Tanning Biar Kulit Jadi Eksotis, Apa Konsekuensinya?

Karla Farhana diperbarui 11 Apr 2018, 07:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Tanning atau upaya untuk mempergelap kulit sempat menjadi tren. Usai standar kulit putih di kalangan kaum Hawa booming, kini standar kulit cewek harus eksotik alias agak gelap. Makanya, banyak banget cewek yang akhirnya melakukan tanning dengan berbagai cara. 

Tanning ini sebenarnya sudah lama dilakukan banyak orang dan kalangan. Dulu, caranya dengan berjemur di bawah matahari berjam-jam. Tapi, kulit akan kembali seperti semula setelah satu minggu. Atau bahkan lebih cepat. 

Cara ini dinilai nggak baik karena bisa menimbulkan kanker kulit dan kulit terbakar. Nah, setelah itu, baru muncul metode tanning lain. Mulai dari menggunakan mesin khusus, tanning beds, hingga tanning injection. 

Tanning beds, dilansir dari Live Strong, merupakan salah satu metode menggelapkan kulit menggunakan sianr UV. Baik UVA atau UVB, keduanya nggak baik untuk kesehatan kulit. 

Karena, keduanya akan membuat sel melanocyte memproduksi melanin, yang membuat kulit memiliki pigmen cokelat. Inilah yang bikin kulit menjadi gelap. Tapi, efek buruknya banyak banget. 

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Kanker Kulit

Ingin melakukan self tanning, namun masih takut? Berikut ini adalah langkah cerdas dan sederhana untuk melakukannya sendiri.

Ketika kulit terpapar sinar UB, enzim dalam tubuh akan bekerja untuk memperbaiki kerusakan sel kulit yang terjadi. Meskipun begitu, nggak semua enzim bisa memperbaiki sel kulit. Malah, enzim juga bisa bermutasi dan meningkatkan risiko terjadinya kanker. 

Menurut the Skin Cancer Foundation, satu saja sunburn yang terjadi pada saat masih kecil, atau 5 kali terbakar matahari sepanjang hidup, akan meningkatkan risiko terjadinya melanoma 2 kali lebih banyak. Melanoma merupakan sebuah kanker kulit yang paling mematikan.