Opening Fashion Show JFFF 2018 Hadirkan Koleksi Albert Yanuar, Yosafat dan Patrick Owen

Yuni Haumahu diperbarui 20 Apr 2018, 15:16 WIB

Fimela.com, Jakarta JFFF atau Jakarta Fashion & Food Festival 2018 mengangkat para desainer muda yang berbakat untuk memamerkan karya-karya terbaik mereka. Fashion Festival pada acara pembuka bertemakan On Fleek.

Tiga desainer ternama yang membuka Fashion Festival ialah Albert Yanuar, Yosafat dan Patrick Owen, masing-masing membawakan koleksi yang berbeda-beda. On Fleek sendiri terinspirasi dari salah satu istilah dalam bahasa sehari-hari para mileniak di mancanegara yang kekinian sehingga sangat tepat sasarannya.

"Dalam konteks JFFF, makna On Fleek diartikan agar para milenial selalu tepat sasaran untuk eksistensinya dalam berkreasi, berinovasi, berkontribusi, serta berpartisipasi aktif dalam memajukan industri kreatif berbasis budaya Tanah Air," ucap Cut Meutia selaku Deputy Chairman JFFF saat ditemui Bintang.com dalam Press Conference JFFF, Kamis 20 April 2017 di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dengan kecanggihan teknologi dan keajaiban social media, diharapkan karya anak bangsa kita dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan sekaligus mampu bersaing di pasar internasional.

Desainer Albert Yanuar, Yosafat dan Patrick Owen pun mampu menghadirkan rancangan-rancangan yang kekinian sesuai dengan konsep dan tema JFFF 2018.

2 dari 4 halaman

Albert Yanuar - Journey to a Dynasty

Dress turtle neck dengan sentuhan detail. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Gaun on-shoulder. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Swimwear dan long outer. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Koleksi Albert Yanuar. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)

Tema dari koleksi Albert Yanuar di JFFF 2018 ialah Journey to a Dynasty, yang terinspirasi dari busana keluarga Kekaisaran Tiongkok di musim gugur.

Burung Phoenix menjadi motif yang mendominasi pada koleksi Albert Yanuar kali ini. Karena burung tersebut merupakan simbol dari kelahiran kembali dan juga motif Naga sebagai simbol kekuatan dan keberuntungan.

Teknik bordir emas yang sangat halus di atas warna dasar seperti biru, biru tua dan hitam, yang memberikan kesan mewah. Total koleksi Albert Yanuar sebanyak 17 look. 13 untuk pakaian perempuan dan 4 pria, yang memakai bahan material tulle, organza dan duchess. 

3 dari 4 halaman

Yosafat - Literalist

Tampilan minimalis dengan flare pants velvet. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Tube dress hitam dengan aksen tumpuk outer oversize. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Crop top, blazer kebesaran dan jeans.(Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Koleksi Yosafat. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)

Ingin menampilkan sesuatu yang baru dan berbeda, Yosafat menghadirkan koleksinya di JFFF yang minimalis tanpa banyak detail atau ornamen. 

Mengangkat tema Literalist yang merupakan julukan dari media yang diberikan kepada seniman-seniman bergaya minimalis di tahun 60an. Gaya minimalis yang memberikan kesan siluet oversize membuat tampilan tetap terkesan modern. 

4 dari 4 halaman

Patrick Owen - Re: Mata

Kaos warna kuning dan flare pants yang terkesan dramatisir. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Warna lego menjadi vibran koleksi Patrick Owen. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Perpaduan warna kuning dengan detail dan long skirt asimetris. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)
Koleksi Patrick Owen. (Photografer: Daniel Kampua/Bintang.com)

Desainer muda, Patrick Owen, mengangkat tema Re: Mata. Yang berdedikasi mengeksplorasi penciptaan keindahan dengan cara berbeda dan tak terduga ini terilhami perpaduan memukau antara nilai-nilai tradisional dan modern.

Serta berusaha mengulik cara untuk meretas persepsi umum akan dua gagasan yang berlawanan tersebut. Dalam presentasi koleksinya ini, Patrick Owen ingin mematahkan pemikiran tipikalitas dan mengkomunikasikan suatu tipe perpaduan nilai-nilai tradisional dan modern yang berbeda.