Fimela.com, Jakarta Karier gemilang dengan rentetan prestasi di dalamnya tentu jadi pencapaian yang patut dibanggakan dari seorang Artika Sari Devi. Namun, goals setiap orang memang berbeda, dan istri Ibraham Imran atau Baim ini menemukannya setelah menyandang status ibu.
***
Lebih dulu dikenal lantaran predikatnya sebagai Puteri Indonesia 2004, Artika beranggapan jika pencapaiannya kala itu merupakan prestasi luar biasa. Terlebih, saat mengikuti Miss Universe 2005, perempuan asal Bangka Belitung ini mampu menembus 15 besar.
Namun, anggapan itu bergeser ketika Artika memutuskan menikah dengan Baim pada 2008 lalu. Itulah titik awal perempuan 38 tahun tersebut menemukan kebanggaan baru yang dianggap lebih dari segala prestasi di sepanjang kariernya.
Tanpa maksud mengecilkan prestasi di ajang kecantikan, Artika malah menganggap pencapaian tertingginya hingga saat ini adalah jadi seorang ibu. Ya, jadi ibu dari dua anaknya, Sarah Ebiela Ibrahim dan Dayana Zoelie Ibrahim adalah pencapaian tertinggi Artika.
"Selain pernah jadi Puteri Indonesia dan dapat penghargaan film di Festival Film Internasional, lebih daripada itu saya mengakui, pencapaian saya jadi seorang ibu itu kayanya yang tertinggi selama ini," kata Artika saat menyambangi kantor Bintang.com di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/3/2018).
Benar-benar menikmati, Artika Sari Devi bercerita kehabahgiaan 'melakoni' peran sebagai ibu dan anak. Dengan jawaban penuh kejutan, istri Ibrahim Imran ini bercerita tentang kedua pputrinya dan mengungkap rahasia keharmonisan rumah tangga dengan personel The Dance Company tersebut.
Nikmat Jadi Seorang Ibu bagi Artika Sari Devi
Kesibukan pekerjaan tak membuat Artika Sari Devi menomorduakan keluarga. Sudah tak lagi ngoyo mengejar karier, perempuan berdarah Jawa ini memilih menikmati setiap momen tumbuh kembang kedua buah hatinya.
Sudah jarang terlihat, Artika saat ini sedang sibuk apa?
Sebagai menteri aparatur rumah tangga, saya lagi sibuk ya kayak ibu-ibu kebanyakan, mengurus dua anak, satu suami. Anak pertama saya namanya Sarah Ebiela Ibrahim umurnya 8 tahun. Yang kedua namanya Dayana Zoelie Ibrahim, umurnya 4 tahun.
Yang terakhir doakan saja semoga segera menyusul. Selebihnya kayaknya kegiatan yang saya ambil nggak jauh-jauh dari anak. Lagi bikin aksi ibu peduli nutrisi, saya sebagai brand ambassador salah satu produk minuman.
Jadi, Artika punya rencana tambah momongan?
Pengin banget punya anak ketiga. Tapi, sedang menunggu cara gimana dapatin anak laki-laki. Doakan saja.
Memang bagaimana sih keseruan jadi ibu bagi seorang Artika?
Seru banget. Tapi, saya sadar bahwa jadi seorang ibu itu nggak bisa main tunggal. Ada suami dan keluarga besar yang membuat peran saya jadi lebih ringan. Apalagi membesarkan anak-anak di era millennial, tantangannya gede banget. Kita harus bisa memposisikan sebagai sahabat, ibu, guru juga, di situ seninya.
Kesan punya dua anak perempuan bagi Artika?
Punya dua anak perempuan, saya bisa melihat sisi lain dari seorang perempuan kecil yang jujur, yang ngapa-ngapain itu nanya, 'Manfaatnya apa?'. Kadang anak-anak itu di balik sifat jujurnya malah inspiring ya, terutama Abbey. Saya sering curhat ama Abbey. Kalau Zoe itu penyemangat.
Perkembangan anak seperti apa? Kelihatannya kan mereka punya bawaan sikap berbeda.
Memang beda. Kalau anak saya yang pertama katanya sih lebih mirip saya, bentukannya juga mirip saya. Sementara yang kedua bapaknya banget sampai sifat-sifatnya, konyolnya, sama. Tapi, saya dan suami sepakat untuk memperlakukan mereka secara adil, itu yang susah.
Kita nggak bisa menyamaratakan si kakak yang 8 tahun dan adiknya 4 tahun. Perlakuan kami tentu beda sesuai kebutuhan mereka. Si kakak sudah jadi gadis kecil, kadang mau memutuskan sesuatu sama Abbey itu kita harus membuka ruang diskusi, beda sama adiknya yang masih nurut saja.
Seseru apa sih mereka berdua kalau di rumah?
Karna Zoe itu sangat look up ke kakaknya. Jadi, gampang dipengaruhi, menyenangkan. Tapi, Zoe kadang punya pandangan yang beda dan unik sampai sekarang. Jadi, kalau kakaknya ditanya mau jadi apa (cita-cita) masih beda-beda, bisa ilmuwan, musisi.
Nah, kalo adiknya, ditanya mau jadi apa masih nggak berubah dari dulu, mau jadi alien. Buat saya anak ajaib itu (Zoe) selalu punya pandangan, dan dia bisa jelasin kenapa mau jadi alien. Jadi itu karena dia punya ufo dan mau kirim orang jahat di Bumi mau dibawa pergi ke luar angkasa. Hal-hal seperti itu yang saya anggap, anak-anak bisa jadi guru buat saya.
Karena beda, jadi bagaimana Artika dan Baim menerapkan pola didik ke anak-anak?
