Yoga, Jadi Solusi Cantik ala Wanda Hamidah

Fimela Editor diperbarui 06 Mar 2013, 12:00 WIB
Sebelum sesi pemanasan ditutup, Wanda memperlihatkan kekuatan perutnya dengan melakukan gerakan Boat Pose. Dalam posisi duduk, Wanda perlahan mengangkat kedua kaki hingga sempurna membentuk huruf V. Kunci dari Yoga, termasuk ketika melakukan gerakan yang tampak mudah tapi sebenarnya menantang ini, adalah tak lupa melakukan deep breath dan mengeluarkannya secara perlahan. “Selain melatih otot perut, pose ini juga memperkuat tulang belakang. Itu sebabnya, bentuk tubuh Wanda senantiasa tegap dan lurus,” kata Fajar.
Inilah sisi Wanda yang tak bayak diketahui banyak orang, yaitu ia senang hal-hal yang menantang, termasuk untuk Yoga yang sudah ditekuninya selama 10 tahun secara on-off. “Yoga itu memang olahraga yang tenang dan low impact, tapi sebenarnya sangat memecut jiwa adventurous. Gerakan yang dianggap susah dan advanced, saya coba terus hingga bisa dikuasai,” aku Wanda. Itu terbukti dari keahliannya untuk melakukan Humble Warrior dimana dari posisi berdiri dan bertopang pada satu sisi kaki, perlahan-lahan dahi ditempelkan ke lantai. “Gerakan ini berfungsi untuk menguatkan kaki dan memberikan peregangan pada bahu. Wanda dengan segala aktivitasnya yang banyak, mengaku tak mudah lelah bila rutin Yoga. Gerakan ini jadi salah satu agenda rutin kami untuk ketahanan fisiknya,” tambah Fajar.
Selanjutnya adalah King Pigeon Pose. Wanda lebih suka menjalani rutinitas Yoga bersama Fajar yang juga adalah sahabatnya, dan ia menyukai pose untuk couple ini. Karena, posenya membuka bahu dan dada, sehingga semua otot badan bagian atas tertarik dan menghilangkan semua rasa penat dan pegal dari semua aktivitas yang dijalankannya. “Bekerja di dunia politik itu sangat membutuhkan ketahanan fisik dan mental. Saya nggak boleh mudah terpancing dengan orang lain. Yoga inilah yang menjadi sanctuary saya untuk sejenak merehatkan diri dari hiruk pikuk berbau politik,” ceritanya. Fajar menambahkan kalau pose ini menstimulasi organ-organ yang terletak di bagian dada dan perut. “Jantung, paru-paru, liver, dan organ lainnya, terstimulasi untuk bekerja lebih baik berkat gerakan ini,” jelasnya.
Wanda sudah menyinggung soal stress pada pekerjaannya tadi. Makanya, Fajar tak lupa menuntunnya untuk Headstand atau biasa disebut juga Sirsasana. “Saya memang masih harus dibantu untuk Headstand dengan sempurna, tapi ketika kaki sudah berada di atas dan kepala menjadi penopang tubuh, rasanya penat di kepala langsung hilang. Walaupun, tampang saya sampai merah menahan bobot tubuh, hahaha…” cerita Wanda. Headstand memang menjadi gerakan Yoga yang menarik, karena tubuh melawan gravitasi dan terputar balik. Headstand sangat ampuh untuk menghilangkan stress yang memang biasanya bertumpu di kepala, serta menguatkan bahu dan tulang belakang. Selain itu, perut dan abodiminal organs pun makin diperkuat bila rutin mempraktekkan Headstand. Tak heran, walau sudah tiga kali hamil dan melahirkan, perut wanda sangat ramping dan kencang.
Selain perut, yang kentara terlihat dari penampilan fisik Wanda adalah lengannya yang toned. Biar ia sudah memasuki usia 35 tahun, namun ia tampak bugar dan segar. Rahasianya, adalah kefasihan Wanda untuk menuntaskan gerakan Handstand variation dengan bertumpu pada salah satu kaki untuk menjadi pondasinya meliukkan sisi lain kakinya. Pose inilah yang diakui Fajar menjadi latihan memperkuat lengan Wanda hingga jauh dari kondisi bergelambir. “Untuk perempuan, ini juga sangat berguna karena mencegah osteoporosis, apalagi Wanda yang sudah berkali-kali hamil dan melahirkan. Selain itu, ini juga bisa meregangkan bahu, lutut, dan tangan, karena semua otot dikerahkan untuk bekerja. Untuk tetap menjaga keseimbangan, tak terasa keringat pun makin banyak mengucur dimana itu pertanda bagus karena tubuh benar-benar diolah untuk bergerak,” jelas Fajar.
