Eksklusif Transformasi Dita: Ini Baru Permulaan

Nizar Zulmi diperbarui 28 Mar 2018, 08:08 WIB

Fimela.com, Jakarta Bermain di scene musik mainstream tanah air membutuhkan berbagai macam ilmu dan pertimbangan. Sekedar mengikuti selera pasar tak lagi semanjur 5 atau 10 tahun lalu. Hal tersebut telah dirasakan banyak musisi Indonesia, termasuk Mey Chan, yang kini kembali ke nama aslinya Dita.

***

Pertemuan dengan Maia Estianty adalah salah satu hal paling berpengaruh dalam kariernya. Berawal dari Mey Chan yang banyak belajar dan lebih banyak mengikuti arahan, kini ia bertransformasi menjadi seorang Dita, sosok yang baru.

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Apalah arti sebuah nama, ungkapan itu nyatanya juga mewakili perasaan wanita kelahiran Malang 31 tahun lalu ini. Kendati merombak branding-nya dengan nama baru, hal yang ingin ia tekankan justru bukan dari aspek itu.

"Sebenarnya kunci untuk mengembalikan karier aku bukan dari nama. Kuncinya adalah lagunya viral atau nggak. Mau namanya Mawar atau siapa kalau lagunya ngetop, ngetop aja," tutur Dita dalam sesi eksklusif dengan Bintang.com belum lama ini.

Banyak hal baru yang membuat comeback Dita kali ini layak dinantikan. Faktor independensi, idealisme dan konsep yang lebih tidak terkekang merupakan sesuatu yang coba ia tawarkan kepada pendengar.

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sebagai langkah awal Dita merilis single debut bertajuk Setia yang bernuansa pop elektronik. Di sini ia menunjukkan sesuatu yang sangat berbeda, lebih bebas dan liar secara konseptual. Namun nyatanya ini hanya secuil dari Dita.

"Mulai dari pop, EDM, house, K-Pop ngumpul jadi satu. Misi besar aku di single Setia ini adalah gimana caranya lagu aku bisa ganggu orang, dan sepertinya itu berhasil. Tapi lagu ini ibaratanya teaser, masih permulaan," katanya.

Bintang.com pun semakin penasaran menggali lebih dalam tentang persona Dita yang tentunya berbeda dari Mey Chan. Kami juga membicarakan tentang Duo Maia serta pengaruh besar Maia Estianty dalam karier Dita. Simak selengkapnya berikut ini.

2 dari 3 halaman

Dita yang Makin Matang

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Menanggalkan nama besar yang telah dikenal pastinya bukan keputusan yang mudah. Kembali memakai nama asli pemberian orangtua, Dita Anggraeni bisa dibilang harus berusaha ekstra untuk menapaki kariernya ke depan.

Salah satu alasan kuat ia menggunakan nama Dita adalah karena sang ibunda. Hal ini juga didukung perubahan image serta kematangannya dalam bermusik yang saat ini ingin ia keluarkan.

Sebenarnya apa alasan kamu mengganti nama menjadi Dita?

Tadinya memang aku ada project single yang aku rilis ini. Trus mama lagi sakit keras, dan dia udah nggak bisa komunikasi. Dia bisanya cuma Dita...Dita. Itulah akhirnya aku kembali pakai nama pemberian orangtua.

Lagian orang kalau masih muda suka pakai nickname kan. Dulu waktu masih SMP SMA gonta-ganti nickname. Waktu kita udah mature, tiba-tiba pengen ganti nama asli. Ternyata management support.

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ada kekhawatiran sebelum memakai nama baru?

Memang sih kalau balik nama kaya gini harus tertatih-tatih, start dari nol lagi. Cuman bagi aku untuk kickback mengembalikan karier aku di musik lagi kuncinya tuh bukan ganti nama. Rahasianya adalah lagunya viral atau nggak. Jadi kalaupun namanya mau ganti Mawar, Dewi atau apa, lagunya ngetop ngetop aja. Jadi menurut aku kunci utamanya adalah kekuatan lagu. Kalaupun lagu ini nanti nggak viral, nggak happening, aku akan ngeluarin single kedua, ketiga, tetep berusaha.

Dita sempat berhenti di musik selama beberapa waktu, ke mana?

Aku sempat dua tahun vakum 2 tahun di industri musik. Dapet kerjaan nolak, tawaran di TV nolak kaya nggak butuh duit deh. Itu 2 tahun aku coba vakum, di Singapura, aku pikir aku bisa nggak kerja di musik lagi. Aku pikir dengan cukup dengerin musik memuaskan batin aku sebagai seniman. Jawabannya ternyata tidak, aku stress 2 tahun itu karena nggak berkarya. Akhirnya jadilah ini, karena banyak waktu akhirnya ngarang-ngarang, ngonsep segala macem jadi karya Dita yang Setia itu sebetulnya memang 99,9% ide aku.

Single Setia ini apakah sudah mewakili sosok Dita yang baru?

