Kolaborasi Unik: Pemutaran Film Horor Klasik Jerman Diiringi 100 Musisi Indonesia

Fimela Editor diperbarui 10 Okt 2012, 05:00 WIB
Nosferatu merupakan film adaptasi novel Dracula karya Bram Stroker yang digarap oleh Friedrich W. Murnau tahun 1922, dan dianggap sebagai salah satu film horor pertama. Tahun ini tepat tahun ke-100 kepergian Stroker, karenanya Pierre Oser menciptakan komposisi musik baru untuk film bisu ini sebagai peringatan sekaligus bentuk penghargaan pada karya legendaris Stroker.
Film ini memang membawa pengaruh besar pada genre-nya karena mampu memikat penonton dengan sajian audio visual yang luar biasa. Perkenalan di tiap permulaan babak pun sengaja ditampilkan untuk memberi pemahaman cukup bagi penonton, sehingga alur cerita bisa dinikmati dengan mudah.
Oleh Pierre Oser, film  horor klasik Nosferatu ditampilkan berbeda dengan iringan musik live, sehingga penonton bisa merasakan langsung efek dramatis saat menonton film yang berkisah tentang Drakula ini.
Pierre Oser sendiri merupakan seorang komposer, musisi, sekaligus konduktor orkestra di Munich yang pernah bekerja untuk Schauspielhaus Wina, Bayerische Staatsschauspiel München, Saarländische Staatstheater Saarbrücken, Theater Erlangen, Landestheater Salzburg, Schauspiel Akademie Theater Zürich, dan Theater an der Winkelwiese Zürich.
Kolaborasi Pierre Oser dengan Batavia Singers, salah satu ensembel vokal terbaik Indonesia pimpinan Avip Priatna, dan Capella Amadeus pimpinan Grace Soedargo yang permainan musik klasiknya dikenal berkualitas tinggi menyajikan sebuah pertunjukan spektakuler.
Malam itu bertambah spesial dengan kehadiran Garin Nugroho, yang selain membuka pertunjukan juga berbincang singkat mengenai kontekstualisasi film klasik berumur 90 tahun itu. Saat Nosferatu: Sebuah Simfoni dalam Kengerian akhirnya tersaji, sekitar 1.000 penonton pun langsung terbius dan merasakan ambience “kengerian” yang diciptakan.