Mimpi Buruk Sebelum Kecelakaan Maut Tanjakan Emen

Gadis Abdul diperbarui 12 Feb 2018, 12:22 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebuah bus pariwisata terbalik di Jalan Raya bandung-Subang, Kampung Cicenang, Ciater, Subang, Jawa Barat, atau yang dikenal dengan Tanjakan Emen, pada Sabtu (10/2/2018) pukul 17.00. Setidaknya ada 27 orang tewas dalam kecelakaan maut tersebut, dan dua diantara korban meninggal adalah ayah dan ibu Yuliana.

Dilansir dari Liputan6.com, Senin (12/2/2018), Yuliana (33 tahun) kehilangan kedua orangtuanya, yakni Jono (56 tahun) dan Sugianti (55 tahun). Sebelum kedua orangtuanya ingin berwisata ke Maribaya, Lembang Bandung, Yuliana mengaku bahwa ia sempat melarang orangtuanya untuk ikut rombongan Koperasi Permata Ciputat tersebut.

“Pas almarhum pamit mau ke bandung kan posisinya kita lagi nonton berita longsr di Puncak sama bandara,” ujar Yuliana di rumah duka, Legoso, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu, 11 Februari 2018. Namun meskipun dilarang, ternyata orangtua Yuliana memutuskan untuk tetap ikut.

Yuliana bercerita kalau kabar kecelakaan bus di Tanjakan Emen pertama kali diketahui oleh anaknya. Saat itu, Yuliana pun langsung bergegas menyalakan televisi untuk mengetahui situasi terkini tentang kecelakaan maut di Tanjakan Emen. Yuliana yang sangat cemas itu pun langsung mencoba menghubungi ayah dan ibunya.

"Jadi pikiran saya, apa Bapak lagi sibuk nyelametin korban, makanya tidak kabari. Firasat saya bilang kalau Bapak bukan di bus itu," kata Yuliana. Tapi, Yuliana tak bisa menghilangkan rasa cemasnya lantaran sang ayah juga tak mengangkat teleponnya.

2 dari 3 halaman

Mimpi Rumah Hancur Sebelum Kecelakaan Maut Tanjakan Emen

Yuliana bercerita tentang mimpi buruk yang dialaminya sebelum kedua orangtuanya jadi korban kecelakaan maut Tanjakan Emen. (Foto: Liputan6.com/Ari Rizal)

Sebelum kecelakaan terjadi, kepada Liputan6.com, Yuliana bercerita kalau ia sempat mengalami mimpi buruk. "Firasat saya makin kuat itu karena pas hari H saya bangun karena mimpi. Jadi pas hari berangkat itu rumah ini hancur total enggak tersisa dan saya kaget langsung bangun dan posisinya pas Subuh. Jadi saya langsung salat Subuh," ucap dia.

Yuliana dan adiknya pun memutuskan berangkat ke RSUD Subang, tempat para korban dievakuasi dan dirawat. Dia mencari orangtuanya ke ruang UGD. Namun, kedua orangtuanya tak ketemu. Ayah dan ibu Yuliana akhirnya ditemukan di ruang jenazah dalam kondisi tak bernyawa.

Meskipun merasa sangat sedih, tapi Yuliana dan keluarganya mencoba untuk menerima kenyataan bahwa ayah dan ibunya termasuk ke dalam korban meninggal dalam kecelakaan maut di Tanjakan Emen. Jono dan Sugianti dikubur sesuai dengan permintaannya, mereka dikuburkan bersamaan dengan kain ihram yang dikenakannya saat umrah beberapa waktu lalu.

3 dari 3 halaman

Ayah dan Ibu Jadi Korban Kecelakaan Maut Tanjakan Emen: Sudah Janjian Menghadap Ilahi

Yuliana bercerita tentang mimpi buruk yang dialaminya sebelum kedua orangtuanya jadi korban kecelakaan maut Tanjakan Emen. (Foto: Liputan6.com/Johan Tallo)

Kesedihan tentunya belum bisa dihilangkan dari wajah Yuliana dan anggota keluarganya yang lain setelah sang ayah dan ibunya, Jono dan Sugianti meninggal karena kecelakaan maut di Tanjakan Emen. Meskipun Yuliana sempat berpikir kalau ini sudah merupakan jalan orangtuanya menghadap Sang Khalik.

Hinggak akhir hayatnya, Jono dan Sugianti terus bersama. Tak hanya itu luka yang dialami keduanya karena kecelakaan tersebut pun sama. Keduanya mengalami luka patah tulang di bagian tangan kiri. Padahal posisi duduk di dalam bus tidak berdampingan.

Jono dan Sugianti dikebumikan secara berdampingan di dalam kuburan massal bersama sembilan korban kecelakaan mau Tanjakan Emen lainnya di Taman Makam Legoso, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.