Kidung Abadi, Kenangan tentang Chrisye yang Tak Pernah Mati

Fimela Editor diperbarui 12 Apr 2012, 10:47 WIB
Setelah kesuksesan tiga konser tunggal Chrisye yang terdahulu---mulai dari “Sendiri” tahun 1994, “Badai Pasti Berlalu” tahun 2000, dan “Dekade” tahun 2003---Erwin dan Jay kini kembali berkolaborasi untuk Kidung Abadi. Melalui konser keempat ini, Erwin dan Jay ingin menghadirkan kembali aura dan kharisma Chrisye. “Jadi, konser ini akan memberikan banyak kejutan yang nggak biasa, yang belum pernah dilihat atau diperdengarkan kepada orang,” kata Erwin.
Bertempat di Jakarta Convention Center pada awal April lalu, konser dibuka oleh penampilan solo violist Henry Lamiri, yang membawakan instrumen lagu Kala Sang Surya Tenggelam dan Galih dan Ratna.
Suasana mulai menghangat ketika Gita Gutawa tampil melantunkan Baju Pengantin, dan bercerita bahwa dulu ia pernah diajak sang ayah menonton konser Chrisye. Ia pun nggak bisa melupakan ketika saat itu sang penyanyi legendaris menghampiri tempat duduknya dan mengajaknya bernyanyi.
 “Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa, bahwa saya kini bisa kembali di tempat yang sama dan menyanyikan salah satu lagu Chrisye di konsernya,” ungkap Gita di sela-sela lagunya, diringi potongan klip berisi rekaman pengalamannya itu di panggung.
 Setelah Gita, penonton konser mulai bersemangat dengan kehadiran Armand Maulana bersama band-nya, GIGI, yang membawakan diantaranya lagu Serasa dan Juwita, dengan tempo up-beat khas GIGI ditambah sentuhan biola oleh Erwin Gutawa Orchestra.
Dua penyanyi berikutnya, Vina Panduwinata dan Once, juga turut berbagi kesannya mengenai Chrisye. Vina bahkan membawakan lagu Simfoni Cinta dengan cukup sentimental.
Sementara Once berkata, bahwa “Kidung Abadi” adalah persembahannya untuk pencapaian tertinggi untuk penyanyi sebesar Chrisye. “Seperti yang pernah dikatakan Chrisye, bahwa konser adalan pencapaian tertinggi seorang penyanyi,” kata Once sebelum membawakan Pelangi, yang tampaknya berhasil membangkitkan sisi emosional penonton.
 Setelah penampilan Once, penonton dibuat makin terharu-biru dengan kejutan yang disuguhkan Erwin Gutawa. Di tengah dan sisi panggung ditampilkan video rekaman penampilan Chrisye di konser-konser terdahulu. Penggalan-penggalan kalimat Chrisye selama konser waktu itu seolah ditujukan kepada penonton konsernya kali ini.
Suasana lantas menjadi hidup ketika Chrisye menyapa dengan, “Bisa ikut bilang gini? La la la gitu?”, sebelum membawakan lagu Seperti Yang Kau Minta. Penonton pun serentak bernyanyi bersama saat Chrisye melantunkan hitsnya yang lain, mulai dari Nona Lisa, Hura-hura, sampai Anak Sekolah. Potongan klip berisi cerita Chrisye di tengah-tengah konser terdahulu, tentang awal karirnya di dunia musik, juga diputar kembali.
 Bahkan, penonton sempat dibuat merinding ketika Sophia Latjuba tampil duet membawakan Setangkai Anggrek Bulan dan Kangen bersama sosok hologram Chrisye, yang berpakaian serba putih dan menghilang menjadi asap saat lagu berakhir.
Klimaksnya, Erwin dan Jay berhasil memesona penonton dengan menghadirkan lagu Kidung Abadi, lagu terbaru yang diaransemennya menggunakan vokal asli Chrisye, dengan gerak bibir yang pas dengan lirik yang diucapkan sosok Chrisye yang muncul dalam animasi hitam putih.
Perasaan merinding segera berubah menjadi haru, karena penampilan itu seolah membuat Chrisye benar-benar hadir di konsernya, apalagi ketika Chrisye menutup konser dengan menyampaikan ucapan terima kasihnya pada pihak-pihak yang telah mewujudkan dan menyukseskan konsernya, termasuk Erwin dan Jay. Dan meski konser itu telah berakhir, Chrisye mungkin memang nggak pernah mati, karena kidungnya selalu abadi di telinga dan hati para pencintanya.