Fimela.com, Jakarta Toko sepatu dan sandal itu tak seberapa besar. Terletak persis di samping Gang Babeh, Jalan Ciherang Raya, Sukatani, Depok. Pun begitu, masyarakat sekitar sudah lazim siapa pemilik toko tersebut. Dialah Sony Wakwaw, pemeran Wakwaw Maul, bocah paling terkenal di sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah.
Salam yang kami lontarkan disambut oleh seorang perempuan. Kami pun menanyakan tentang Sony Wakwaw dan rumah tinggalnya.
What's On Fimela
powered by
Sawiyah memang tengah menanti kedatangan kami. Sebelumnya, kami telah meminta waktu untuk melakukan wawancara dan pemotretan sehari sebelumnya. Namun, ketika itu kesempatan belum berpihak. Zakaria, sang ayah pun menjanjikan Jumat siang.
Mengetahui kedatangan kami, Sawiyah segera mencari Sony Wakwaw. Ya, semenjak tak lagi melakoni aktivitas syuting sinetron, Sony seperti layaknya anak-anak seusianya, sekolah, bermain, les privat, dan juga melakukan aktivitas lainnya.
"Kesibukannya sekarang ya begini mas. Sony kalau pagi sekolah, pulang di rumah aja, atau kadang main ke rumah temannya dekat sini. Ngelenong kadang di sanggar bang Ocid. Sering juga jaga toko," tuturnya.
Jalan hidup seseorang tiada yang tahu, demikian pula Sony Wakwaw. Sudah 3 tahun ini, wajah pemilik nama Sony Setiawan itu sudah tidak pernah tampil lagi di layar kaca. Padahal dahulu setiap hari ia muncul di sinetron maupun pemberitaan.
Sony memang tak memiliki target besar di dunia akting. Demikian pula keluarganya. Bagi mereka, aliran rejeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Seperti itu pula ketika mereka melihat ke belakang, masa dimana seorang Sony yang sekadar ikut melihat proses syuting, membantu kru, jadi tukang parkir di lokasi, jadi figuran dengan upah Rp 20 ribu sampai terlibat dalam 200 episode sebuah sinetron.
Sony sendiri terus berharap mendapatkan kesempatan untuk terlibat syuting lagi. Bukan karena materi, namun remaja 15 tahun itu selalu senang berada di lokasi syuting. Ia selalu menganggap lokasi syuting sebagai tempat bermain yang luas dengan teman bermain yang banyak.
Tak heran ketika Sony Wakwaw memilih bermain, berinteraksi dengan kru daripada mengambil istirahat seperti kawan artis lainnya. "Ya semoga bisa syuting lagi mas. Karena dia selalu nanyain teman-temannya pada kemana. Alhamdulillah, kemarin syuting sinetron ama Kevin Julio, belum tayang. Kemarin syutingnya selama 2 minggu," tukas Sawiyah.
Sony Wakwaw, Berhitung Agar tak Tekor
Dari upah Rp 20 ribu saat menjadi figuran, Sony Wakwaw akhirnya ketiban rejeki dengan perannya sebagai Wakwaw Maul. Selama 200 episode Sony tampil dengan kelucuannya, membawakan jargon Wakwaw, menanyakan 'Bapak Mana?' dan lainnya. Polahnya pun membuat barisan fans tercipta.
"Saat itu (upahnya) nggak 20 ribu lagi. Alhamdulillah. Dia bisa mengangkat derajat orangtua. Seperti ini yang saya buat modal usaha," ujar Sawiyah.
Silau dunia tak membuat Sony Wakwaw sekeluarga lupa. Kesederhanaan masih tetap terlihat pada mereka. Keramahannya menyambut tamu dengan sajian seadanya pun kami rasakan. "Adanya kopi aja mas, maaf," katanya seraya membawakan dua gelas minuman hangat kepada kami.
Sikap sederhana ini yang akhirnya membuat mereka memilih menekuni bisnis kecil-kecilan daripada menghamburkan rupiah tidak pada tempatnya. Perjalanan hidup yang mereka jalani sudah cukup menjadi bekal dalam berpikir ke depan.
Ya, roda kehidupan akan terus berputar. Terkadang posisi seseorang ada di atas, kadang pula di bawah. "Namanya orang itu kan gak selamanya (di atas). Gak beli apa-apa sih mas. Usaha aja. Dan jualan sepatu gini daripada saya di rumah nganggur. Anak-anak pada sekolah. Bapaknya juga narik taksi online," tuturnya.
Membuka toko sepatu adalah pilihan orangtua Sony. Temannya yang sebelumnya diperkenalkan oleh Ucup Nirin alias bang Ocid memiliki pabrik sepatu kualitas kedua. Sebelumnya, orangtua Sonny membuka toko di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Lalu semenjak kepindahan mereka ke kawasan Sukatani, Depok, toko pun berpindah.
