Salma Hayek Masa awal Salma untuk merintis karier di Hollywood adalah sebuah kenangan yang pahit. Sebagai perempuan berdarah Hispanik yang berbadan curvy, ia harus bertarung dengan berat badan agar bisa diterima di lingkungan dunia hiburan yang didominasi oleh tubuh langsing. Bukan itu saja, Salma juga harus berusaha ekstra karena kulitnya berjerawat parah. “Setiap bangun di pagi hari, saya harus bersiap-siap dulu dengan memegang wajah saya sebelum melihatnya di cermin,” kisahnya traumatis. Melalui pengobatan intensif di tahun 1989, masalah jerawat itu berangsur teratasi dan membuatnya percaya diri untuk mengejar karier di dunia akting. Hingga kini di usia 45 tahun, penampilan Salma tetap terjaga dan bebas masalah. Kesederhanaan adalah kuncinya. Ia menyarankan agar setiap perempuan mencari dan menemukan satu krim malam yang cocok untuk dipakai sebelum tidur, serta tidak langsung mencuci muka dengan sabun muka bila di malam sebelumnya muka sudah dalam keadaan bersih. “Cukup basuh muka dengan air, lalu pakai day cream. Kesederhanaan adalah awal dari tampil cantik,” sarannya.
Christina Hendricks Bertubuh super curvy seperti Christina bukan berarti selalu dipuji, tetap saja ada ujiannya. Sebelum terkenal sebagai aktris seperti sekarang, perempuan berambut merah ini memulainya di dunia modeling sejak usia 18 tahun. Saat itu, ia masih berdomisili di Inggris dan berukuran 8. Lalu, di usia 20 tahun ia memutuskan pindah ke Italia dengan maksud untuk meningkatkan karier modeling-nya ke level yang lebih baik. Di situlah perubahan besar pada tubuh Christina terjadi. Berat badannya naik hingga 7 kilogram karena kesenangannya mengonsumsi makanan serta minuman yang berkalori tinggi seperti pasta dan cappuccino, dan membuat ukuran tubuhnya tidak seperti dulu lagi. Namun, Christina bukanlah perempuan biasa yang malah panik menyadari bahwa tubuhnya “mengembang”, karena ia justru menemukan sisi seksinya dan menyukai itu. “Perubahan tubuh saya malah membuat saya merasa lebih perempuan dan seksi!” Daya tarik lain dari Christina adalah ia memiliki rambut dengan warna terang. Ia yang sebenarnya berambut pirang alami dansudah mengecat rambut sejak usia 10 tahun, punya trik andalan agar rambutnya sehat terjaga. “Saya menggunakan conditioner khusus untuk rambut diwarnai sebanyak mungkin. Itu seperti sunblock untuk rambut.”
Emma Watson Bagi penikmat serial film “Harry Potter”, tentu bisa mengikuti bagaimana Emma bertumbuh besar dengan cantiknya. Tapi ternyata, Emma baru menemukan definisi seksi yang sesungguhnya baru sekitar dua tahun lalu, saat ia membiarkan rambutnya dipotong sependek mungkin. “Rambut pendek ini membuat saya lebih keren dan cantik alami. “Saya bisa tampil boyish, sekaligus seksi ketika mengenakan make up,” katanya. Aksesori andalannya kini adalah bando berukuran tipis berwarna hitam yang bisa dengan mudah didapatkan di drug store sekalipun. “Karena rambut saya sangat pendek sekarang, tidak perlu banyak usaha untuk menatanya. Cukup kenakan bando simple, dan selesai! Imbangi itu dengan kulit yang sehat, dan di kasus saya yang berkulit sangat sensitive, menggunakan pelembab organik itu wajib.”
RihannaRihanna Sering diprotes karena gaya berpakaiannya yang terlalu terbuka, bukan berarti Rihanna suka dengan bentuk tubuhnya. Telah malang melintang di dunia hiburan selama tujuh tahun terakhir ini, gadis Barbados tersebut baru menyadari kalau dirinya ternyata seksi. Saat sedang dalam proses syuting film, “Battleship”, dimana ia berperan sebagai anggota angkatan darat dan berseragam longgar, justru disitulah matanya menangkap dimana sisi seksi dirinya yang selama ini orang sering puji. “Untuk pertama kalinya, saya merasa seksi dan nggak ingin kehilangan curve tubuh saya. Tubuh saya memang bukan tubuh tersehat yang pernah ada, tapi itu nyaman, dan saya akan bersenang-senang dengannya.” Sebagai bentuk penghargaan akan tubuhnya, Rihanna diketahui juga suka menggunakan Nars Body Glow agar kulitnya semakin terlihat sehat dan bercahaya. Tidak sempat berjemur sekalipun, kulitnya akan selalu terlihat sensual seperti dibakar matahari.
Sigi Wimala Kecantikan Sigi yang apa adanya dan pembawaan dirinya yang santai, jadi kualitas yang memperkuat kecantikan Sigi. Melenggang tanpa make up dan hanya mengenakan celana pendek pun, ia tetap terlihat percaya diri. Tapi, dari bibir tipisnya keluar bahwa masa mudanya adalah “masa-masa kegelapan” dimana ia tidak tahu benar apa sebenarnya cantik itu. “Ketika saya berada di dalam lingkaran modelling, saya mengira bahwa apa yang biasanya dimiliki oleh teman-teman sesama model, seperti tubuh kurus kering mereka, adalah standar cantik. Tapi, ternyata bukan itu. Sehat dan bahagia adalah definisi cantik yang benar menurut saya.” Makanya, kini Sigi lebih mengandalkan olahraga sebagai jurus kesegaran penampilannya, didukung dengan kulit sehat dan make up cerah. “Menggunakan pelembap dari brand yang sudah digunakan oleh ibu saya dari dulu dan berdandan sealami mungkin,” bukanya tentang modal agar percaya diri.
Cathy Sharon “Untuk menjadi percaya diri itu mudah, cukup dengan senyum manis. Senyum saja dulu, dan rasakan energi positifnya,” ujar Cathy. Selalu terlihat sumringah, apa itu artinya Cathy tidak punya masalah kepercayaan diri? “Tentu ada masanya dulu saya bingung harusbagaimana agar merasa cantik. Namun seiring bertambahnya pengalaman, saya jadi tahu membentuk tubuh agar toned, tidak hanya kurus rata. Selain itu, cari tahu item make up mana yang menjadi andalan untuk penampilan prima. Seperti saya, selalu membawa dua lipgloss dan satu lipstik cair berwarna merah untuk mengoreksi wajah kapan saja saya memerlukannya,” tipsnya.