Sudah melakukan Headstand dan Handstand, sekarang Wanda beralih ke pose Shoulder stand atau Sarvangasana. Mengarahkan tubuh bagian bawah hingga ke kemiringan 45 derajat, lalu menempelkan sikut kaki di dahi, membuat Wanda harus bisa menjaga keseimbangan dengan hanya bertumpu pada lengan. Idealnya, gerakan ini dilakukan secara berpasangan. “Menurut saya, Yoga juga menjadi salah satu jenis olahraga yang romantis, karena kita harus bekerja sama menjaga keseimbangan untuk menempuh posisi yang sempurna bersama pasangan. Sayangnya, tak banyak laki-laki yang saya kenal senagn dengan olahraga satu ini,” katanya sambil tertawa. “Fungsi gerakan ini adalah untuk membantu melancarkan pencernaan. Wanda adalah salah satu klien saya yang paling tidak bisa melakukan diet karbohidrat karena tak bisa jauh dari nasi dari menu makanannya. Namun, karena ia rutin Yoga, apalagi dengan gerakan ini, ia tak punya masalah dengan pencernaan dan tak ada lemak berlebih yang berdiam di tubuhnya,” jelas Fajar lagi.
Soal menjaga keseimbangan, Wanda memang jagonya. Ia bekerja lebih dari 8 jam setiap harinya, namun tetap mampu menjaga kehidupan dengan ketiga anaknya tetap harmonis. Menerutnya, aktivitas yang banyak itu tak perlu dikeluhkan, justru jadi tantangan untuknya. Kemampuannya untuk seimbang itu tampaknya adalah hasil dari kefasihannya untuk mensejajarkan kaki dengan bahu dalam keadaan berdiri atau yang dinamakan dengan pose Extended hand to Big Toe Pose. Manfaat gerakan ini adalah untuk membuka otot paha dalam dan menguatkan kaki, di samping untuk melatih keseimbangan. “Saya tak merasa tua, masih muda seperti dulu. Itu adalah manfaat happy mood yang saya dapat dari rutin berkeringat dengan Yoga. Semua emosi negatif bisa saya singkirkan dengan jungkir balik bersama Fajar,” kelakar Wanda santai. Siapa sangka, di balik penampilan yang selalu terlihat serius, Wanda adalah pribadi yang humoris.
Hampir mirip dengan gerakan sebelumnya, pose yang dinamakan Lord of the dance pose ini, juga berguna untuk menguatkan kaki dan melatih keseimbangan kaki. Ditambah, bagian atas tubuh, yaitu bahu dan dada juga ditarik dan diregangkan. “Dari beberapa klien saya, Wanda adalah penggiat Yoga yang kuat dan mahir. Ia bisa menguasai gerakan tergolong susah untuk orang biasa pada umumnya, karena ia tak akan langsung menyerah bial gagal. Pasti akan dicobanya lagi dan lagi,” cerita Fajar. “Bagi saya, Yoga itu bukan olahraga sulit, tapi perlu latihan dan kerajinan. Makanya, saya selalu tertantang untuk bisa menuntaskan gerakan mana pun. Bagusnya lagi, Yoga membuat saya awet muda secara otot, karena saya tak mengeluhkan sakit pinggang atau pegal-pegal layaknya perempuan lain,” kata Wanda.
Akan masuk ke sesi pendinginan, Fajar mengajak Wanda untuk mengulangi gerakan Plow Pose yang beberapa kali sudah mereka coba lakukan. Di gerakan ini, tubuh Wanda bagaikan terbuat dari karet, karena sangat fleksibel bisa ditekuk hingga sedemikian rupa. Terlihat menyeramkan untuk mereka yang awam, Fajar mengatakan kalau pose ini justru memberikan ketenangan pada otak, bahu, dan tulang belakang, yang sudah diregangkan di pose-pose sebelumnya. “Yoga itu terlihat seperti ‘disiksa’, padahal setelah selesai tubuh rasanya segar dan nyaman. Yoga ini yang membuat tidur malam saya jadi enak dan bagun di pagi harinya lebih segar,” cerita Wanda.
Sebelum menutup Yoga hari itu, Wanda mendinginkan badan, salah satunya adalah dengan Corpse Pose. Badan ditelentangkan sambil menarik dan melepaskan napas beberapa kali. Kaki diselonjorkan untuk mengistirahatkan otot-otot yang tadi diolah. “Pose ini dilakukan selama 5-10 menit pada sesi akhir Yoga untuk memberikan relaksasi pada tubuh. Akal pun serasa damai saat membaringkan tubuh di atas lantai,” jelas Fajar. “Pikiran yang tenang adalah keuntungan lain dari Yoga. Bila itu sudah bisa dikendalikan, maka akan terpancar dari mata, kulit, dan raut wajah saya,” tutup Wanda tentang kulitnya yang selalu terlihat segar dan flawless, walaupun ia mengaku adalah perempuan yang sangat cuek merawat diri.