Sekarang, yang di Cibubur tinggal dijual secara online, sementara toko fisiknya ada di dekat rumah mereka. "Modal, waktu awalnya dulu 60 juta di Cibubur. Lalu buka lagi disini, belanja lagi. Gak tahu berapa lagi, bapaknya yang belanja. Sekarang Cibubur online gak ada toko. Disini juga selain jualan langsung juga online. Ada pesan dikirim, lewat WA aja. Kan teman-teman, gak jauh-jauh," imbuh Sawiyah.
Satu kebanggaan orangtua adalah Sony yang di usia remaja sudah bisa memberikan lebih buat keluarganya. Dari jerihnya, Sony bisa mengangkat derajat keluarga. Untuk kepentingan sekolah, juga jajan, Sony tak perlu merepotkan orangtuanya.
"Alhamdulillah cukup aja buat kepentingan dia setiap bulannya. Gak minta ke orangtua. Bisa ngasih kakek neneknya. Alhamdulillah hasil jualan lumayan. Apalagi kalau Lebaran ama musim sekolah," katanya.
Satu hal lagi, kerinduan Sony akan penggemar pun sedikit terbayar ketika banyak dari mereka yang rela datang ke toko sepatu miliknya. "Masih banyak yang kenal dan minta foto. Kadang di sekolah juga masih ada yang minta foto," tutur Sawiyah.
Pasca Kesohor, Ini Nasib Artis Dadakan Lainnya
Seorang polisi berpangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu) terlihat tengah melakukan tugas jaga bersama rekannya. Ia sepertinya mengusir bosan dengan bernyanyi secara lipsync dan berjoget diiringi lagu India berjudul Chaiyya Chaiyya.
Sekadar info, lagu itu dinyanyikan oleh Sukhwinder Singh dan Sapna Awasthi untuk soundtrack film yang diperankan Shahrukh Khan, Dil Se. Ya, itulah Briptu Norman Kamaru. Tingkahnya lucu, luwes bergaya laksana pemeran India paling ngetop tersebut.
Nama Norman Kamaru langsung dikenal publik setelah April 2011 lalu videonya beredar luas di masyarakat. Ini merupakan titik emas dalam perjalanan hidup anggota Kesatuan Brimob Kepolisian Gorontalo itu.
Wajahnya langsung mendominasi beragam acara di televisi, baik talkshow maupun acara musik. Kala itu, Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar pun mengundang Norman dalam sesi interview di program musik pagi yang digawanginya.
Namun takdir berkata lain ketika Norman memutuskan untuk mengabaikan tugasnya di kepolisian dan memilih dunia entertainment. Sampai akhirnya ia pun dipecat dari kesatuan. Sempat bertahan, namun sedikit demi sedikit karirnya pudar di tengah gerusan bakat-bakat baru.
Norman selanjutnya diketahui berjualan bubur khas Manado, juga berbagai olahan durian yang diberi merk Chaiyya Chaiyya. Aktivitasnya sebagai penghibur ia lakukan dengan menjadi seorang disk jockey (DJ). Urusan pribadi, pernikahan pertamanya dengan Cici Daisy Paindong kandas. Lalu ia menikah lagi dengan wanita bernama Jhasmine Basalamah. Saat ini Norman terlihat lebih relijius dengan jenggot yang dipeliharanya.
Selain Briptu Norman Kamaru, ada juga Udin Sedunia. Pria 36 tahun bernama lahir Zainudin ini dikenal juga dengan nama Sualudin, dan Udin Majnun. Lagu dengan irama sederhana dan lirik kocak berjudul Udin Sedunia pun berhasil menghibur masyarakat.
Udin tercatat pernah menjadi host di acara Inbox SCTV, juga berakting dalam film Udin Cari Alamat Palsu. Tak berbeda jauh dengan Norman Kamaru, Udin yang dikenal sebagai artis dadakan pun tak bertahan karirnya di industri hiburan. Namun, ia diketahui masih aktif menjalani karir sebagai pelawak serta pencipta lagu.
Sedikit berbeda dengan Januarisman alias Aris Idol. Pria yang menjadi juara Indonesian Idol 2008 tersebut mampu merebut simpati juri dan masyarakat dengan suara rockernya. Terlebih dengan latar belakang dia yang merupakan seorang pengamen jalanan.
Aris Idol merengkuh popularitas sebagai juara ajang pencarian bakat tersebut. Namun, bukan berarti kebahagiaan berpihak kepadanya. Rumah tangganya bersama Rosillia Octo Fany nyaris berakhir. Di tengahnya kabar KDRT merebak. Meski akhirnya mereka memutuskan rujuk.
Aris juga tak bertahan lama. Pemberitaan terakhir menyebutkan dirinya mengais rejeki dengan menjadi pengemudi taksi online dan perseteruannya dengan Ihsan Idol beberapa waktu lalu. Mendadak terkenal lalu meredup seketika, demikianlah kalimat pas dari ketiga insan tersebut. SELANJUTNYA: Mengukur Jalanan Bersama Aris Idol