Fimela.com, Jakarta Longsor yang terjadi di Puncak, Jawa Barat pada Senin (5/2/2018) telah menjadi sebuah kabar duka, pasalnya selain akses jalan ditutup, bencana tersebut juga telah menelan korban jiwa. Terkait hal tersebut, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar menyebut bahwa penyebabnya adalah faktor alam yang bisa diantisipasi.
"Kalau yang di Puncak, itu adalah proses gerakan tanah yang boleh dikatakan secara utuh adalah kejadian gerakan tanah atau longsor. Yang di puncak itu faktor alam, di situ ada tanah atau batuan yang memiliki karakteristik rentan terhadap cor," jelas Rudy dilansir dari laman Liputan6.
Lebih lanjut ia mengatakn bahwa pemicu longsor Puncak adalah air hujan yang turun terus menerus, hingga membuat batuan tak lagi mampu menahan beban. "Kemudian pemicunya adalah ada air hujan yang secara terus-menerus kemudian tanah dan batuannya di situ jenuh, tidak mampu lagi menahan beban pada suatu lereng," katanya.
Longsor yang terjadi di Puncak itu pun bisa terjadi di daerah rawan longsor lainnya. Terkait hal tersebut, Rudy menyebutkan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya longsor seperti di Puncak.
"Manusia bisa menghindarinya misalkan saja memang sudah ada untuk budidayanya dengan terasering atau juga untuk jalan bisa membuat penahan-penahan ya kalau untuk jalan. Tapi kalau untuk perkampungan harus menghindar dan masyarakat harus bisa mengenal ciri-ciri longsornya dan indikasi terjadinya longsor," jelasnya.