Terlalu Percaya DiriMenyetir memang memerlukan kepercayaan diri, karena menyetir di belantara lalu lintas bukan perkara sederhana. Namun, kesalahan perempuan adalah terlalu merasa percaya diri dengan kemampuan menyetirnya sehingga mengurangi keawasan terhadap rambu-rambu atau keadaan sekitar. Sarannya adalah, jujur pada kemampuan diri sendiri di belakang setir. Jangan menyalip mobil dari kiri atau mendadak putar balik di saat keadaan nggak terlalu memungkinkan. Ingat, menyetir dengan agresif seperti itu sama sekali nggak keren di mata siapapun.
Mengantuk"Penyakit” yang satu ini memang bukan kesalahan yang dilakukan perempuan semata. Namun, seringkali perempuan lebih cepat lelah karena harus menjalani beberapa kegiatan dalam waktu bersamaan, apalgi untuk seorang ibu, mulai dari memasak, mengurus anak, lalu berangkat kerja. Bila keadaan mata sedang nggak bersahabat, buka jendela agar udara luar bisa masuk dan putar lagu sambil bernyanyi kencang. Cara ini paling nggak membuat otak sedikit segar dan pikiran bahwa kita ngantuk teralihkan.
Mengebut Mengebut berbeda dengan terlalu percaya diri. Seringkali keadaan yang terdesak atau mungkin kebiasaan, membuat mengebut seperti bukan masalah serius, padahal 30 persen sebab kecelakaan yang terjadi adalah karena mengebut. Karena, saat mengebut, kita sebagai pengemudi sering nggak menyadari bahwa semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memberhentikan mobil bila terjadi sesuatu. Dan, kesalahan presisi antara kecepatan dan kemampuan kendaraan ini yang sering dilupakan. Gambarannya adalah, kamu perlu sekitar 90 meter untuk memberhentikan mobil saat dilarikan pada kecepatan 90 km/jam, dan akan lebih sulit lagi untuk memberhentikan mobil berjenis SUV secara mendadak.
Makan atau bersolek Walaupun perempuan adalah makhluk yang terkenal sangat menjaga badan, tapi godaan untuk mengemil sambil menyetir memang nggak bisa dilawan. Begitupun saat kamu sudah terburu-buru untuk sampai ke tempat tujuan dan wajah masih pucat belum dirias, sehingga nekat untuk melakukan make up saat tangan juga masih sibuk di setir. Saya bahkan punya teman yang sangat terampil memakai maskara saat menyetir. Itu tentu bukan prestasi yang patut dibanggakan, karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian saat tangan kiri meraih cemilan di kursi samping atau waktu kamu merogoh-rogoh make up case untuk mencari lipgloss mana yang ingin dipulas. Bila memang terpaksa, lakukan saat berhenti di lampu merah, jangan saat mobil berjalan.
There’s a baby in the car Nggak semua ibu beruntung bisa memiliki supir untuk menyetirkan kemanapun tujuan kita. Dan, tantangan yang harus dihadapi perempuan saat menyetir dengan anak-anak adalah menghadapi keadaan panik ata bingung saat anak nggak bisa dikontrol. Yang paling penting saat membawa anak berkendara dalam mobil adalah wajib menaruh mereka di car seat, bukan dipangku apalagi digendong. Setelah itu, apabila anak menangis atau bertingkah menggangu sehingga berpotensi mengganggu konsentrasi menyetir, menepilah dulu, cek kondisi anak sedang memerlukan apa, dan dekatkan/berikan keperluan yang anak minta, seperti pacifier, botol susu, atau makanan.
Buta dengan perawatan kendaraan Kamu masih suka bingung dengan istilah “busi”, “karburator”, atau “ piston” itu apa? Ya, memang perempuan lebih banyak terlahir sebagai pemakai mobil saja, bukan montir. Tapi, jangan terlalu terlena dimanjakan dengan “pemakluman” itu, karena nggak setiap saat kita bisa mendapatkan bantuan dari teknisi atau laki-laki yang mengerti mesin. Minimal, kita mengerti lampu peringatan yang menyala di panel mobil, cara memeriksa tekanan ban, atau dimana tempatnya mengisi air radiator, agar jangan sampai keburu kering. Dan jangan lupa, bila terjadi sesuatu pada mobilmu dan mengharuskan kamu untuk turun dari mobil, pastikan kunci mobil sudah dilepas dan kamu pegang, bukan ditinggal di dalam mobil. Ini untuk mencegah kejahatan pencurian mobil yang sering menimpa saat kita menepi.