Buat saya, nama Biyan senantiasa identik dengan aura dewasa dan feminitas elegan. Ketika menyaksikan peragaan koleksinya, kerap saya bertekad, “One day, I’ll grow up and be a Biyan lady!” Namun berkat koleksi Studio 133 oleh Biyan, “Kolase Keanggunan” ini, saya merasa tidak lagi perlu menunggu. Yang perlu ditunggu hanya hari barang tiba di toko dan hari gajian, haha!
Etnik tradisional senantiasa menjadi inspirasi bagi Biyan, tapi kali ini dikemas dalam sudut pandang kultur pop dan gaya padu padan yang playful. Semangat rasanya ketika menyaksikan rupa-rupa batik dikemas jadi motif warna-warni manis serupa dusty pink dan kuning ceria. Bordir yang menjadi keahlian Studio 133 kali ini tampil bold dan dalam ukuran besar serta nuansa neon. Ditambah langkah enerjik para model yang disertai senyum lebar, suasana terasa elektrik! Bahkan Mariana Renata, model kesayangan Biyan yang dikenal dengan rona melankolis, kali ini melangkah tegas dan dinamis sambil menebar tawa ramah.
Ada banyak hal yang jadi favorit saya di koleksi ini, tapi berikut yang menempati peringkat utama:
- I love all the chunky, colorful, ethnic inspired chunky necklaces! Garis grafis dalam wujud manik-manik tradisional, mungkin ini hasilnya apabila suku Masai didandani Andy Warhol.
- Sehari-hari saya gemar mengenakan celana pendek longgar atau kulot sebagai padanan. Item ini menurut saya praktis, nyaman dan mudah dipadu padan menjadi aneka gaya. Bayangkan betapa girangnya saya ketika Biyan menampilkan aneka baggy shorts, polos dan bermotif, dipadukan dengan blus oversized dan kalung megah.
- Mengutip Carine Roitfeld, Editor in chief Vogue Paris sekaligus muse Tom Ford dan Mario Testino, “Black and blue are not often worn together but they should.” Biyan membuktikan teori tersebut lewat aneka perpaduan biru dan hitam yang super chic. Inspiratif dan aplikatif, I like!