Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang produser, Sheila Timothy atau akrab disapa Lala menilai dirinya bodoh jika tak mengambil project film Wiro Sableng. Alasannya, film yang diangkat dari buku cerita berjudul sama tersebut memiliki potensi penonton yang cukup besar.
Dalam mengerjakan film Wiro Sableng, Lala mengatakan telah melakukan riset dan diskusi mendalam yang memakan waktu cukup lama. "Buku total ada 185 buku dengan rentang waktu 39 tahun. Kami mengambil genesis dari buku dan kemudian dicampur dengan cerita yang menarik," ujar Lala kepada awak media belum lama ini di Plaza Indonesia, Jakarta.
What's On Fimela
powered by
Untuk mendapatkan soul cerita, Lala dan tim membca semua seri novel Wiro Sableng. "Bacanya kami hampir baca buku semua. Jadi kami ada tim marketing yang bergilir baca tiga tahun lalu waktu mau buat film ini. Kami membaca dan mendiskusikan. Jadi saya tidak baca buku semua, ada tim dibagi," kata Lala.
Untuk sutradara, Lala memilih Angga Dwimas Sasongko. Ia menilai Angga Dwimas Sasongko mampu memvisualisasikan karya Bastian Tito yang begitu legendaries tersebut.
"Banyak hal-hal baru yang kami tampilkan, namun tidak meninggalkan esensi dari Wiro Sableng aslinya. Tidak meninggalkan garis merah dari Bastian Tito. Karena dari segi cerita, karakter, dan lakon dalam buku tersebut masih up to date," kata Lala. Berikut 5 alasan Sheila Timothy semangat membuat film Wiro Sableng.
1. Cerita yang Kuat
"Film tersebut punya basis cerita yang sangat kuat dan menarik, punya fanbase menarik dari penonton. Saya sebagai produser akan bodoh jika tidak memproduseri film Wiro Sableng yang sangat seru dan punya potensi asyik sekali," kata Lala kepada awak media belum lama ini di Plaza Indonesia, Jakarta.
2. Target Penonton Luas
Disinggung soal target penonton, sebagai produser tentunya Lala berharap film Wiro Sableng bisa mendapat sebanyak-banyaknya penonton."Target penonton sebanyak-banyaknya, Wiro Sableng bukan hanya silat saja, melainkan juga multi genre seperti action, fantasi, komedi. Saya rasa gabungan dari genre itu akan mempunyai potensi penonton sendiri," kata Lala Timothy.
3. Lintas Generasi
Penggemar komik, sinetron, dan film Wiro Sableng membuat film ini punya penggemar lintas generasi. Lala sadar akan hal ini dan menyesuaikan pembuatan filmnya.
"Tentunya sebagai filmaker pada 2018, dan ingin bertemu dengan audience harus melakukan penyesuaian secara teknis. Sekarang lebih bagus dari 80-an, CGI, visual effect, sekarang sudah mumpuni dan hal-hal itu yang akan kami tampilkan kepada penonton. Ditambah action koreo yang luar biasa, jajaran artis yang punya kemampuan akting di atas rata-rata," katanya.
4. Kerjasama dengan 20 Fox Century
Nantinya film Wiro Sableng ini selain diedarkan di Indonesia, juga akan tayang di beberapa Negara. Sebab, LifeLike Pictures selaku rumah produksi yang menggarap film Wiro Sableng menjalin kerjasama dengan rumah produksi 20 Fox Century. “Pertama kali fox melakukan produksi di Indonesia. dan, memang kami kerja sama selain produksi tetapi juga distribusi,” kata Lala.
5. Digarap Orang-Orang Terbaik
"Wiro sableng ini akan digarap oleh orang-orang terbaik Indonesia, itu cukup membanggakan buat keluarga. Dari sisi para film maker yang buat Wiro Sableng, mungkin mereka ingin menciptakan sesuatu yang baru, yang beda. Kenapa kita nggak menjadikan film ini sebagai genre baru tapi bisa jadi sesuatu yang komersil juga," ujar Vino Bastian yang berperan sebagai Wiro Sableng.