Fimela.com, Jakarta Awalnya Joy Arcilla dari Filipina adalah seorang gadis cantik yang seperti anak-anak kebanyakan, dia seorang anak yang sangat bahagia. Namun, kehidupannya mulai berubah ketika ia melihat ada benjolan kecil yang muncul di lengannya pada tahun 2013 lalu. Awalnya benjolan tersebut hanya terlihat seperti gigitan nyamuk.
Tetapi setelah berminggu-minggu dan berbulan-bulan berlalu, benjolan tersebut ternyata tidak hilang, tetapi malah semakin membesar. Joy Kemudian didiagnosis dengan Ewings Sarcoma, kanker langka pada tulang atau jaringan lunak. Ini adalah jenis kanker yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, dan saat didiagnosis Joy baru berusia 16 tahun.
Dia pertama kali dioperasi pada bulan April 2013 lalu, di mana setelah itu dokter meyakinkannya kalau sarkomanya sekarang benar-benar hilang. Namun, saat tahun 2014, Joy memperhatikan kalau benjolannya telah kembali—saat itu benjolannya lebih besar dan menyakitkan. Operasi keduanya dilakukan pada 14 Februari 2014, dan benjolan yang lebih besar sekali lagi dihilangkan.
What's On Fimela
powered by
Dilansir dari Viral4Real, karena kanker yang dideritanya Joy harus menjalani 17 kali kemoterapi. Namun, dia meminta keluarganya untuk menghentikan kemoterapi pada siklus ke-5 atau ke-6 karena di tidak dapat lagi menahan tekanan mental, fisik, dan emosional serta rasa sakit yang dia dapatkan dari kemoterapi.
Meskipun beberapa dokter juga menyarankan untuk kemoterapi, namun Joy memutuskan untuk tidak melakukannya. Ia lebih memilih untuk mengubah gaya hidupnya dam mengonsumsi lebih banyak makanan bergizi. Dia makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan. Namun, ternyata benjolan baru mulai tumbuh lagi pada 2015, dan benjolan itu lebih besar dan lebih agresif dari sebelumnya.
Menjalani Kemoterapi Lagi
Dokter mengatakan bahwa untuk menghilangkannya ia harus menjalani kemoterapi untuk perbaikannya. Dia akhirnya menyerah setelah melihat anak-anak yang lebih muda darinya tetap bisa tersenyum usai ikut kemoterapi karena kanker. Dan pada siklus kemoterapi ke-12 pada bulan Oktober 2015, benjolan sekali lagi dibuang. Pada Februari 2016, ia akhirnya menyelesaikan siklus kemoterapi ke-17.
Meskipun bisa kembali bersekolah, sekali lagi Joy menyadari bahwa benjolan lain mulai tumbuh di tahun yang sama, 2015. Memikirkan tentang operasi dan kemoterapi membuat Joy memutuskan untuk mencoba sesuatu yang lain lagi. dia mengikuti diet ketat sebagai gantinya—sesuatu yang lebih ketat dari diet sebelumnya.
Dokter Menyarankan Joy untuk Amputasi Lengannya
Terlepas dari semua usahanya, benjolan itu mulai tumbuh begitu besar sehingga sangat sulit untuk menggerakan lengannya. Yang mengejutkannya, saran dokter adalah untuk mengamputasi lengannya.
Mendengar saran dari dokter, Joy sempat mengalami trauma, ia depresi karena takut kehilangan lengannya. Untuk mendapatkan solusi yang lain, Joy mencoba berkonsultasi dengan dokter yang lain. Tapi ternyata dokter yang lain pun menyarankan hal yang sama.
Akhirnya Joy pun menyadari bahwa seluruh dirinya lebih penting jika dibandingkan dengan sebuah lengan yang hilang. Dan pada 21 Desember 2017, pada operasi keempatnya, lengan Joy diamputasi. Meskipun operasi tersebut berhasil, menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya merupakan tantangan lain yang harus dihadapi oleh Joy. Joy pun mengunggah cerita hidupnya bersama kanker ke akun media sosial pribadinya.