Dari sebuah wawancara yang dilakukan oleh majalah film internasional, Colleen membagi cerita dibalik persiapan kostum kedua film tersebut. Proses kreatif Colleen dimulai dengan diskusi dengan sutradara berdasarkan skrip yang ada. Menangkap visi dari sang sutradara dan mengambil ide-ide tersebut dan mulai riset dan development. Kadang nggak banyak waktu yang tersisa untuk menyiapkan kostum, sehingga semuanya dilakukan berbarengan: menentukan budget, desain dan konsep. Kemudian Colleen beserta tim mulai membuat sketsa, ia juga memperkerjakan seorang researcher yang memastikan akurasi historis, sosiologis dan geografis. Setelah siap, konsep, ide kostum dan contoh bahan dipresentasikan ke sutradara.
Leisure suits, mirrored aviator sunglasses, bell-bottoms, chunky sweaters, kontras dengan kerah tegak, cravats dan cape yang dikenakan oleh Johnny Depp sebagai Barnabas Collins. Kostum siang Barnabas adalah salah satu favorit Colleen. Karena vampir versi Dark Shadows sangat berbeda dengan konsep film Twilight, ia harus mempersiapkan kostum yang tepat yang bisa melindungi dari sinar matahari. Instead of boring black coat, Colleen membuat coat dari kain warna hijau botol terbuat dari wool tebal. Kacamata berlensa biru tua yang dikenakan Barnabas dibuat berdasarkan kacamata vintage yang ditemukan Colleen di sebuah pasar antik di London.
Untuk mendapatkan aura tampilan 70an yang khas, Colleen menyegarkan kembali memori atas apa yang trendy saat itu dari stok majalah lama. Contohnya, si penyihir Angelique yang diperankan oleh Eva Green, banyak mengenakan kostum yang terinspirasi dari iklan rokok Virginia Slims, Ossie Clark, Biba dan pantsuits YSL – very sleek women’s tailoring. Peran Michelle Pfeiffer sebagai pemimpin keluarga Collins, Elizabeth Collins, sangat ladylike dan masih berpakaian formal untuk makan malam. Kostumnya campuran dari dress vintage dan baru, termasuk dress berleher tinggi dari bahan chiffon yang ditemukan Colleen di sebuat toko pakaian bekas di Los Angeles.
Satu lagi yang menarik perhatian adalah koleksi kalung Elizabeth. Menurut Colleen, kalung-kalung yang dikenakan Elizabeth terbuat dari tembaga, kawat dan enamel yang sering dipergunakan di tahun 70an untuk DIY projects, ditemukan Colleen di Portobello Road, London.
Tantangan terbesar bagi Colleen untuk Snow White and the Huntsman bukanlah kostum perang untuk 500 orang figuran, atau kostum Ravenna the Evil Queen atau bagaimana agar Snow White tetap terlihat elegan tapi fierce. Justru menyiapkan kostum the Seven Dwarfs yang paling sulit. Dimulai dengan menggambar tubuh manusia normal dan dibuat life-sized untuk proporsi yang lebih jelas. Kemudian melakukan hal yang sama dengan tubuh manusia kate. Hal ini dilakukan karena para pemeran the Seven Dwarfs bukanlah manusia kate, tapi aktor dengan ukuran tubuh normal.
Snow White bukanlah jagoan yang banyak melakukan aksi, tapi dia melakukan banyak adegan aksi dengan kostum feminin. Di awal film, Kristen Stewart mengenakan dress panjang dua lapis dengan legging dan ankle boots. Dan setelah the Huntsman memotong bagian bawah dress Snow White, she ends up with a shorter tunic, leggings and the boots. Alasan Colleen tentang legging adalah agar saat Snow White jatuh, she doesn’t have to worry about flashing any underthings.
Banyak simbol-simbol yang tersirat dalam kostum Ravenna the Evil Queen yang diperankan oleh Oscar winner Charlize Theron, mulai dari selalu diselipkannya elemen kematian, bahkan pada kostum wedding sekalipun! Di antara segala keunikan yang ada, salah satu kostum Ravenna bahkan terbuat dari sayap kumbang dari Thailand.
Sepanjang film, terlihat kalau kostumnya berubah dari mood yang lebih terang sampai gelap. Cape dari bulu yang berubah menjadi burung-burung gagak merupakan salah satu yang dibuat terlebih dahulu karena tingkat kerumitannya. Gold dress yang dikenakan dibawahnya dibuat berlapis-lapis, sehingga sekilas terlihat seperti kulit orang yang sudah tua. Nggak cuma filmnya yang bercerita, tapi kostumnya juga! No wonder she got Oscar from her previous movies!