Kenapa acara ini dinamakan Hands On Cooking Class? Karena, peserta kelas memasak yang bisa diikuti dari anak berusia 8 tahun hingga usia dewasa ini, dikombinasikan oleh mereka yang nggak bisa masak dan sudah biasa memasak. Tujuannya, agar sesama peserta bisa saling membantu, that’s what called hands on!
Masakan yang mereka masak hari itu adalah Cotolette dan Ricotta Gnocchi. Kedua masakan tersebut berasal dari Italia, asal daerah ibu mereka, yang sudah melekat erat pada mereka. Lahir dan besar di Australia, bukan berarti mereka melupakan asal mereka, Sicily, Italia.
Walaupun memasak menu Internasional, para peserta nggak menemui kesulitan berarti dalam proses memasak karena Isabella dan Sofia nggak segan-segan untuk berbaur di antara peserta dan siap membantu.
Sebagai pemenang pertama JMA, kemampuan memasak Isabella terlihat sudah sangat terasah. Sambil mempraktekkan cara memasak, ia sesekali memberikan tips memasak, seperti tips memilih wajan yang bagus agar masakan cepat matang dan hasilnya bagus.
Suasana memasak yang riuh dan seru, juga semakin menyenangkan karena baik Isabella maupun Sofia nggak segan melontarkan pujian atau semangat kepada peserta. Salah, sama sekali bukan masalah di kelas memasak ini.
Arimbi Nimpuno, figur yang dekat dekat dunia kuliner dan mendirikan kelas memasak Arimbi Kitchen, ikut berpartisipasi dalam acara ini. Kehadiran Arimbi dalam kelas ini, membantu memoderatori antara peserta dan Isabella-Sofia dalam menjelaskan cara memasak menu Italia.
Dalam memasak, memang memerlukan bakat agar bisa menciptakan sepiring makanan yang enak. Namun, dengan keinginan yang kuat dan dukungan orang terdekat, memasak sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk anak kecil. “Jangan segan-segan untuk meminta bantuan orang tua/dewasa ketika menemui kesulitan di dapur,” tips Sofia.
Walaupun masih berusia sangat muda, mereka mengaku bahwa memasak adalah passion terbesar mereka, di samping ilmu pengetahuan dan musik.
Dari usia 3 tahun, Isabella sudah turun ke dapur untuk ikut memasak bersama ibunya, Sylvana Spina. Selain itu, ajakan memasak dari nenek dan tante mereka, juga turut memoles keahlian mereka. Setelah kemenangan mereka di JMA dua tahun lalu, Isabella dan Sofia membuat buku resep yang berisi resep turun temurun dari nenek dan ibu mereka, “A Little Bit of This, A Little Bit of That”.
Walaupun Sofia hanya bisa sampai 4 besar saat berkompetisi di JMA, namun keahlian memasaknya nggak kalah jago dengan Isabella. Asal kamu tahu, saat awal penayangan JMA, sebenarnya Sofia lah yang terlihat lebih menonjol, lalu perlahan-lahan dikejar oleh Isabella.
Practice makes perfect. Sambil mengajari peserta dengan tips dan trik memasak yang benar, Sylvana mengamati kedua putri kembarnya dari jauh sambil nggak berhenti menyapa semua orang yang ada di sana dengan ramah.
Sesi kelas memasak yang berlangsung kurang lebih dua jam ini, memperlihatkan bahwa memasak sungguh menjadi materi pembelajaran yang sangat baik untuk anak-anak. Para peserta cilik yang ikut, terlihat bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka saat memegang kendali spatula dan wajan. Ya, kendali penuh dipegang oleh seorang koki cilik!
Akhirnya, acara diakhiri dengan sesi mencicipi, penyerahan sertifikat, dan...apalagi kalau bukan berfoto bersama Isabella dan Sofia. Walau mereka anak kembar, memang harus diakui kalau perawakan kedua gadis manis itu sangat berbeda dan mudah sekali untuk dibedakan.
Dan sebagai magnet acara hari itu, Isabella dan Sofia nggak hentinya tersenyum dan mengobrol dengan siapa pun. Pertanyaan umum seperti sejak kapan mereka suka memasak, hingga hobi, ditanyakan oleh peserta yang kebanyakan memang adalah penggemar mereka. Ingin tahu bagaimana wawancara lengkap kami dengan mereka. Tunggu wawancaranya di sini, ya!