Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang aktor senior, Slamet Rahardjo bukanlah tipe orang yang asal mengambil film untuk dimainkannya. Bahkan menurutnya, dibandingkan pemain muda, dirinya hanya mengantongi beberapa film saja.
Bukan tanpa alasan dirinya memilh-milih film. Baginya, film bisa menjadi vitamin bagi penikmatnya, namun bisa juga menjadi racun. Dan dirinya pun tak ingin memberikan racun untuk penikmat film tanah air.
What's On Fimela
powered by
"Saya (orang yang pemilh),sehingga dibandingkan anak muda zaman sekarang, film saya lebih sedikit. Ya itu, karena saya sangat pemilih, saya tidak sembarang main film, bagi saya film bisa menjadi vitamin, tapi sekaligus film bisa menjadi racun. Bisa menjadi racun bagi masyarakat,"ujar Slamet Rahardjo saat ditemui di kantor Bintang.com, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018).
Dengan memilih-milih film yang akan dimainkan, Slamet Rahardjo mengungkapkan sangat senang karena baginya, film-film yang dimainkannya bukanlah film sembarangan yang hanya bisa membodohkan masyarakat. Bahkan filmnya tersebut bisa masuk nominasi penghargaan.
"Saya bahagia sekali, saya tidak bermain film yang hanya membodohkan masyarakat. Terbukti, film saya rata-rata masuk penghargaan, kalau nggak menang ya masuk nominasi setidaknya," jelas Slamet.
Kini Slamet Rahardjo pun tengah sibuk mempromosikan film terbarunya, The Perfect Husband. Kali ini dirinya harus bermain dengan para pemain baru, seperti Dimas Anggara dan Amanda Rawles.
Saat bermain film The Perfect Husband, Slamet Rahardjo pun mengaku tak sembarangan memilih film tersebut. Bahkan dirinya pun menjelaskan 5 alasan mengapa orang lain harus menyaksikan film karya Rudi Aryanto tersebut:
Film The Perfect Husband bisa disaksikan segala usia
Menurut Slamet Rahardjo, film Bisa The Perfect Husband ini bisa disaksikan dari semua usia. "Film ini penting dilihat karena bisa dilihat semua usia ya. Mau anak muda maupun orangtua," ujarnya.
Anak muda akan tahu isi hati orangtua
Bagi Slamet Rahardjo film ini bukan tanpa alasan dapat ditonton semua usia. Pasalnya dengan film The Perfect Husband anak muda akan menyadari apa yang diinginkan orangtua padanya.
"Film ini baik untuk anak muda agar lebih tahu perasaan orangtua untuk menghadapi anaknya. Orangtua bukan untuk melarang anak melakukan sesuau, tetapi hanya ingin anaknya bahagia," ungkapnya.
Film mengandung kasih sayang
Menurut Slamet Rahardjo, kini Indonesia kurang ada rasa kasih sayang kepada siapapun. Sehingga film ini bisa menggambarkan dan menimbulkan harus adanya rasa tersebut.
"Film ini cerita kasih sayang, hari ini kasih sayang sudah tidak ada, orang berantem dimana-mana, orang banyak yang mau menang sendiri, dari menonton film ini saya berharap, kita bisa menyanyangi orang itu orang itu juga menyayangi kita. Kita tidak boleh bermusuhan dan menjelengkan. Tidak ada alasan untuk saling menyalahkan," tuturnya.
Perfect dalam film ini bukan artian sempurna
Dalam film ini, juga Slamet Rahardjo mengungkapkan bahwa kata Perfect bukan berarti harus sempurna dalam menjalani hidup. Namun tentang bagaiaman bisa menciptakan rasa bahagia.
"Perfect yang dimaksud disini perfect i can do be happy, jadi perfect itu bukan tidak ada yang salah, kalau nggak ada salah mah namanya malaikat," katanya
Menggambarkan kisah nyata
Bagi Slamet kenapa film ni harus ditonton, karena film The Perfect Husband ini menggambarkan kisah nyata yang ada di Indonesia saat ini.
"Bagi saya ini film realistis, tidak mengajari orang, tetapi mengajak orang untuk lebih baik.Tak hanya itu film ini juga mengajarkan bahwa cinta datang bukan karena dia tahu harus kemana alamatnya," jelasnya.
Film ini menceritakan tentang seoarang anak SMA (Amanda Rawles) yang sudah memiliki kekasih (Maxme Bouttier) tetapi harus putus, lantaran sang ayahandanya (Slamet Rahardjo) sudah mencarikan calon suami yang terbaik untuknya, seorang pilot (Dimas Anggara).