Saya lebih jujur. Kalau saya kecewa, saya tunjukin, supaya anak bisa baca perasaan orang dan empati. Tapi, kalau saya sama Baim sepakat untuk mengajarkan anak sesuatu dengan mengajak mereka. Misal, sikat gigi. Karena anak-anak itu peniru yang ulung. Mungkin tiap orang beda, tapi kami yang lebih efektif adalah memberikan contoh dan terlibat langsung.
Termasuk orangtua yang membatasi anak dengan gadget?
Saya nggak bisa bilang anak saya steril sama gadget. Tapi, saya membiasakan anak kalau pegang gadget cuma weekend dan itupun saya disiplin sama waktu. Gadget di weekend itu nggak boleh lebih dari 10 menit. Jadi, saya pakai timer dan kita nggak pernah membiarkan anak main gadget sendiri.
Membatasi anak dari gadget, bagaimana memberikan pengertiannya?
Ya memberikan pemahaman mereka, gadget itu sebuah teknologi inovasi, kamu bisa memanfaatkan, tapi jangan dimanfaatkan dan ketergantungan. Saya juga kasih tahu Abbey, gadget memang sangat menarik ya secara visual, tapi saya kasih tahu buat komunikasi dan tujuannya buat apa.
Apa anak-anak termasuk yang suka complain sama kesibukan Artika dan Baim?
Banget dan cenderung posesif. Tapi, saya senang. Jadi, satu sama lain saling peduli dan tiap malam itu kita selalu sempatin nidurin anak-anak, ada waktu untuk ngobrol. Tiap hari kita selalu sempatin untuk komunikasi. Ngobrol yang bukan cuma basa-basi, tapi saya sangat detail.
Kekhawatiran terbesar Artika soal anak?
Dibanding khawatir, mending saya menitipkan pesan, mencontohkan yang kami sepakati, semoga sampai besar dia bisa paham sampai nanti mudah-mudahan sukses dan jadi orang yang berguna. Dia tahu asal usulnya dan harus paham anak Indonesia punya etika dan sopan santun.
Anak saya bisa sekolah di sekolah yang diversity, yang beragam etnis dan bahasanya. Tapi, dia harus sadar dia anak Indonesia yang kalo ketemu teman mama papanya harus salim, itu yang saya tanamin.
Saya selalu pesen yang utama pada anak saya kalau mama senang kalau kamu bisa mencapai cita-cita kamu setinggi-tingginya. Tapi, pesan mama, di dunia ini kita memang butuh orang cerdas, tapi lebih butuh orang yang memberi manfaat, membantu orang lain, itu yang saya tanamin.
Artika Sari Devi Ingin Keluarga yang Serba Cukup
Tak muluk cita-cita Artika Sari Devi terkait keluarga kecilnya. Kakak dari Refi Monika ini hanya berharap memiliki keluarga yang cukup dari berbagai aspek. Di samping itu, Artika juga berbicara soal rahasia keharmonisan dengan sang suami.
Perbedaan Artika sebelum dan sesudah berkeluarga?
Sebelum jadi ibu, sebelum nikah dan punya anak, saya perempuan yang mungkin pencapaian terbesar saya adalah menikah. Karena dulu saya menganggap, perempuan yang terlalu mandiri seperti saya bisa nggak ya dipilih sama laki?
Makanya saya dulu sempat kesusahan mencari pendamping yang benar-benar bisa saya percaya, bisa membimbing saya, jadi partner saya jalanin rumah tangga. Sampai bertemu dengan Ibrahim Imran itu yang akhirnya memperdaya saya dan menikah. Jadi, cuma Baim yang bisa meyakini saya untuk, 'Yuk, kita jalan lebih jauh lagi!'.
Sebagai seorang rocker, seperti apa sih sosok Baim sebagai seorang suami dan ayah?
Ini rocker sejati menurut versinya dia (Baim) sih ya gitu. Yang masih belanja bulanan, antar-jemput anak sekolah. Jadi, kalau di panggung sama keseharian sangat berbeda.
Mas Baim itu orang yang sangat hangat di rumah dan peduli untuk urusan makanan. Bahkan, dia yang sampai detail tahu kakak sukanya apa, adik sukanya apa, saya sukanya apa. Mungkin karena dia satu-satunya lelaki di rumah, jadi kayak kita semua rebutan dia, dan mas baim mengakomodir semua kebutuhan kita. Yang paling ganteng soalnya di rumah.
Apa sih kiat pernikahan langgeng yang kalian bangun sampai 10 tahun ini?
Saya selalu bingung kalau ditanyain kiatnya, karena kami juga banyak belajar dari pasangan lain yang sudah lebih dulu menikah dan tetap kompak. Tapi, kalau ditanya, komunikasi itu kunci utama ya. Komunikasi itu adalah bentuk kita berempati sama semua. Jadi, harus disempatin. Kemudian ke anak-anak juga kita sangat menghormati keinginan anak-anak.
Selain tentunya langgeng sampai akhir hayat, apa sih keinginan terbesar seorang Artika pada keluarga?
Yang pertama, seisi rumah sehat. Karena kalau ada yang sakit itu kepikiran. Kalau ada sakit itu rasanya, 'aduh'. Kedua, kalau ada yg ribut-ribut kecil misalnya anak-anak itu kita juga aduh ngerasanya, 'jangan ya'.
Tapi, syukur mereka sampai sekarang nggak ada yang iri satu sama lain. Jadi, intinya, harapan saya buat seisi keluarga ini sama lah, keluarga yang damai, nggak perlu berlebihan, tapi berkecukupan. Cukup perhatian, cukup kompak, dan punya waktu yang cukup satu sama lain.