Anehnya lagi, pemanasan global ini akan menyulap Gurun Sahara menjadi hijau! Akibat perubahan yang terjadi pada curah hujan, daerah-daerah tandus akan memperoleh kembali tanah subur mereka. Hal ini sebenarnya mengulang fenomena yang terjadi 12.000 tahun yang lalu. Model iklim yang berubah, akan membuat gurun pasir menyusut dan justru menyuburkan tanahnya. It's kind of a good news for Africa.
Jika Sahara menjadi subur, hal yang sebaliknya akan terjadi kepada Hutan Amazon. Karena adanya perubahan pada cuaca, kekeringan yang berkepanjangan seringkali terjadi. Hutan lebat Amazon pun salah satu korbannya. Perannya sebagai penampung karbon dioksida akan berbalik menjadi pelepas karbon, dikarenakan berkurangnya jumlah pepohonan dalam skala besar. Keindahan alam yang satu ini, justru akan berbalik menjadi salah satu faktor yang mempercepat terjadinya pemanasan global.
Tidak hanya lingkungan saja yang terkena dampak tersebut. Ternyata hewan diprediksikan akan mengalami penyusutan dalam ukuran fisiknya. Sebuah penelitian dari University of London tahun 2011, mengatakan bahwa penyebab tersebut disebabkan oleh suhu yang semakin memanas. Ini dikenal sebagai aturan ukuran suhu, yang membuat tiap individu satu spesies akan mencapai ukuran dewasa yang lebih kecil jika suhu diperbesar. Ini menunjukkan bahwa tingkatan dasar makhluk hidup tidak secepat itu bisa berubah mengikuti kondisi alam yang mengalami pemanasan global.
Ternyata Indonesia pun akan merasakan dampaknya. Iklim yang tidak stabil akan mengancam keberadaan Tanah Air. Akibat suhu udara yang memanas, es di Kutub mencair sehingga berpengaruh pada kenaikan air laut. Data tahun 2012 yang dilansir dari Indonesia Maritime Magazine, menunjukkan bahwa sebanyak 24 pulau di Indonesia telah hilang dari permukaan bumi, salah satunya hilangnya sebagian besar Kepulauan Pari. Jika keadaan ini tidak berangsur-angsur pulih, Indonesia diprediksi alan kehilangan 2.000 pulaunya di tahun 2030. Scary right?