My Beauty Diary: Pengalaman Disulam Alis!

Fimela Editor diperbarui 17 Mei 2013, 12:00 WIB
Proses selanjutnya adalah pembuatan pola dengan pensil alis. Dari hasil perbincangan tadi, Anggie dan saya sepakat untuk membuat alis yang cukup tebal dengan ujung yang tak terlalu lengkung. Ini disesuaikan dengan masukan dari saya tentang tulang alis sebelah kanan yang lebih tinggi, sehingga selalu kesulitan menyeimbangkan alis. Kurang dari lima menit, Anggie sudah mendapatkan model alis yang sesuai dengan keinginan saya dan cocok secara pengamatannya sebagai ahli. Untuk mendapatkan hasil maksimal, Anggie juga menyarankan kamu yang ingin sulam alis agar menyiapkan waktu kurang lebih dua jam. Ini dimaksudkan agar kamu tenang untuk menunggu giliran dan sesi pengerjaan sulam alis. As you know, Anggie adalah pembuat sulam alis sangat full booked saat ini, jadi jangan heran kalau ketika mendatangi studionya kamu akan menemui antrian cukup panjang, bahkan bila datang di waktu pagi sekalipun!
Bergerak menuju tahap ketiga, saya akhirnya memasuki tahap anestesi. Inilah proses terpenting yang membuat sulam alis katanya sakit dan mengerikan tinggal mitos. “Beda tempat beda metode. Bila kamu membuat sulam alis di sini, rasa sakit pada saat pengerjaan tak akan ada karena pengerjaannya mengikuti metode yang terpercaya dan teruji. Saran saya, hentikan penggunaan obat kulit dari dokter sehari sebelumnya. Ini agar kulit dalam kondisi netral dan tidak sensitif,” jelas Anggie. Anestesi yang dimaksud di sini bukan berbentuk suntikan seperti umumnya bedah, lho. Di bagian alis hanya akan dioleskan krim khusus, lalu ditutup dengan plastik bening agar lebih cepat meresap. Dengan anestesi ini, rasa sakit akan mampu diredam hingga 95 persen. Diamkan selama 15 menit dan proses pembuatan pola dengan jarum sudah bisa dilakukan.
Dan benar seperti yang dijanjikan oleh Anggie, proses pengerjaannya memang tak sakit! Ilustrasinya, seperti kamu mencabut alis dengan pinset, tapi dengan sensasi yang lebih smooth dan jarang. Selain berkat anestesi tadi, sulam alis sangat jauh berbeda dengan tato. Sulam alis hanya akan dilakukan di lapisan kulit paling atas dengan memasukkan tinta henna herbal. Selain itu, sulam alis mempertahankan bulu alis asli yang kamu miliki, untuk kemudian diisi dengan arsiran sulam. Dengan menggunakan jarum berdiameter sangat kecil dan kecepatan alat yang cepat, percayalah, alismu akan dibuat bagus, bukan malah dirusak. Beda dengan tato alis yang mencukur habis semua bulu, sehingga membuat hasilnya seperti spidol alis, bukan frame wajah. Oh ya, sebelum memulai sesi pembuatan pola ini, Anggie pasti akan memperlihatkan kepada klien bahwa semua alat, khususnya jarum, yang akan dipakai adalah baru. Jadi, faktor higienis dan aman tak perlu diragukan lagi.
Begitu pola sudah jadi, kini saatnya mengisi dengan arsiran alis. Inilah yang membedakan sulam alis ke dalam beberapa jenis, seperti 2D, 3D Full, bahkan 6D! “Menurut saya itu hanya soal ketebalan. Sulam alis 2D adalah pewarnaan berupa shading, sehingga hasilnya hanya seperti memakai pensil alis tanpa efek serat. Sementara, sulam alis 3D dibuat menyerupai serat rambut asli sehingga bulu alis tampak berisi secara natural. Untuk jenis 3D Full, serat alis dibuat lebih banyak, sehingga bulu alis terkesan menumpuk dan membuatnya terlihat lebih penuh dan tebal. 3D Full ini di beberapa tempat dinamakan 6D, jadi sebenarnya hanya perbedaan nama berdasarkan perbedaan tempat. Khusus untuk sulam alis dari Brow Studio, saya biasanya akan memberikan klien 3D Full dengan ketebalan warna yang disesuaikan dengan kemauan klien. Makanya, di proses ini kamu akan dibekali cermin untuk rutin memeriksa apakah hasil arsiran sudah sesuai dengan keinginan,” urai Anggie.
Dan inilah hasilnya, my very first big brows! Kurang lebih 40 menit, alis yang tadinya berbentuk pola, sudah terwujud ke dalam bentuk arsiran alis yang tampak nyata. Untuk kamu yang pertama kali melakukan ini, hasil sulam alis memang terlihat sedikit asing. Tapi tenang saja, itu wajar menurut Anggie. "Di hari keempat, sulam alis akan mengelupas. Yang terkelupas sebenarnya bukan kulit, tapi kelebihan tinta yang nggak terserap kulit, lalu menggumpal, mengering, dan mengelupas.Setelah proses pengelupasan selesai, warna sulam alis biasanya akan berkurang hingga 30 persen dan jadi terlihat lebih alami,” jelasnya. Untuk lebih jelasnya, kamu juga bisa mendapatkan banyak fakta tambahan tentang sulam alis di www.sulamalis.com serta Instagram @anggierassly dan @sulamalisdotcom. Saya pun dibuat tenang dengan penjelasan Anggie, karena pada awalnya memang sedikit khawatir kalau alis saya akan permanen seperti ini. “Tunggu sampai empat hari kemudian dan lihat bedanya,” janji Anggie. 
Lalu, apa yang berubah dari rutinitas kecantikan setelah saya melakukan sulam alis? Banyak. Yang paling utama adalah memangkas cukup banyak waktu berdandan saya yang biasanya akan banyak berkutat di pembuatan alis. Pengelupasan juga benar terjadi di hari keempat dan menghasilkan alis yang sangat alami di hari kelima. Bahkan setelah pengelupasan tersebut, rekan sekerja tak menyangka kalau alis baru saya adalah sulam alis, karena terlihat sangat alami. Well, it’s a purely compliment! Tak sabar rasanya bertemu lagi dengan Anggie untuk sesi retouch. Ya, retouch memang disarankan untuk dilakukan dalam kurun waktu dua minggu hingga sebulan setelah sulam alis, karena layer alis yang telah disulam bisa dikoreksi dengan lebih mudah dan pergantian sel-sel kulit sudah selesai. Kini, saya bisa keluar rumah tanpa harus berlama-lama merapikan alis. Saya pun jadi punya ekstra waktu untuk melakukan hal lain. For sure, sulam alis memang sebuah opsi yang nggak mengecewakan untuk menyempurnakan penampilan.Brow Studio by Anggie Rassly: Jl. Gunawarman No. 57 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 0811 1890 283