Fimela.com, Jakarta kelas yoga kini menawarkan macam-macam program berbeda. Kali ini, sebbuah tren yoga di Amerika Serikat menawarkan pengalaman bermeditasi dan olahraga dengan para kambing. Namanya Goat Yoga. Meskipun menarik, tapi Departemen Kesehatan harus membatalkan kelas ini. Panitia membatalkan kelas yang berlangsung di New York tersebut, dua hari sebelum pelaksanaan perdana.
"Departemen Kesehatan bekerjasama dengan NY Goat Yoga, tetapi kami melarang kontak langsung dengan hewan tertentu. Sehingga, kami tidak bisa memproses permintaan mereka dan mengeluarkan izin," jelas juru bicara departemen seperti dilansir dari New York Post pada Rabu (18/4/2018).
Kambing tidak diizinkan untuk tinggal di setiap bangunan di kota. Namun, pemilik NY Goat Yoga Sharon Boustani mengatakan, departemen kesehatan terbuka untuk mengevaluasi permohonan yang terkait dengan kambing, berdasarkan kasus-kasus yang sudah ada.
"Kami sangat optimis," kata Boustani. "Begitu pula mereka, semacam itulah," tambahnya.
Proses perijinan mengharuskan mereka menaruh barang-barang terkait di tempat tersebut, sebelum peninjauan aplikasi.
Menurut Boustani, membiatkan kambing berkeliaran dengan bebas selama kelas dan kontak dengan mereka, menjadi rintangan terbesar dalam proses perijinan.
Boustani mengatakan, skenario terakhir adalah dengan melakukan demonstrasi yoga kambing, tanpa partisipasi dari kambing itu sendiri.
Dilakukan di Tempat Lain
Walaupun begitu, warga New York masih bisa melakukan yoga ini di tempat-tempat seperti peternakan.
"Sejauh yang saya lihat, yoga kambing tidak memungkinkan diadakan di kota New York," tambah Boustani.
Kelas tersebut berbiaya 40 dolar dan dijadwalkan di sebuah gudang di New York. Proses pengembalian tiket saat ini sedang berlangsung.
Konsep yoga semacam ini ditemukan di Oregon dua tahun lalu, sebagai sebuah terapi untuk hewan.
Sejak saat itu, lebih dari 200 kelas muncul di seluruh AS, termasuk Gilbertsville Farmhouse, perusahaan yang mengoperasikan NY Goat Yoga.
Tahun lalu, mereka menawarkan kelas berdurasi 45 menit di pertanian mereka, yang berjarak sekitar tiga setengah jam dari kota.
Penulis: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com