Justru kerusakan lingkungan di banyak wilayah di Jakarta masih jadi keprihatinan publik. Bagaimana tidak, tata kota yang tak terencana dengan baik ditambah penduduk yang kian padat memperburuk kondisi lingkungan. Bahkan Ubaidillah, peneliti senior The Jakarta Institute (TJI), menganggap Fauzi Bowo belum berhasil mengatasi kerusakan lingkungan Jakarta, walaupun pemeliharaan lingkungan hidup sebenarnya jadi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat yang tinggal di Ibukota.
“Salah satu hal penting dari sebuah ibukota negara adalah terjaganya lingkungan hidup, banyaknya jalur hijau, minimnya polusi, dan aliran sungai yang terjaga,” ungkap Ubaidillah. Tapi, yang terjadi di Jakarta sebaliknya. Berdasarkan riset TJI, untuk masalah polusi udara, Jakarta berhasil duduk di peringkat ketiga di dunia, setelah Meksiko dan Bangkok. Masuk akal kalau tiap keluar rumah kerja kemacetan di mana-mana, asap kendaraan mengepul dari berbagai sisi.
Jakarta sepertinya juga kekurangan, atau justru berlimpah tempat pembuangan sampah, sih? Lihat kan, di tiap tempat air mengalir, selalu ada sampah plastik maupun organik yang mengambang pasrah. Upaya pencegahan berhenti di spanduk-spanduk, sosialisasi mandek, dan masyarakat makin tak peduli dengan nasib 6.000 ton sampah yang lama-kelamaan bisa mengubur Jakarta.
Apalagi, pembangunan gedung bertingkat yang terus menurunkan permukaan tanah dan penyedotan air tanah yang kelewat batas membuat air laut pasang terus meningkat, karena itu rob sering jadi ancaman di pesisir Jakarta. Dan, yang paling kentara, daerah hijau masih minim kita temukan di Ibukota, kalah jauh dengan pemandangan gedung bertingkat yang kian hari kian banyak.
Pada akhirnya, banyak pihak yang meragukan ketepatsasaran piala Adipura 2012. Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Abetnego Tarigan, misalnya, "Jakarta dinilai hanya kulitnya, kurang melihat ke dalam." Abetnego menyarankan panitia untuk memperluas lagi kriterianya, seperti mempelajari keluhan masyarakat, terutama di wilayah Ibukota, tentang lingkungan yang mereka tinggali. Buktinya, menurut Abetnego, masih banyak masyarakat Jakarta yang sampai sekarang kesulitan mengakses air bersih. Piala Adipura juga sempat diwarnai kasus suap, salah satu contohnya yang dilakukan mantan walikota Bekasi, Mochtar Muhammad, pada piala Adipura 2010 .
Lalu, penghargaan piala Adipura yang diserahkan langsung oleh Presiden SBY, apa artinya? Apa karena lingkungan di kota lainnya jauh lebih buruk dari 4 kota administrasi DKI Jakarta yang masih buruk ini, atau ada alasan lain?