Katsuko Saruhashi Ilmuan Wanita yang Buktikan Kehebatan Kaum Hawa

Lanny Kusuma diperbarui 22 Mar 2018, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Katsuko Saruhashi, nama tersebut rasanya agak asing di telinga. Namun, kamu harus tahu, jika dia adalah seorang ahli geokimia asal Jepang yang punya banyak kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.

Mengenal sosok Katsuko Saruhashi, wanita kelahiran Tokyo, 22 Maret 1920 ini memiliki keinginan untuk membuktikan jika kaum hawa mampu berkontribusi pada sains dan teknologi, seperti yang pernah ia sebutkan dalam kutipan berikut:

What's On Fimela
Katsuko Saruhashi ilmuan wanita yang jasanya mendunia. (Sumber Foto: Wikipedia)

"Ada banyak wanita yang memiliki kemampuan untuk menjadi ilmuwan hebat. Saya ingin melihat hari ketika wanita dapat berkontribusi pada sains dan teknologi yang setara dengan pria," kata Katsuko Saruhashi.

Hal itu pun berhasil ia buktikan lewat berbagai kontribusinya dibidang ilmu geokimia, yaitu menjadi orang pertama yang berhasil mengukur konsentrasi asam karbonat dalam air berdasarkan tingkat pH, suhu dan klorinitas secara akurat.

Berkat penelitiannya itu, ia pun berhasil merumuskan Tabel Saruhashi yang sangat berharga untuk para ahli kelauan dunia sampai saat ini. Berbagai penghargaan pun telah diraih Katsuko Saruhashi, dan ia pun berjanji untuk terus menjadi sosok yang inspiratif bagi kaum hawa dan mendorong mereka untuk mau belajar sains dan teknologi.

2 dari 2 halaman

Lamunan Katsuko Saruhashi yang Bawa Prestasi

Katsuko Saruhashi ilmuan wanita yang inspiratif. (Sumber Foto: The Matilda Effect)

Seperti kebanyakan orang, Katsuko Saruhashi juga mengenyam bangku sekolah. Namun lucunya, sebagai sosok yang begitu inspiratif, rupanya Katsuko Saruhashi juga pernah menjadi siswa yang suka melamum.

Namun lamunan Katsuko Saruhashi bukanlah lamunan biasa, yang mana hal itu membuatnya berpikir dan mengantarkannya pada prestasi yang mengharumkan namanya.

Ya saat itu hujan turun dan ia memikirkan pertanyaan sederhana tentang terjadinya hujan. Sampai akhirnya ia menemukan jawaban dari pertanyaan itu dan mengantarkannya mendapatkan gelar doktor dalam bidang kimia Universitas Tokyo tahun 1957.