Fimela.com, Jakarta Beberapa hari lalu diberitakan kalau film Night Bus yang meraih 6 Piala Citra di FFI 2017, ditayangkan di sebuah festival film bergengsi di luar negeri. Night Bus yang diproduseri Darius Sinathrya diputar di Far East Film Festival (FEFF) yang diadakan di Udine, Italia pada 20-28 April lalu.
Night Bus diputar sebagai Closing Film bersanding dengan film ‘Throw Down’ karya Johnnie To, sutradara senior asal Hong Kong, pada 28 April di Teatro Nuovo Giovanni da Udine, yang merupakan venue utama festival ini. Night Bus’ masuk kedalam kategori ‘White Mulberry Award’yaitu penghargaan untuk film panjang pertama atau kedua sang sutradara.
Juri kompetisi terdiri dari Albert Lee, Produser film dari Hong Kong, Peter Loehr, Produser film dari Amerika and penulis skenario dari Italia, Massimo Gaudioso. ‘Night Bus’ berkompetisi dengan 20 film dari berbagai negara Asia lainnya seperti Korea Selatan, Taiwan, China, Singapura, Thailand, Filipina, Hong Kong dan Vietnam.
Seperti yang disebutkan majalah Variety, FEFF masuk kedalam top 50 film festival terbaik di dunia. Festival ini bertujuan untuk membangun pengetahuan bersama melalui medium film dan menciptakan mutual exchange yang bermanfaat antara Timur dan Barat.
Di tahun ini mereka menayangkan 81 Films dari 11 negara Asia. Film-film dari pelaku film besar di Asia seperti Ryuichi Sakamoto, Johnnie To dan Wong Kar Wai juga ikut tampil di Festival ini. Selain itu mewakili Indonesia ada Pengabdi Setan yang disutradarai Joko Anwar dan My Generation oleh Upi Avianto.
“Saya gak nyangka Night Bus akan masuk kompetisi dan juga dipilih sebagai Closong Film di Far East Film Festival. Senang, dan bersyukur ‘Night Bus’ bisa terus bertemu penonton barunya. Semoga semangat perdamaian dan kemanusiaan yang ditularkan film ‘Night Bus’ terus menyebar”, ujar Emil Heradi yang hadir mempersembahkan film ini di FEFF sekaligus menjadi salah satu pembicara dalam panel diskusi ‘FEFF20 Talks’.
Sutradara Night Bus Berbagi Pengalaman
Acara itu juga dihadiri anggota DPR Ri, Prof. Bachtiar Aly, yang menyempatkan datang untuk memberi dukungan pada film Night Bus usai kunjungan kerjanya di Portugal.
Pada diskusi tersebut, Emil membagi pengalamannya dalam pembuatan film ‘Night Bus’ sekaligus membagi pandangannya mengenai sinema Asia saat ini. Emil Heradi, merupakan sutradara muda lulusan Institut Kesenian Jakarta yang telah menyutradarai banyak film pendek, salah satu film pendeknya ‘Rumah Perkara’ masuk ke dalam omnibus ‘Kita vs Korupsi’ (2012).
Pada tahun 2013, Emil menyutradari film panjang pertamanya yang berjudul ‘Sagarmatha’. Night Bus adalah debut kedua penyutradaraanya yang memenangkan kategori Film Terbaik, FFI 2017. Salut buat Night Bus dan film Indonesia.