Fimela.com, Jakarta Holocaust, momumen memorial untuk mengenang jutaan kaum Yahudi Jerman yang menjadi korban genosida Nazi ini tengah menjadi sorotan warganet Indonesia, tepatnya setelah penyanyi Syahrini mengunggah fotonya yang sedang berdiri dan berpose di atas salah satu pilar di sana.
Berbagai kritik dan ucapan pedas pun kemudian membanjiri lama komentar foto Syahrini yang diunggahnya ke media sosial. Meski telah di hapus dan meminta maaf, namun sorotan terhadap tingkah Syahrini itu masih terus menuai sorotan, termasuk media lokal di Jerman.
What's On Fimela
powered by
Bicara soal kasus selfie di Holocaust Memorial, ini bukanlah kali pertama kasus serupa seperti yang dilakukan Syahrini menjadi sorotan. Selain Syahrini, ada banyak turis lain yang juga berfoto di tempat yang dan menjadi sorotan.
Ya, meski menjadi salah satu bangunan sejarah dunia, namun Holocaust Memorial bukanlah tempat yang diperuntukan untuk berfoto atau selfie, apalagi sampai menaikinya, mengingat tempat tersebut dibuat untuk menghormati korban genosida Nazi di tahun 1945.
Seorang artis asal Ireael Shahak Shapira yang keluarganya ikut menjadi korban Holocaust pun membuat sebuah gerakan, untuk memberikan 'hukuman memalukan' bagi orang-orang yang berfoto sesuka hati di Holocaust Memorial dan mengunggahnya ke media sosial demi gengsi dan eksistensi.
Gerakan Sanksi Lewat Yolocaust
Shahak lewat Yolocaust Project yang digagasnya membuat sebuah gerakan untuk memberikan peringatakn kepada para turis, bahwa berfoto ria di monumen tersebut adalah hal yang tak pantas dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, khususnya bagi keluarga korban.
Shahak mengambil gambar para turis yang berfoto tak sopan di Holocaust dan mengunggahnya di media sosial. Setelah menemukan foto-foto tersebut, ia pun kemudian mengedit dengan photoshop dan menggambarkan jika mereka sebenarnya sedang berpose di sebuah kamp pemusnahan Nazi.
Reaksi Warganet
Setelah mengedit foto-foto turis yang berfoto taak pantas di Holocaust, Shahak pun mengunggahnya ke situs Yolocaust. Tak sia-sia, salah satu turis yang fotonya diedit Shahak pun menyadari kesalahannya. "Saya benar-benar minta maaf," tulis turis tersebut lewat surat elektronik yang dikirimkan ke Shahak dan dinggah ke situs Yolocaust.
Selain itu, dukungan terhadap gerakan Yolocaust Projet pun mendapat dukungan dari warganet di media sosial. Semoga gerakan ini bisa menyadarkan siapapun yang berkunjung ke Holocaust Memorial juga tempat bersejarah lainnya, untuk berprilaku lebih sopan dan menghormati beda sejarah.