Fimela.com, Jakarta Nggak semua orang memang, prefer mendengarkan musik saat melakukan olahrahga. Namun, ketika mereka mendengarkan musik, biasanya mereka memilih lagu dengan beat yang cepat untuk menambah semangat.
Tapi uniknya, sebuah studi menemukan, mendengarkan musik irama Latin dapat meningkatkan olahraga Anda. Pernyataan ini disampaikan dalam The American College of Cardiology.
Dilansir dari Men's Health, Sabtu (10/3/2018), studi ini dilakukan dengan memainkan lagu menghentak dengan gaya Latin pada satu kelompok partisipan. Kelompok lainnya tidak diminta untuk latihan dengan mendengarkan musik.
Menurut peneliti dari Texas Tech University Health Sciences, Amerika Serikat, kelompok yang mendengarkan musik mampu bertahan saat olahraga.
Orang-orang yang mendengarkan musik, dalam penelitian ini adalah musik Latin, maka tekanan jantungnya akan bertahan hampir satu menit lebih lama, dibanding mereka yang tidak mendengarkan sama sekali.
Jadi, ini bisa Anda jadikan alasan untuk memainkan lagu "Despacito" saat Anda olahraga.
What's On Fimela
powered by
Musik membuat tubuh lebih prima saat olahraga
Studi ini dilakukan acak pada 127 orang dengan melakukan tes treadmill dengan elektrokardiogram. Kebanyakan adalah usia 53 tahun dan memiliki riwayat medis yang hampir sama.
Dalam tes tersebut, para peneliti meningkatkan kecepatan dan kemiringan treadmill setiap tiga menit. Dimulai dari 1,5 mph pada tingkat 10 persen hingga 3,4 mph pada tingkat 14 persen.
Kelompok yang mendengarkan musik tersebut, bertahan hampir satu menit lebih lama sekitar 505,8 detik, daripada kelompok satunya yang hanya 455,2 detik. Selain itu, kelompok yang latihan dengan musik juga berlatih lebih keras.
Penelitian ini bukanlah temuan baru. Dr. Martin Matsumura, MD, kepala kardiologi di Geisinger Health System di Amerika Serikat mengatakan, data tentang hal ini bervariasi.
"Banyak penelitian dengan data bervariasi menunjukkan bahwa mendengarkan musik meningkatakan latihan dan kemampuan berolahraga lebih lama," kata Matsumura.
Walaupun begitu, banyak penelitian yang mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi.
"Ini masih belum jelas. Beberapa orang berpikir itu mungkin hanya sebuah pengalihan perhatian, yang memungkinkan Anda melepaskan pikiran dari rasa sakit," kata Matsumura.
Penulis: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com