Berakhir Pekan di Andernach, Kota Antik dengan Sentuhan Modern

Agus Purwanto diperbarui 12 Nov 2012, 04:00 WIB
Dari perjalanan dengan perahu motor selama 30 menit, terlihat lembah Ahr yang indah, perkebunan anggur, pegunungan Eifel, dan sungai Rheine yang mengalir tenang. Untuk memasuki kota Andernach dengan kendaraan pribadi, sebenarnya tidak memerlukan waktu lama, karena setelah keluar dari autobahn (jalan tol tanpa bayar), sudah dapat ditemukan daerah pedesaan yang menyambung ke Andernach ini. Kembali lagi, ini hanya soal pilihan.
Kota romantis dengan segala daya tariknya itu, membuat saya betah berlama-lama di Andernach. Sejak memasuki kota ini saja, saya sudah dapat merasakan keramahan para penduduknya, selain juga udara sejuk dan tempat-tempat wisatanya yang membuat saya berdecak kagum.
Setelah perjalanan dengan perahu, saya diarahkan berjalan menuju ke satu lokasi seperti lapangan. Dari kejauhan tampak seperti air mancur yang menyembur dari dalam tanah, dengan timbunan batu-batuan di sekelilingnya. Inilah yang disebut  Sprudelnder Geysir yang sangat terkenal di dunia karena tingginya mencapai 50 meter. Banyak wisatawan yang mendekati geyser tersebut dan mencoba mendapatkan air geyser ini dengan tangan untuk diminum. Tidak heran udara di kota ini sangat sejuk dan segar, karena kota kecil yang indah ini terletak di antara dua gunung.
Tiket masuk ke situs wisata dimana geyser berada, seharga € 13,50 untuk orang dewasa, sedangkan anak-anak dengan tinggi badan di bawah 1 meter diberikan secara cuma-cuma alias gratis! Harga tersebut juga sudah termasuk tiket masuk ke Discovery Centre, sehingga rasanya kita termasuk tak rugi membayar.  
Kota yang terkenal dengan Geyser ini, terbilang menarik perhatian, karena di pusat kota yang merupakan pintu masuk ke daerah pertokoan, terdapat Der Runde Trum atau menara bundar dengan tinggi 56 meter. Gerbang ini dibangun oleh seorang bangsawan bernama Werner Von Dadenberg pada tahun 1242, sementara menaranya selesai dibangun tahun 1453. Gebang ini dulunya merupakan pintu gerbang Kastil Dattenberg yang dulu dikenal dengan sebutan Grain Gate (die Kornpforte).
Setelah mengalami renovasi pada tahun 1899 dengan tanpa mengubah bentuk asli bangunan dan tetap mempertahankan bentuk menara setengah lingkaran, gerbang ini lalu menjadi Gerbang Kastil (Burgforte) yang kini digunakan sebagai gerbang kota dan gereja, serta rumah keluarga keturunan Werner Von Dadenberg yang berada di baliknya. Taman kota dengan kolam yang cantik ikut melengkapi keindahan gerbang ini.
Memasuki gerbang kota, tampak pusat pertokoan dilengkapi dengan mall modern yang megah. Sungguh ironis, rasanya seperti datang dari abad pertengahan masuk ke zaman modern. Aneka barang bermerek dari dalam dan luar negeri menghiasi etalase toko, sementara restoran segala jenis makanan mudah didapat di sana.
Masyarakat dengan populasi kurang lebih 30 ribu jiwa ini, terlihat lebih suka berjalan kaki atau bersepeda ke tempat tujuannya. Tidak banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang di sekitarnya, sehingga terasa udara begitu bersih dan segar.