Fimela.com, Jakarta Usia pernikahan Pongki Barata dan Sophie Navita lebih dari 15 tahun. sejak menikh hingga hari ini, biduk rumah tangga mereka cukup harmonis. Tak pernah gosip miring menerpa rumah tangga mereka. Tak berlebihan jika mereka disebut sebagai pasangan selebritas harmonis.
"Saya selalu mencoba melakukan sesuatu secara sederhana, nggak ada yang saya tutup-tutupi," ujar lelaki kelahiran Pontianak, 16 November 1977 itu saat berbincang dengan Bintang.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/5/2018) malam.
Pongki mencontohkan, jika ia ingin mentraktir Sophie sementara uangnya tak mencukupi, maka ia mengubahnya dengan sesuatu yang sederhana.
"Kalau mau liburan ke luar negeri, sementara secara finansial nggak mencukupi, maka kami mengubahnya dengan cara berlibur di luar kota atau di dalam kota," jelas lelaki bernama asli Stefanus Pongki Tri Barata. "Nggak usah-susah, nggak njelimet, dan nggak ada yang ditutup-tutupi," lanjut Pongki.
Namun, jika mereka memiliki rezeki yang lebih, maka ia akan mewujudkan keinginannya yang tertunda tersebut, seperti liburan ke luar negeri. Dalam rumah tangga, menurut vokalis The Dance Company ini, finansial, waktu, dan perasaan harus bisa diatur.
"Mana yang prioritas, maka yang bukan. Sesuatu yang prioritas, maka itu yang lebih didahulukan. Dalam berumah tangga, ngga bisa menggelinding begitu aja," kata Pongki Barata yang saat ini bersama Sophie Navita dan anak-anaknya tinggal di Bali.
What's On Fimela
powered by
Pilih Jalur Pendidikan Homeschooling
Sementara itu, terkait pendidikan anak-anaknya, Rangga Namora Putra Barata dan Radya Tuaro Putra Barata, Pongki Barata dan Sophie Navita memilih jalur pendidikan homeschooling. Ide tersebut berawal datang dari Sophie dan Pongki menyetujui ide tersebut. Pongki menilai, homeschooling cocok bagi anak-anaknya.
"Saya yang mengajar. Saya ingin anak-anak saya mendapat pendidikan yang terbaik, bukan sekolah yang terkenal," tutur Pongki.
Sebagai guru bagi anak-anaknya, mantan vokalis Jikustik ini harus menyediakan waktu yang cukup. Peran orang tua sangat penting untuk keberhasilan dalam pendidikan. Ia beralasan, karena pada ujungnya ia tak sekadar memberikan pelajaran, tapi juga membangun karakter anaknya.
"Kalau mereka merasa kelelahan, biasanya saya meminta untuk tidur. Ya, sekitar 45 menit. Setelah itu, saya bangunkan. Kadang-kadang saya juga membelikan mereka es krim. Intinya, temenin aja. Jangan ajari mereka menyerah," papar Pongki.
Dengan homeschooling, menurut Pongki, ia punya waktu lebih banyak bersama anak-anaknya. Ia bisa bertemu mereka setiap hari.
Pertemuan dan Pernikahan
Pertemuan pertama Pongki Barata dengan Sophie Navita terjadi di TVRI pada 2000. Saat itu Sophie datang untuk mewawancarainya. Ia datang bersama pacarnya.
Beberapa waktu kemudian, ia bertemu lagi dengan Sophie di sebuah klinik gitar. Tak berhenti di situ, mereka pun bersua kembali dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta. Suatu kali Sophie mengirimkan pesan pendek menanyakan lagu 'Tak Ada yang Abadi' yang diciptakan pada 2002.
"Dari situ saya deketin dia. Kamu juga ketemu lagi saat syuting sinetron. Kami kemudian berpacaran selama enam bulan hingga akhirnya kami memutuskan untuk menikah. "Saya nggak mau dia diambil orang lain," cetus Pongki tergelak.
Selain bisa membuatnya ke jalan yang lebih baik, hal lain yang disukai Pongki terhadap Sophie, karena ia suka belajar.
"Belajar tentang makanan sehat, senang menulis buku, suka musik, belajar make up, belajar buat donat. Intinya, dia suka belajar," kata Pongki merinci.
Pongki Barta dan Sophie Navita menikah pada 1 Maret 2003. Acara pemberkatan pernikahan berlangsung di sebuah gereja di Blok B, kawasan Jakarta Selatan. Kini, 15 tahun berlalu, mereka bercita-cita untuk membesarkan anak-anaknya secara maksimal dan berbisnis. "Semua itu akan kami menikmati di hari tua," tandas Pongki.