Jakarta Dalam acara The Color of Indonesia yang diselenggarakan pada bulan Agustus lalu, sederet desainer yang tergabung dalam ID12 menggelar pameran interior desain terbesar. Dengan mengusung tema besar “tempat hunian”, masing-masing dari desainer interior memegang satu ruangan. Roland Adam, lelaki pernah menempuh pendidikan di Universitas Sahid ini diberi jatah untuk mendandani sebuah kamar tamu.
“Saya mendesain kamar ini terinspirasi dari birunya laut Wakatobi. Kain-kain tenun Wakatobi kemudia dikemas dalam warna yang baru. Sedangkan warna ungu yang saya hadirkan di ruangan ini berasal dari warna matahari tenggelam di Wakatobi. Berbeda dari tempat lain, sunset di Wakatobi berwarna ungu,” jelas lelaki berkulit putih pada FIMELA.com dalam kamar tamu kecil kreasinya.
Penggunaan bahan dengan pattern geometris pada sarung bantal dan guling, peletakkan aksesori ukuran besar dalam kamar, penggunaan lampu gantung statement, serta penempatan tanaman-tanaman ukuran besar pada sudut-sudut ruangan justru malah membuat ruangan yang didesain sebagai kamar tamu ini terlihat besar. Jauh dari kata sempit, malah. Gradasi warna ungu yang digunakan pada sarung bantal, sarung guling, sprei, dan bed cover sukses membangkitkan rasa tenang dan nyaman yang memang wajib didapat menjelang tidur.
Selain kamar tidur, ruangan ini bisa berfungsi untuk menerima tamu jika tidak sedang digunakan. Nuansa pantai yang menenangkan sukses dituangkan Roland dalam kamar tamunya. “Saya ingin semua bagian dari kamar ini menjadi pusat perhatian. Karena itu, saya sengaja meletakkan beberapa aksesori statement sekaligus dalam satu ruangan,” cerita lelaki yang mengawali kariernya dalam bidang waralaba ini pada FIMELA.com.
Roland mengaku bahwa dalam terjunnya ia pada dunia desain interior berawal dari ketidaksengajaan. Sejak dulu, Roland memang telah jatuh cinta pada dunia tata letak. Sampai akhirnya, ia dipercaya untuk mempercantik sebuah waralaba kelas atas. Kesuksesannya dalam projek pertamanya ini yang akhirnya membuat Roland total beralih profesi menjadi seorang desainer interior sampai sekarang.
“Tren desain interior itu layaknya fashion. Apa yang menjadi tren beberapa puluh tahun lalu, bisa saja menjadi tren kembali pada saat ini atau masa yang akan datang,” tutur lelaki yang kerap memasukkan unsur Indonesia dalam setiap desainnya ini.