Kata Perempuan: Setuju Cuti Bersama Saat Lebaran 2018 Diperpanjang?

Lanny Kusuma diperbarui 04 Mei 2018, 17:01 WIB

Fimela.com, Jakarta Libur lebaran menjadi sebuah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam, khusunya di Indonesia. Bagaimana tidak, momen cuti bersama di libur lebaran ini kerap dimanfaatkan untuk mudik alias pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga.

Ngomong-ngomong soal cuti bersama di lebaran 2018, pada 18 April lalu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, membuat kesepakatan yang tertuang dalam Perubahan Surat Keputusan Bersama (SKB) libur nasional dan cuti bersama tahun 2018.

What's On Fimela
Ilustrasi Kalender (Sumber Foto: cloudfront.net)

Dalam surat tersebut diputuskan jika cuti bersama saat libur lebaran ditambah sebanyak tiga hari. Bukan tanpa alasan, keputusan ini diambil pemerintah, dengan harapan bisa mengurai kemacetan di jalan saat musim mudik.

“Dengan ditambahnya cuti bersama, Pemerintah berharap dapat mengurai kemacetan di jalan dan para pemudik mempunyai waktu lebih banyak untuk bersilaturahim dengan keluarga di kampung halaman,” ujar Menko PMK Puan Maharani di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta (18/4), dikutip dari laman Liputan6.

Terkait penambahan libur cuti bersama saat lebaran ini, nantinya akan memotong jatah cuti tahunan yang didapat oleh karyawan swasta sebanyak tiga hari. Sedangkan untuk PNS tidak akan dikenakan pengurangan jatah cuti tahunan.

Keputusan itu pun kemudian menuai pro dan kontra, terlebih bagi para pengusaha yang merasa dirugikan dan mendapatkan kesempatan untuk bersuara terkait keputusan tersebut.

Lalu bagaimana ya pendapat perempuan soal penambahan jatah libur cuti bersama di lebaran 2018? Kamu termsuk yang setuju?

2 dari 3 halaman

Setuju Libur Cuti Lebaran Ditambah

Meski sudah diputuskan, namun keputusan penambahan libur bersama cuti lebaran kini rencananya tengah direvisi, terkait keberatan yang disampaikan oleh para pengusaha yang dianggap dapat merugikan mereka.

"Kebiasaan jelek, memutuskan nasib seseorang tapi orangnya tidak diajak ngomong. Ini kan konyol," tegas Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani.

Ilustrasi kemcetan di tol Palimanan saat momen mudik lebaran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Terkait hal tersebut, Bintang.com pun mencoba mengumpulkan pendapat para perempuan dari berbagai latar belakang, profesi dan usia. Dari para pekerja perempuan yang bekerja di pemerintahan dan perusahaan swasta, sebagian besar mengatakan jika mereka setuju dengan penambahan cuti bersama tersebut.

Mereka menyebut, jika momen mudik lebaran memerlukan waktu yang lebih panjang untuk dihabiskan bersama keluarga. Selain itu, waktu tempuh yang panjang juga membuat mereka setuju dengan keputusan pemerintah di atas.

"Akan butuh lebih banyak waktu untuk menuju kampung halaman, karena mudik itu sama aja kayak mindahin kemacetan Jakarta dan kota2 besar lainnya, ke kota yang dituju. Jadi, sebenarnya kita akan lebih banyak menghabiskan waktu di jalanan daripada di tempat keluarga / kampung halaman. Itulah mengapa, seharusnya cuti lebaran itu ditambah, untuk menghabiskan waktu menuju kampung halaman dan untuk berada di kampung halaman," - Ayu Welirang.

3 dari 3 halaman

Tak Setuju Jatah Cuti Dipotong

Meski sempat setuju jika libur cuti bersama saat lebaran ditambah, namun ada sebuah kekecewaan dari para perempuan yang bekerja di perusahaan swasta, di mana mereka terpaksa harus kehilangan jatah cuti tahunannya sebanyak tiga hari karena keputusan tersebut.

Ilustrasi Kalender (Sumber Foto: ep.jhu.edu)

"Kalau akhirnya jatah cuti tahunan malah dikurangi, saya pribadi sih kecewa, karena kita nggak pernah tahu akan ada kejadian apa di depan dan jatah cuti seringnya digunakan untuk keperluan darurat. Kalau penambahan cuti bersama ini malah mengurangi jatah cuti tahunan, saya nggak setuju, mending kembali ke peraturan sebelumnya," - Denisa.

Terkait pemotongan jatah cuti tahunan, para perempuan menyarankan agar sebaiknya hal itu kembali dimusyawarahkan dan dicari jalan yang terbaik, agar tak membuat banyak orang merasa dirugikan.