Fimela.com, Jakarta Maya Angelou, wanita kelahiranpada 4 April 1928 di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat, ini tumbuh menjadi sosok penulis, editor, aktivis hak sipil, penyanyi, penari, aktris, komposer bahkan sebagai sutradara perempuan kulit hitam pertama di Hollywood.
Sepanjang hidup, Maya menelurkan banyak tulisan berupa esai, autobiografi, dan yang paling dicintai publik, puisi-puisinya. Wanita yang meninggal pada 28 Mei 2014 lalu telah menerima 50 gelar kehormatan serta dikenal berkat buku pertamanya yang berjudul 'I Know Why the Caged Bird Sings'.
Meski telah tiada, karya-karya Maya Angelou tetap mewarnai dunia. Nggak cuma itu, ia juga meninggalkan sederet pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya. Seperti yang dikutip dari Forbes berikut.
1. Bicaralah dengan percaya diri
Gaya bicara Maya Angelou itu lambat, bijaksana, dan sangat fasih. Seolah ia menyampaikan setiap kata dengan penuh pertimbangan dan betul-betul berasal dari jiwanya.
Maya juga mengajari pentingnya memiliki kebanggaan atas siapa dirimu dan berbicara dengan otoritas sebagai seorang ahli. Karenanya, ia mampu untuk mengadvokasi toleransi, keadilan dan kesetaraan, serta bikin orang-orang merasakan lebih banyak keindahan, kedamaian, dan cinta.
2. Jangan takut menjadi rapuh dan ceritakanlah!
Maya Angelou pernah bilang “Kita tidak perlu menyangkal tentang apa yang telah kita lakukan, apa yang telah kita lalui. Itu akan membantu kita. Lihat pada diri sendiri dan katakan, 'Nah, tunggu sebentar. Saya lebih kuat dari yang saya kira'”. Pesan Maya itu sangat relevan dengan gerakan #MeeToo saat ini.
Maya Angelou pernah bercerita tentang bagaimana ia merasakan rasisme dan trauma, termasuk kisahnya tentang pemerkosaan sebagai seorang gadis berusia 8 tahun. Itu semua tercurah dalam autobiografinya bertajuk 'I Know Why the Cage Bird Sings'. Buku itu diterbitkan tahun 1969 dan masih tetap menginspirasi dunia hingga kini.
4. Kembangkan keberanianmu
Dalam wawancara bersama Forbes, Maya berkali-kali menekankan akan pentingnya punya keberanian. Menurut Maya, keberanian itu penting karena tanpa keberanian nggak ada kebajikan yang konsisten. Maya juga mencontohkan bahwa pilihannya untuk bergerak membela mereka yang diperlakukan tidak manusiawi butuh keberanian besar.
5. Miliki harapan untuk masa depan
Meski sulit, Maya punya optimisme serta harapan yang besar akan berkembangnya kesadaran orang-orang atas kemanusiaan. Menurut Maya, seksisme, rasisme, bahkan ageisme begitu marak, namun ia tetap optimis bahwa sebagai manusia kita lebih mampu melihat kesamaan dalam diri satu sama lain ketimbang melihat perbedaannya.
Penulis: Editor KapanLagi.com
Sumber: Kapanlagi.com