Banjir Air Mata di Pemakaman Ibunda Amara Lingua

Musa Ade diperbarui 25 Mar 2018, 16:00 WIB
Almahrumah kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Minggu (24/3/2018) sekira pukul 10.00 WIB. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Dari pantauan di lokasi, tampak Amara mengenakan baju putih dibalut kerudung abu-abu terisak meratapi jenazah ibunya yang perlahan-lahan ditimbun tanah merah. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Amara Lingua terlihat ditemani dengan suami tercintanya, Frans Mohede dan anak-anaknya. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Selain Amara dan Frans Mohede. Hadir di pemakaman Yapto Soerjosoemarno, selaku kakak ipar almahrumah, Abi Yapto dan istri, Jasmine Wildblood, pengacara Sandy Arifin, dan artis Sandy Tumiwa. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Berdasar keterangan Frans Mohede, suami Amara, almahrumah meninggal dunia setelah delapan hari dirawat di rumah sakit karena menderita sakit gangguan paru-paru. (Deki Prayoga/Bintang.com)
"Gangguan paru-paru. Infeksi paru-paru sih kata dokter, sempat dirawat selama delapan hari, nggak lama," kata Frans Mohede di TPU Kampung Kandang, Minggu (25/3/2018). (Deki Prayoga/Bintang.com)
Selama dirawat, Amara dan Frans selalu menemani almahrumah di rumah sakit. Frans mengaku tak mendapat pesan khusus yang diberikan ibu mertuanya sebelum menghembuskan napas terakhir. (Deki Prayoga/Bintang.com)
"Kami selalu menemani, lengkap sama keluarga. Kondisinya memang sudah lemah dan kami memang hanya bisa berdoa saja. Nggak ada (pesan)," kata Frans. (Deki Prayoga/Bintang.com)