Fimela.com, Jakarta Keamanan Taylor Swift tampaknya perlu diperketat lagi. Sebab, baru beberapa hari setelah rumahnya disawer seorang pria gila, kini giliran penguntit yang memberikan ancaman bagi penghuni rumah Taylor.
Seperti dikutip Hollywood Life, seorang penguntit bernama Julius Alexander Sandrock ditangkap pihak kepolisian Beverly Hills pada Sabtu (14/4). Julius diduga menguntit hingga memasuki paksa rumah Taylor.
Mengenakan masker dan sarung tangan, Julius memberikan ancaman pada penghuni rumah Taylor dengan pisau, amunisi serta tali hitam. Untungnya, saat kejadian, pelantun Look What You Made Me Do tersebut sedang tidak berada di rumah.
Atas perbuatannya tersebut, Julius dikenakan denda sebesar 150 ribu USD atau sekitar Rp 2 M. Menurut laporan USA Today, pihak kepolisian setempat pun telah berencana untuk melakukan penahanan pada pria berusia 38 tahun tersebut.
Hal tersebut didasari oleh temuan kepemilikan tiga senjata api. Salah satu senjata api tersebut kemudian digunakan Julius melakukan masa percobaan di Colorado.
Sementara itu, dalam kurun waktu kurang satu bulan, Taylor Swift sudah mengalami dua insiden tak mengenakan. Sebelumnya, pada 8 April 2018, seorang pria ditangkap karena 'menyawer' rumah Taylor.
Detail Kejadian sebelumnya
Seorang pria bernama Bruce Rowley mengaku sebagai fans dari Taylor Swift. Demi menarik simpatik sang idola, Bruce rela merampok bank, yang kemudian uangnya ia sawer di depan kediaman Taylor.
Usut punya usut, ternyata Bruce tergila-gila pada sosok Taylor Swift hingga ingin melamarnya. Beruntung, saat kejadian berlangsung, penyanyi berusia 28 tahun ini sedang tidak ada di rumah.
Acaman untuk Taylor Swift
Dengan tertangkapnya Julius dan Bruce Rowley, mengindikasikan jika Taylor Swift benar-benar sedang dalam bahaya. Pasalnya pada awal bulan April, kekasih Joel Alwyn ini sempat diancam akan disandera dibunuh oleh seorang pria.
Lantas, pada 2016, seorang pria bernama Frank Andrew Hooper ditangkap karena terbukti mengikuti Taylor Swift. Hooper dikabarkan nekat mengikuti idolanya itu setelah sebuah konser di Austin.