Fimela.com, Jakarta Zumi Zola memang tak henti menjadi bahan berita. Kali ini ia menyita perhatian publik karena statusnya sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi. Meminjam istilah almarhum Sutan Batoegana, ngeri-ngeri sedap rasanya kalau sudah menjadi bidikan lembaga sekelas KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Asal tahu saja sudah banyak pejabat, pengusaha dan malah penegak hukum yang terbidik oleh lembaga antirasuah ini. Mereka sulit untuk berkelit dan akhirnya harus terkapar di kursi pesakitan lalu mendekam di hotel prodeo. Akankah Zumi Zola bernasib sama? Tahan dulu rasa penasaran Anda, soalnya perjalanan kasus ini masih panjang.
What's On Fimela
powered by
Zumi Zola adalah satu dari sekian kepala daerah berlatarbelakang artis yang sukses meraih simpati publik. Bintang sinetron sejumlah sinetron laris dan film layar lebar ini berhasil menjadi bupati Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi masa bakti 2011-2016. Kala itu ia berpasangan dengan Ambo Tang sebagai wakil bupati. Belum genap masa jabatan sebagai bupati, ia sudah maju lagi sebagai calon gubernur Jambi. Kali ini ia berpasangan dengan Fachrori Umar. Dan lagi-lagi ia berhasil mendapat simpati publik sehingga ia berhasil menjadi Gubennur Provinsi Jambi periode 2016-2021.
Awal menjabat sebagai gubernur ia menggebrak dengan melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke beberapa lembaga dan instansi yang berada di bawah naungannya. Yang paling mencuat adalah saat ia melakukan sidak di kantor Samsat Jambi, dan saat ia pada tengah malam menyambangi Rumah Sakit Raden Mattaher, Jambi. ketika di rumah sakit ia marah besar karena dokter dan perawat yang bertugas tidak berjaga.
Sontak apa yang dilakukan Zumi Zola menyedot perhatian media lokal dan juga media nasional. Banyak orang yang berdecak kagum dengan aksi yang ia lakukan. Soalnya publik tidak sedang melihat Zumi sebagai seorang aktor yang sedang berakting di depan kamera. Publik melihat Zumi berstatus sebagai pejabat publik yang amat concern pada instansi yang banyak mendapat sorotan. Pendek kata apa yang dilakukan Zumi mendapat tanggapan positif.
Pertaruhan Kredibilitas
Kali ini Zumi Zola juga menarik perhatian publik dalam persoalan yang amat jauh berbeda. Ia terseret pada perkara dugaan koruspi. Tanggapan publik juga berbanding terbalik. Namun siapa yang sanggup meredam opiini publik yang sudah terlanjut berubah setelah bombardir berita soal Zumi Zola menjadi tersangka KPK dalam perkara dugaan penerimaan gratifikasi senilai Rp 6 milliar ini.
Setelah Zumi ditetapkan sebagai tersangka, Zumi tetap melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur Jambi. Bahkan ia masih percaya diri hadir dalam Raker Gubernur Seluruh Indonesia yang mengusung agenda 'Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dalam Penanganan Radikalisme, Terorisme, dan Bencana' yang digelar di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Dalam dunia hukum, sebelum hakim memutuskan perkara, asas praduga tak bersalah memang masih berlaku. Apalagi Zumi dan tim kuasa hukumnya melakukan beberapa langkah hukum seperti gugatan praperadilan.
Harapan kita sebagai orang yang berada di luar perkara ini Zumi bisa memberikan bukti sebaliknya atas sangkaan korupsi dari KPK. Kalau itu bisa dilakukan, dan Zumi Zola bisa menang di pengadilan, tentu ia akan mendapatkan kembali simpati yang dulu pernah didapat saat dia melakukan sidang di rumah sakit.
Publik akan menunggu proses peradilan yang akan dilakukan di Pengadilan Tipikor untuk menyidangkan perkara dugaan menerimaan gratifikasi Rp 6 milliar ini. Di sinilah pertaruhan kredibiltas seorang Zumi Zola diuji.
Perkara dugaan gratifikasi ini adalah ujian besar bagi pria yang juga anak dari Gubenur Jambi Zulkifli Nurdin periode periode 1999-2004 dan 2005-2010. Zumi Zola menjadi tersangka koruspi menambah panjang daftar kepala daerah yang dibidik komisi antirasuah. Mampukah ia lolos dari bidikan KPK sebagai tersangka atau sebaliknya akan menjadi pecundang dan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Kita tunggu saja hasil persidangan nanti. Ngeri-ngeri sedap kita menunggu hasil persidangan ini.