Fimela.com, Jakarta Persis seperti dua kutub magnet, hubungan diplomatis Korea Utara dengan Korea Selatan memang cenderung tolak menolak. Bahkan, bukan hanya "urusan negara", para warganya pun seperti terhalang tembok yang menjulang sampai ke langit. Tak ada kesempatan untuk saling mengunjungi, apalagi izin untuk hidup bersama. Namun kalau sudah menyangkut soal cinta, sepertinya negara pun tak bisa menghalangi. Seperti kisah cinta pasangan yang satu ini.
Joseph, atau dulu dikenal sebagai Chui, pergi ke Cina setelah melarikan diri dari Korea Utara pada tahun 1999. Tahun 2003 ia mencari tempat menumpang hidup di Korea Selatan dan memutuskan untuk memulai hidup baru di sana.
Joseph tinggal di Seoul dan membuka kafe, di mana ia mempekerjakan orang-orang Korea Utara yang berada di sana seperti dirinya. Di masa-masa itulah ia jatuh cinta pada wanita Korea Selatan bernama Juyeon.
“Ketika aku beradu mata Juyeon di koridor sebuah bank, saya pikir Tuhan menempatkannya di jalan saya,” kata Joseph, dikutip dari nextshark.com. Tampaknya, Joseph memang sudah jatuh cinta pada Juyeon sejak pandangan pertama.
Kendati demikian, Juyeon juga mengkhawatirkan kecaman atas hubungan yang terjalin antara pria Korea Utara dengan wanita Korea Selatan. Teman-temannya sendiri berkali-kali membujuknya untuk mencari saja pria Korea Selatan untuk dipacari dan dinikahi. Mereka bilang, "banyak pria Korea Selatan yang menarik, kenapa kamu memacari pria Korea Utara?"
What's On Fimela
powered by
Perjuangan Cinta Melawan Stigma Negatif Pernikahan Wanita Korea Selatan dengan Pria Korea Utara
Bujukan tersebut tak berarti apa-apa bagi Juyeon. Kalau hati sudah bilang cinta, mau dikata apa? Cinta Juyeon pada Joseph tetap kukuh. Atas perkataan teman-temannya, Juyeon menjawab, "aku cinta padanya, aku ingin membangun keluarga dan memiliki tiga anak bersamanya. Aku takkan menyerah."
Kendati demikian, keputusan Juyeon untuk untuk berpacaran dengan Joseph tetap bertentangan dengan stigma yang beredar di sana tentang pernikahan antara warna Korea Utara dengan warga Korea Selatan. Sebuah polling tahun 2014 menunjukkan bahwa 84% wanita Korea Selatan merasa "agak negatif" terhadap ide menikahi pria asal Korea Utara. Sebaliknya, 69& dari pria Korea Selatan merasa "agak positif" saat dipertanyakan soal menikah dengan wanita asal Korea Utara.
Fotografer pertunangan mereka, Eric Lafforgue memberi komentarnya atas stigma mengenai pasangan Korea Utara dengan Korea Selatan. "Hal ini dapat diterima bagi pria Korea Selatan untuk menikahi wanita Korea Utara dalam tekanan emosional--agen kencan berlimpah di ceruk ini--tetapi seorang gadis Korea Selatan yang menggoda seorang pembelot Korea Utara? Itu adalah cerita lain dalam masyarakat yang sangat konservatif ini," ujarnya, sebagaimana dilansir dari Nextshark.
Tak Peduli Urusan Negara, Cinta Mengalahkan Segalanya
Agen perjodohan wanita Korea Utara dengan pria Korea Selatan memang memiliki banyak peminat. Umumnya, para wanita Korea Utara ini merupakan pengungsi yang memutuskan untuk melarikan diri dari negaranya dan ingin memulai hidup baru di Korea Selatan.
Sebagai wujud apresiasi terhadap hubungan mereka dan latar belakang keduanya, Joseph dan Joyeoun foto-foto di Imjingak Peace Park, yang berlokasi di perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan.
Pasangan itu juga menambahkan pita berwarna pada kawat berduri sebagai simbol harapan akan perdamaian meski ketegangan dan permusuhan kedua negara terus memanas.