Fimela.com, Jakarta Kesuksesan pertunjukan teater yang dibintangi Reza Rahadian, Bunga Penutup Abad, menginspirasi sang produser, Happy Salma, untuk membuat pameran karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Pameran tersebut merupakan hasil kerja sama Dia.Lo.Gue dan Titimangsa Foundation.
Pementasan teater Bunga Penutup Abad yang telah digelar dengan sukses merupakan persembahan Titimangsa Foundation yang diperuntukkan dalam mengenang kebesaran sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Naskah yang diadaptasi dari novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer dalam seri novel Tetralogi Pulau Buru.
What's On Fimela
powered by
Dan dalam rangka pameran yang ditujukan untuk mengenang dan mengenalkan sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam jejak langkah hidupnya kepada generasi muda dan dalam memberikan apresiasi dan pengenalan serta pemahaman akan seorang sastrawan besar dalam proses besarnya yang bertajuk The Solitude : Pram & The Art of Writing.
"Saya begitu lihat covernya pameran ini, saya bilang sama Teh Happy, kenapa enggak ada film judulnya Namaku Pram? Tentang Pramoedya. Jadi mudah-mudahan sih ada yang bikin filmnya," ujar Reza Rahadian dalam jumpa pers pameran Namaku Pram di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2018).
Selain karya-karyanya, Reza Rahadian menganggap kisah hidup Pramoedya Ananta Toer menarik untuk difilmkan. Berikut 5 alasan ingin filmkan kisah hidup Pramoedya Ananta Toer.
1. Kagum
Sebagai salah satu oemeran utama Bunga Penutup Abad sekaligus pelaku seni, Reza Rahadian mengaku mengagumi sosok Pramoedya Ananta Toer. Ia pun berharap kisah hidup sang penulis bisa diangkat ke layar lebar.
2. Inspiratif
Menurut Reza Rahadian, industri hiburan Tanah Air masih kurang mengangkat kisah inspiratif tokoh penting nasional. Aktor film Habibie & Ainun itu pun berharap sineas memperbanyak karya seni berbentuk film soal perjalanan hidup tokoh berpengaruh.
3. Jadi Arsip
"Indonesia menurut saya kurang dalam mengarsipkan orang-orang besar yang telah berkontribusi luar biasa buat bangsa ini. Tidak terlalu banyak. Jadi mudah-mudahan akan lebih banyak sih," lanjut Reza Rahadian.
4. Abadi
Harapan Reza Rahadian itu bukannya tanpa alasan. Menurut lawan main Chelsea Islan dalam film Rudie Habibie tersebut, film merupakan salah satu karya seni yang bisa menjadi arsip untuk diabadikan selamanya.
"Karena menurut saya apa ya, film menjadi sebuah arsip baru. Suatu kekayaan baru yang abadi untuk dunia film juga," ungkap Reza Rahadian.
5. Mendunia
Pram telah menelurkan lebih dari 50 karya sastra berupa novel yang telah diterbitkan ke dalam 41 bahasa di dunia. Tak hanya itu, novel-novel Pram bahkan menjadi buku yang harus dibaca dan menjadi bahan ajar wajib sekolah-sekolah dan universitas luar negeri.
Karya-karya Pram kerap bernafaskan humanisme universal, mengungkap persoalan dan pemikiran pada zamannya yang masih relevan dengan kehidupan zaman sekarang. Tak heran jika Reza Rahadian ingin menfilmkan kisah hidup Pramoedya Ananta Toer.
Reporter: Fajarina Nurin/Liputan6.com