“Jujur aku bukan tipe orang yang berpikir terlalu jauh, I just let it flow.”Rasa penasarannya dituangkan dengan menggambar figur wanita dan mulai mempercantiknya dengan memberi wajah, baju hingga rias wajah. Kakaknya yang melihat hobinya mendaftarkannya ke sekolah Susan Budihardjo. Sampai sekarang dia masih menganggap Susan sebagai mentor dan individu yang sangat ia hormati, karena dia menganggap Susan sebagai desainer yang tahu bagaimana membuat perempuan terlihat berbeda.
When business and creativity collideTidak banyak yang tahu jauh sebelum dia pergi ke Amerika dan Itali untuk sekolah fashion, Sebastian Gunawan sudah mulai membuat baju untuk teman-temannya sejadi di bangku SMA. Teman-temannya mengetahui kalau dia jago gambar sehingga minta dibuatkan baju, dan dari situ dia mulai bisa mencari uang jajan sendiri, and as they say the rest is history.
“Don’t ever think fashion is a glamorous world. Fashion is about professionalism.”Entah itu menjadi desainer, jurnalis, makeup artis atau fotografer kita disarankan untuk benar-benar mencintai pekerjaan. Menekuni industri fashion sama kadar kesusahannya dengan menjadi dokter, jika racikannya salah akan berakibat sama fatalnya bukan? Menjadi desainer juga bukan hanya semata bakat, namun juga harus belajar tentang sejarahnya hingga berbisnis yang benar.
“I've always been fascinated by a woman, they are such a beautiful creature.”Oleh karena itu semua koleksinya selalu memiliki siluet dan juga detail yang cantik. Dia gemar menciptakan kreasi yang mempertunjukan lekuk tubuh perempuan dan membuat tampilan tetap terlihat classy dan mahal. Justru sosok perempuan mandiri dan kuat di matanya adalah yang bisa membagi waktu antara karir, keluarga, dan kehidupan sosial tanpa perlu mengorbankan penampilannya. Justru dengan dressing up perempuan akan merasa lebih percaya diri dan itu akan terlihat.
"I would really like Mr Dior, Madame Coco Chanel and Mr Valentino to attend my fantasy dinner party.”Ketiga sosok itu adalah desainer favoritnya. Dia menilai mereka berhasil merubah cara berpakaian perempuan dan karyanya masih sangat relevan dan “in” hingga saat ini. Dia tidak akan bertanya banyak tentang masalah desain atau fashion karena semua bisa dengan mudah dibaca dari buku-buku atau internet, instead dia penasaran bagaimana mereka menjalani hidup seperti orang biasa, gaya bicara mereka dan menyaksikan gerak tubuh mereka.
“Jika melihat perempuan bertubuh berisi dan dia pakai gaun ketat Herve Ledger, dan sepatu boots. My God it’s ridiculous! But if they look happy wearing it, why not. We can’t argue with that.”Semua kembali lagi pada pribadi masing-masing dan sebenarnya tidak ada itu aturan dalam berpakaian selama mereka percaya diri dan bahagia. Namun dia menambahkan tetap ada tips dan trik bagaimana seseorang bisa menutupi kekurangannya lewat gaya busana. Namun jika semua tampil stylish, dunia fashion tidak lagi menyenangkan untuk disimak bukan?
“It always started with a story and imagination”Berawal dari sekedar corat coret di atas kertas, dari situ seorang Sebastian Gunawan akan mulai menghayal dan memberikan cerita hingga jadilah suatu ide untuk koleksi terbarunya. Dari situ biasanya akan dengan mudah mengalir. Dia akan men-twist, turn, atau memadukan sesuatu yang berlawanan sehingga memberikan desain segar pada koleksinya. Ini juga yang membuat para fanatik label ini untuk terus mendukung karyanya.
“Fashion is no longer an exclusive commodity!”Dulu sekitar 10 atau 20 tahun lalu desainer lokal ataupun label dari luar negri masih sangat terbatas, sekarang pilihan kita di sini tidak kalah dengan negara tetangga seperti Singapura atau Hong Kong. Belum lagi label ready to wear dengan berbagai price range yang sangat affordable. Oleh karena itu desainer harus mengerti betul pasar market mereka, dan menjaga terus hubungan baik dengan klien dan juga kualitas. Sampai saat ini Sebastian masih menemui klien-kliennya dan masih turun tangan sendiri menjaga kualitas semua koleksinya.
“I will make a good dance partner.”Sebelum Sebastian Gunawan mengalami cedera pada bagian pinggul dia sangat senang menari dan mengakui cukup mahir dalam bidang ini. Jika dulu dia tidak diijinkan oleh orang tuanya menjadi desainer dia bercita-cita untuk kerja menjadi pengacara, pelukis atau juga pematung. “Me” time nya dihabiskan dengan kumpul bersama teman terdekat, nonton bioskop dan bermain dengan semua anjing-anjingnya.
Sebastian Gunawan In The Future Desainer mana yang tidak ingin terkenal di seluruh dunia? Meskipun dulu koleksi Sebastian Gunawan sempat masuk di salah satu departement store mewah di Arab, namun setelah dua tahun ternyata koleksinya kurang populer di sana. Dia ingin semakin memperluas jangkauan labelnya, dan berharap untuk menjadi lebih baik lagi dari segi desain, konsep hingga harga. Terakhir dia juga sedang mencari penerusnya untuk melanjutkan labelnya. Tertarik?