Kita dianjurkan untuk minum vitamin secara teratur, tapi sebuah penelitian yang dirilis bulan Oktober menemukan bahwa perempuan 30 tahun keatas yang minum multivitamin dan suplemen diet lainnya – seperti zat besi, asam folik, vitamin B dan seng – justru punya resiko untuk berumur lebih pendek. Penelitian tersebut hanya bisa menunjukkan hubungan – bukan sebab dan efek – dan nggak bertanya kepada para perempuan peserta riset tentang kondisi kesehatan mereka yang bisa jadi menjadi alasan kenapa mereka meminum suplemen tersebut.
Bulan Oktober organisasi American Academy of Pediatrics meresmikan bahwa: Tidak nonton televisi adalah tontonan terbaik untuk anak di bawah usia 2 tahun. Anak-anak haruslah diajak untuk berpikir kreatif selama periode tersebut. Pengumuman tersebut bisa dibilang sebuah ‘kejutan’ untuk para produser video edukasi untuk bayi – termasuk para orangtua yang sedang menikmati waktu luang yang tenang.
Kita sudah sering mendengar bahwa terlalu banyak sodium bisa menaikkan tekanan darah, tapi sebuah laporan yang diterbitkan di bulan Mei menunjukkan bahwa kematian yang disebabkan oleh masalah kardiovaskular 56% lebih tinggi bagi laki-laki yang mengonsumsi lebih sedikit sodium. Walaupun beberapa orang dengan penyakit hipertensi harus mengurangi asupan garam, tapi menurut para ahli, mengurangi sodium nggak selalu baik bagi semua orang. Yang lebih membingungkan, sebuah riset yang dirilis pada bulan Juli menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak sodium dan lebih sedikit potassium lebih tinggi resiko kematian karena penyakit jantung dibanding yang mengonsumsi lebih sedikit sodium.
Memang nggak menyakiti mata bayi atau no-tears formula, tapi sampo bayi keluaran Johnson & Johnson’s disebut-sebut juga mengandung zat kimia beracun yang tersembunyi di dalamnya, begitu menurut organisasi Campaign for Safe Cosmetics. November lalu, mereka mengirimkan surat untuk perusahaan tersebut yang menyarankan agar berhenti menggunakan zat pelepas formaldehyde yang terkandung dalam sampo populer itu. Johnson & Johnson merespon dengan berkata bahwa mereka sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan zat kimia, tapi nggak berkomentar pada produk tertentu.
Dunia bernapas lega di bulan Februari saat sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris nggak menemukan hubungan antara handphone atau telepon selular dan tumor otak. Tapi para ahli penyakit kanker mengemukakan kepada WHO kalau telepon selular bisa jadi menjadi salah satu penyebab kanker otak. Riset terbaru pada topik tersebut, yang dirilis bulan Juli, menemukan bahwa telepon selular nggak punya resiko kanker bagi yang sering menggunakan – walaupun para periset menggarisbawahi bahwa perlu dilakukan riset yang lebih intensif lagi.
Kita berolahraga, makan sehat, dan sanggup mengatasi stres – contoh nyata dari hidup sehat, kan? Tidak jika pekerjaanmu (atau sofa nyaman di rumah) membuatmu menghabiskan waktu seharian dengan duduk, menurut riset organisasi American Cancer Society yang dirilis bulan Juli lalu. Bagi perempuan dan laki-laki yang duduk lebih dari enam jam sehari secara signifikan dikatakan lebih besar resiko kematian dibanding yang duduk kurang dari tiga jam sehari. Bagi para pekerja yang merasa nggak bisa melakukan apapun tentang lamanya waktu duduk dianjurkan untuk melakukan beberapa solusi kreatif, seperti meminta meja yang tinggi atau bekerja sambil berdiri.
Penemu Apple Steve Jobs meninggal Oktober lalu setelah peperangan panjang melawan kanker pankreas. Kematiannya – dan berita-berita soal jenis pengobatan yang ia pilih, dibuka oleh biografernya, Walter Isaacson – memancing banyak pertanyaan tentang peran dari pengobatan tradisional dan alternative. Menurut Isaacson, pada akhir hidupnya Jobs menyesali pilihannya menolak operasi yang bisa menyelamatkan hidupnya dan lebih memilih untuk terapi alternatif, seperti akupuntur, diet vegetarian, pengobatan herbal, bahkan konsultasi dengan peramal. Tapi dalam sebuah kolom CNN.com, Dr. Andrew Well mengatakan bahwa nggak mungkin bisa mengetahui seberapa lama Jobs bertahan jika ia memilih pengobatan yang konvensional.
Pembawa acara E! News dan bintang reality-TV Giuliana Rancic mengumumkan bahwa ia menderita kanker payudara, yang ditemukan saat melakukan mammogram sesuai anjuran dokter spesialis kesuburan yang ia temui. Giuliana dan suaminya memang berusaha untuk hamil melalui program bayi tabung. Para ahli mengatakan bahwa belum ditemukan bukti nyata antara proses bayi tabung dan diagnosa kanker payudara Giuliana, tapi perempuan yang mengikuti program bayi tabung memang terpapar hormon estrogen dan progesterone dosis tinggi, spekulasi yang kemudian muncul karena memang memungkinkan mempunyai kontribusi pada kanker payudara.