Beruntung, tim FIMELA.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan perempuan kelahiran 23 September 1954 yang pernah meraih anugerah Eleanor Roosevelt Val-Kill atas cita-cita tinggi dan tindakan beraninya ini, saat ia berkunjung ke Jakarta pada Kamis, 6 Desember lalu, di Thamrin City. Cherie, dengan senyum ramahnya, menjelaskan, “Perempuan tak cuma berhak memperoleh kesehatan dan kehidupan yang layak, tapi juga mempunyai peran penting di lingkungan sekitar. Apalagi, saat ini perempuan lebih leluasa bergerak, dan benar sekali jika perempuan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan bakat dan memenuhi ambisi ekonomis mereka. Hal ini tak melulu tentang pendapatan lebih yang menguntungkan perempuan dan keluarga. Perekonomian yang terjamin dan kemandirian finansial memberi perempuan kepercayaan diri untuk mengontrol hidup mereka sendiri, dan suaranya pun otomatis akan lebih didengar oleh komunitas mereka. Itulah mengapa membantu perekonomian perempuan menjadi salah satu faktor penting dalam penanggulangan kemiskinan global dan ketidaksetaraan.”
Kepada tim FIMELA.com, Cherie juga mengungkapkan bahwa media digital dan pemberdayaan perempuan adalah dua hal yang karib saat ini. “Misalnya saja, cukup lewat Facebook, para perempuan pengusaha sudah bisa melebarkan pangsa pasar, mengenalkan produknya kepada publik,” ungkap Cherie. Ketika tim kami memperkenalkan diri sebagai majalah online perempuan pertama di Indonesia, Cherie pun antusias. Ia sangat tertarik dengan konsep kami yang sesuai dengan misinya. Sebagai media digital yang fokus pada perempuan, Cherie berharap kami juga bisa terus ikut berkontribusi memberdayakan perempuan Indonesia.
Dan, mengapa Indonesia dipilihnya? Jelas, karena sektor usaha perempuan Indonesia saat ini berkembang pesat. Sebelumnya, Cherie Blair Foundation for Women pun telah melakukan riset, “Mobile Value Added Services: A Business Growth Opportunity for Women Entrepreneurs”, di Indonesia, Nigeria, dan Mesir, yang hasilnya menunjukkan 98% aktivitas kewirausahaan dikendalikan oleh pengusaha skala kecil menengah yang memiliki karyawan sedikit atau kurang dari 100 orang dan dengan modal kecil, serta 88% pengusaha perempuan menginginkan layanan ponsel yang bisa mendukung bisnis mereka.
Pemberdayaan perempuan memang salah satu topik yang menjadi konsen Cherie. Dan, Cherie Blair Foundation for Women sendiri, bekerja sama dengan organisasi nirlaba lokal maupun internasional, sektor umum dan khusus, telah mendukung para pengusaha perempuan di Afrika, Asia, dan kawasan Timur Tengah dalam bentuk pemberian keterampilan, jaringan, hingga akses keuangan, agar perempuan sukses menjadi pelaku bisnis. Sampai saat ini, ada 3 program andalan Cherie untuk mengembangkan proyek dengan solusi berkelanjutan itu: teknologi berbasis ponsel, bimbingan, dan pengembangan usaha.
"Kami ingin meningkatkan komitmen terhadap pemberdayaan perempuan. Karena itu, kami jelas sangat antusias mengembangkan berbagai layanan dengan topik penting yang berhubungan dengan dunia perempuan, salah satunya lewat Layanan Usaha Wanita di Indonesia ini,” katanya menutup obrolan sore dengan kami. Seperti semangatnya berkarier di bidang hukum, Cherie Blair sepertinya tak pernah merasa bosan mengampanyekan isu kesetaraan dan hak asasi manusia, terutama perempuan, ke seluruh dunia, because she always believes that by empowering and supporting women around the world, they can play an increasingly important role in their economies and societies.