Editor Says: Pelakor Tidak Selalu Salah?

Nizar Zulmi diperbarui 27 Jul 2021, 10:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Masyarakat Indonesia tampaknya cukup kreatif dalam mengolah kata-kata. Istilah-istilah baru muncul dan marak digunakan banyak orang di dunia maya maupun nyata. Sebut saja pelakor.

Istilah pelakor (Perebut Lelaki Orang) memang sedang begitu marak isunya di masyarakat kita. Kalau orang dulu mungkin lebih familiar dengan Perusak Hubungan Orang (PHO) yang sifatnya lebih general.

Pelakor memang ditujukan kepada wanita yang berada di antara pasangan suami istri. Di satu sisi istilah tersebut terkesan menyudutkan kaum Hawa. Pasalnya Pebinor (Perebut Bini Orang) pamornya memang tak setenar Pelakor.

 

Pelakor berinisial NN yang disaweri uang

Baru-baru ini salah satu kisah pelakor ramai jadi topik perbincangan warganet. Sang terduga pelakor 'diadili' oleh istri sah, dihujani duit bahkan divideokan dan disebar ke seantero jagat maya. 

Komentar netizen pun beragam. Ada yang menganggap cara ini benar karena memberi efek jera pada pelaku, dan mencegah wanita lain agar tidak menjadi pelakor. Namun ada juga yang menilai perlakuan tersebut berlebihan dan tidak manusiawi. Pasalnya video yang tersebar di internet hampir mustahil dihilangkan sepenuhnya.

Bahkan banyak lagi kelanjutan cerita dari Tulungagung tersebut yang semakin dramatis. Pertanyaan yang muncul, sebenarnya siapa yang salah? Pelakor yang sukses merayu, atau suami yang gampang terbuai, atau justru istri yang tak mau introspeksi?

2 dari 2 halaman

Cinta Segitiga

Isu perselingkuhan masih jadi persoalan pelik di mata masyarakat. Banyak teori dan argumen diungkap sesuai dengan gender atau sudut pandang masing-masing.

Tapi di sini saya berusaha netral, tanpa mengedepankan fitur dan perspektif saya sebagai pria. Jadi siapa yang salah sebenarnya di antara cinta segitiga itu?

Para feminis akan cenderung menyalahkan sang pria. Mereka menggunakan ungkapan 'Yang salah ya pria, kalau memang dia setia pasti dia takkan bisa digoyahkan oleh apapun," Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga.

 

Ilustrasi pasangan. (Ilustrasi: msecnd.net)

Sementara para lelaki yang dikenal logis dan simpel biasanya berpikiran. "Dia cantik, dia mendekati saya dan ada kesempatan. Tak ada salahnya dicoba," katanya.

Tapi ada kalanya justru sang pacar/istri yang disalahkan. "Kalau ada perselingkuhan berarti hubungan mereka nggak baik-baik saja. Apakah si cewek nggak introspeksi, kenapa sampai suaminya melirik wanita lain?" kurang lebih demikian.

Jadi sepertinya tidak ada gunanya mencari siapa yang salah. Yang penting adalah bagaimana menjaga hubungan dengan komunikasi yang baik, saling terbuka, saling menjaga dan mau mengupgrade diri menjadi pasangan yang lebih ideal.