Fimela.com, Jakarta Pernah dengar kisah Tarzan? Ya, cerita tentang anak manusia yang dibesarkan oleh Gorilla dan tumbuh besar di hutan rupanya tak hanya sekedar dongeng lho! Buktinya ada seorang pria asal Spanyol yang menghabiskan 12 tahunnya di salah satu gunung di Provinsi Cordoba dan tinggal bersama kerumunan serigala.
Dilansir dari Oddity Central, pria benarma Marcos Rodriguez Pantoja ini hidup bersama para serigala sebelum di umur 19 tahun ditemukan pihak keamanan dan membawanya untuk kembali hidup bersama sosial. Tapi meski kini usianya sudah mencapai 72 tahun, nyatanya Pantoja tetap nggak bisa hidup selaras dengan manusia.
What's On Fimela
powered by
Lahir di Anora, Cordoba pada tahun 1946 silam, Pantoja pun kehilangan Ibunya saat masih berumur 3 tahun, lalu sang Ayah membuangnya untuk hidup dengan perempuan lain di kota tetangga. Sebagai bocah kecil, ia diajak ke gunung untuk menggantikan posisi penggembala tua setelah mendengar ada 300 ekor domba di sana.
Ia ingat kalau gembala tua itu mengajarkannya membuat api dan banyak hal lainnya, tapi di tahun 1954 Marcos pun harus menerima kenyataan ketika sang gembala meninggal dunia. Tidak jelas bagaimana Pantoja bisa hidup dengan serigala liar di atas gunung. Tapi saat petugas keamanan menemukannya, Pantoja hanya bisa melolong seperti serigala dan tidak banyak bicara. Ia pun dibawa kembali ke tengah sosial meski seringkali Pantoja merasa tidak nyaman.
Pantoja juga mengaku kalau ia sempat mencoba untuk kembali ke kawanan serigala, tapi mereka sudah tidak menganggapnya lagi sebagai saudara. Pantoja juga mengaku kalau ia bahagia bisa berada di antara serigala yang mengajarkannya bertahan hidup di tengah alam liar. Menunjukkannya kasih sayang dan perhatian seperti saudara, mengajarinya makanan mana yang beracun dan tidak. Pantoja juga ingat saat ia tidur di gua dengan kalelawar, ular, bahkan rusa tanpa perlu khawatir dengan apa yang terjadi di dunia.
Tapi semua hari-harinya yang indah itu berakhir saat para petugas keamanan menangkapnya 53 tahun lalu dan hidupnya berubah drastis. Pantoja mulai mengungkap kekecewaannya seperti dikecewakan oleh kawan, dieksploitasi oleh atasannya di pekerjaan dan tertawa karena ia tidak tahu banyak soal sepakbola dan politik.
Terlepas dari semua rasa kecewanya, Pantoja bahagia karena sebagian tetangganya mau menerimanya sebagai manusia. Dia pun suka mengajarkan anak-anak di sekitarnya untuk mencintai binatang, termasuk mengajari pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Penulis: Natanael Sepaya
Sumber Foto: Kapanlagi.com