif di Instagram aku. Padahal selama ini aku kan ga punya musuh, tiba-tiba banyak yang begitu. Orang-orang langsung ngaitin aku ke papa," kata Suci Patia mengingat kembali kisah cobaan hidup yang harus dijalani keluarganya.
Dari setiap penuturannya, Suci terlihat begitu tegar. Banyak sekali sunggingan senyum dan tawa manis yang dipersembahkannya sebagai saksi bahwa jiwanya begitu besar dalam menghadapi masalah tersebut.
Suci tak ingin terpuruk. Ia mencoba bangkit justru ingin membuktikan ada sisi baik dari seorang Gatot Brajamusti, pria yang selama ini dianggap sebagai ustaz gadungan, pelaku pemerkosaan dan pelecehan seksual, juga penyalahguna narkoba.
Menjadi bagian dari Abang None Jakarta adalah satu caranya unjuk prestasi, juga kelihaiannya mengolah kata menjadi sebuah novel. Suci ingin terus berkarya pada hal-hal positif demi menunjukkan bakti kepada orang tuanya.
"Kasus papa gak buat drop atau malu., malah pengen nunjukin ke orang-orang, aku bisa berkarya dengan kondisi papaku seperti ini. Aku gak akan bisa ubah imej papaku di luar sana, tapi seenggaknya ada sedikit orang yang melihat, oiya, papaku punya kebaikan di satu sisi. Mendidik terbaik bagi anak-anaknya," ucap Suci mengingat ketika ayahnya tak mau mengambil rapor jika ia tak meraih peringkat pertama.
Nama belakang Brajamusti akan terus menjadi pengingat bagi masyarakat siapa Suci Patia. Kemungkinan adanya tudingan negatif sampai teror bisa didapati kapan saja. Namun Suci menerima. Tak ada penyesalan secuil pun pada dirinya karena dikenal sebagai anak dari Gatot Brajamusti.
"Gak (menyesal) sama sekali. Aku tetap ngelihat sosok papa adalah figur ayah aja. Karena apa yang ayah tunjukkan pada orang dan ke anak-anak itu beda banget. Kalau ada orang bilang ya karena anaknya belain. Ya emang iya, karena sebagai anaknya, yang ngelihat keseharian dia di rumah, tahu banget. Kalau urusan ayah ama orang lain, terserah kalian mau bilang ustaz cabul atau pengedar narkoba dan lainnya. Itu hak kalian. Kita gak bisa mengubah perspektif orang. Sementara ketika saya melihat dia sosok ayah yang baik, itu hak saya," tukas Suci Patia.
Suci Patia: Aku Menikah Mungkin Tanpa Papa
Kasus pidana Gatot Brajamusti masih terus bergulir. Dua kasus yaitu narkoba dan tindak asusila telah divonis, sementara untuk kasus satwa liar dan kepemilikan senjata api belum final. Sebagai anak, Suci Patia sudah membayangkan bagaimana kehidupannya kelak.
Beberapa fase penting dalam kehidupannya bakal dilalui tanpa kehadiran sang ayah. Ia menghitung ayahnya akan mendekam di dalam penjara sampai beberapa tahun lamanya. "Yang terbayang nanti mungkin aku kalau wisuda, nikah, itu gak bisa disaksikan papa," ujarnya.
Menurut Suci, Gatot sendiri sudah pasrah dengan hidupnya sekarang ini. Bahkan ketika dirinya harus menjalani sisa hidupnya di dalam penjara. "Papa juga udah pasrah kalau misalkan harus menjalani sisa hidupnya di dalam, yaudah. Dan ya lillahita'ala," kata Suci.
Baik Suci dan keluarga memang telah berusaha pasrah menjalani segala sesuatunya. Satu hal yang diyakini olehnya adalah di balik kesulitan selalu ada kemudahan. Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian yang dialami manusia.
Every cloud has a silver lining. Ya, mengutip judul novel Silver Linings yang ditulisnya, Suci seakan ingin menegaskan, pada setiap mendung selalu ada garis bersinar di permukaannya, bahwa di setiap sesuatu yang paling buruk sekalipun akan selalu ada nilai positifnya.
Di balik kesedihannya, Suci masih bersyukur ketika ayahnya ditegur oleh Yang Maha Kuasa saat umur 54 tahun. Ia berpikir bahwa sang ayah masih diberikan kesempatan bertaubat sebelum masa tuanya.
"Coba kalau di umur 65 ya," tuturnya.
Saling menguatkan, itulah yang terjadi pada keluarga Gatot Brajamusti. Sebagai anak tertua, Suci justru mendapatkan amanah dari sang ayah untuk mengurus keluarga. Kepadanya, Gatot menitipkan ibu beserta dua adiknya.
"Semoga bisa jalani apapun di depan, kita semua satu keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan. Yakin namanya hidup naik turun. Jadi apapun yang terjadi di depan semoga semua baik-baik saja," tandas Suci Patia. Selanjutnya: Kasus-kasus Gatot Brajamusti dan Artis Wanita yang Terseret