Sebenarnya aku tuh paling suka house music, nomor satu yang paling kusuka deep house. Cuman deep house nggak ada pasarnya di Indonesia. So aku pengen bikin lagu yang market masih kena. Akhirnya aku bikin musik, aku perhatiin dulu club di daerah-daerah. Ternyata kenanya breaks sama dutch. Aku ambil genre itu aku kemas gimana caranya aku minimalisir alaynya, karena menyesuaikan dengan musik yang diterima di daerah-daerah itu, dan jadilah lagu Setia.

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Pesan apa yang ingin Dita sampaikan di lagu Setia?

Jadi Setia itu aku bikin karena ngeliat jaman sekarang di TV tuh kayak ada perselingkuhan heboh, pelakor heboh pokonya demam hal-hal seperti itu. Netizen tuh benci banget sama pelakor. Di lingkungan sekitar aku sendiri juga banyak yang curiga dengan cowoknya selingkuh apa nggak. Daripada kamu curiga dia selingkuh atau nggak, playboy atau nggak, udah deh mendingan gausah kepo. Tutup mata aja, yang penting nggak ketahuan hidup lo lebih damai. Intinya positif aja deh, yang penting nggak ketahuan, karena kalau nggak tahu life goes on, dan happy happy aja.

Perubahan apa yang paling terasa sebagai sosok Dita?

Dulu waktu jaman Mey Chan pas aku keluar dari Duo Maia, bisa dibilang aku masih cupu. Aku sering ngeliat video-video lamaku, sumpah alay banget. Dulu tuh nggak bisa nyanyi sebagus sekarang. Dulu jati diri masih aura bimbang. Lu maunya apa nggak ngerti. I just follow the concept.

Berhubung usiaku udah makin tua, makin mature, Dita yang sekarang itu adalah bentuk hasil dari yang dulu-dulu di mana aku udah belajar. Aku udah tahu jati diri aku, apa yang kusuka, keluarin aja. Lebih matang istilahnya.

3 dari 3 halaman

Pengaruh Maia dan Dunia Maya

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Tak bisa dipungkiri Maia Estianty memiliki peran penting dalam karier Dita Anggraeni. Kerjasama mereka sebagai Duo Maia telah terjadi selama kurang lebih 9 tahun dan ternyata masih berjalan hingga saat ini.

Sebenarnya seperti apa status Duo Maia saat ini?

Kalo Duo Maia tetep dong. Cuman aku udah keluar dari management Bunda. Kalau ada job jadi ya ada dua management. Cuman memang duo maia ngga sesibuk dulu. Jadi kalau ketemu Bunda Maia jadi ya reuni. Bunda sendiri juga sibuk bisnis.

Jadi memang tidak bubar?

Nggak, Duo Maia nggak bubar, hanya secara management udah pisah. Bunda kan lagi melejit dengan bisnisnya, jadi sama-sama sibuk dengan kesibukan masing-masing. kalo ada job Duo Maia ya ketemu lagi, cuman sangat jarang.

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Siapa sosok yang jadi inspirasi bagi karier musik kamu?

Yang pasti Bunda Maia ya. Karena aku belajar banyak banget tentang musik dari dia. Mulai dari yang nggak tahu apa-apa sampai sekarang, aku banyak dapat ilmu dari dia. Dia ngajarin aku teknis, tips dan trik di musik segala macem. 

Sejauh mana Dita terlibat di single pertama?

Aku nulis dan produce lagunya, dan konsep video klipnya juga. Memang di single pertama ini aku memadukan banyak hal. Mulai dari musik kontemporer, EDM, hip hop, seksi, gothic, K-Pop semua jadi satu pokonya. Sebagai seorang seniman aku pengen ngeluarin aja apa yang aku suka dan pengen. Kalau nanti pengen buat musik yang lain ya bikin aja.

Apa definisi seksi bagi Dita?

Menurut aku seksi itu yang utama bukan muka atau badan. Nomor satu adalah aura. Jadi definisi seksi adalah karisma. Kalau muka sama badan yang penting good looking, udah. Tapi kalau karisma itu bakat, dan itu nggak mudah.

Eksklusif Dita (Foto: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari. Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bagaimana prinsip Dita menanggapi pro kontra netizen?

Aku baca komentar bukan karena kepo, pengen tahu hasil dari karya aku. Ketika aku buat karya aku pengen dia beda, di Indonesia nggak ada yang sama. Just me. Ketika aku baca komentar, menurut aku dengan lagu ini mengganggu kalian aja ini udah berhasil. Karena aku di lagu pertama ini teaser aja. 

Kamu ganti image sebagai Dita dengan pop yang biasa, akan jadi plain aja. Harus keluar yang ajaib dulu, nanti keluar single kedua dan ketiga ditata gimana supaya bisa viral. Yang pertama biar aneh aja dulu, mengagetkan aja. Di situ fokus aku. Orang yang suka lagu itu akan suka banget, tapi yang benci bakal benci banget. Aku ngerasa ini udah berhasil. Ketika aku menulis lagu ini gimana caranya harus 'mengganggu' orang. Gimana orang bisa penasaran dan kepo.

Dita menjadikan momen ini sebagai awal yang baru sebagai seorang solois. Tak melulu soal keinginan pasar, sudut pandang serta taste yang ia resapi selama ini bakal tertuang di karya-karyanya mendatang.